Chapter 18

16.1K 921 14
                                    

Alex POV

Matahari sudah tenggelam. Langit pun sudah mulai gelap. Waktu menunjukkan pukul enam petang. Viona sedang mandi di sana.

Sementara itu, aku sedang membaca majalah-majalah yang ku sukai. Sebentar lagi makan malam akan dimulai.

"Kakaaakk!" teriaknya.

Pasti itu Brianna. Rupanya dia sudah pulang. Adikku yang satu ini memang sedikit manja. Pernah waktu dulu, dia merengek minta untuk dibelikan boneka. Ya, Anna sangat menyukai boneka. Aku tidak tahu kenapa. Yang aku tahu, sekarang ada banyak sekali boneka yang tersimpan di kamarnya. Mungkin jumlahnya puluhan lebih.

"Kakak, aku pulang." senyumnya mengembang. Ia lalu berlari memelukku.

"Iya, sudah lepas. Nanti kalau Viona tahu bagaimana?" kataku bercanda. Bodoh memang.

"Kakak, aku ini adikmu. Apa kau tak mengakui kalau aku ini adikmu?"

"Tidak, kau bukan adikku." kembali aku menggodanya.

"Kau jahat, kak. Kalau begitu aku tidak akan mengakuimu sebagai kakakku." ucapnya ketus.
Tawaku meledak seketika. Anna hanya mengerucutkan bibirnya.

"Jelek," cibirku.

"Kau bilang aku jelek? Tidak apa-apa. Yang penting Nathan menyukaiku." ia menjulurkan lidahnya di depanku. Anna hanya tersenyum tidak jelas.

Siapa Nathan? Apa dia mate nya?

"Nathan? Nathan Siapa?"

"Bukan urusanmu, kak." katanya tersenyum lagi, dan lagi.

"Ohh aku tahu sekarang. Dia mate mu kah? Dad memanggilmu hanya untuk hal ini?" aku menggeleng kepalaku pelan.

Anna tidak menjawab. Kepalanya menunduk malu. Haha, ada-ada saja adikku ini.

"Wahh, adikku sudah bertemu dengan mate nya ya. Nah, kapan kau akan menikah dengannya?" tanyaku sambil mengedipkan sebelah mataku.

"Kakaaaakk, aku baru saja bertemu dengannya beberapa hari ini." rajuknya.

"Tapi tak ada salahnya kan? Oh iya, kenapa kau tak membawanya kemari? Aku ingin berkenalan dengan calon adikku."

"Kak Alex, sudah. Jangan membahas ini lagi. Aku sangat lelah kak." kembali lagi, sifat manjanya muncul.

"Baiklah, kau beristirahat dulu. Aku akan melanjutkan ini lagi nanti."

Anna memutar bola matanya kesal. Bahkan ia tak menggubris ucapanku. Anna langsung pergi ke kamarnya. Dasar!

***

Viona POV

Aku sudah selesai mandi. Ku lihat Alex tak ada di kamarnya. Kemana dia? Apa dia ada di ruang tamu?
Aku baru saja mendengar ribut-ribut di sana. Alex bicara dengan siapa? Lebih baik aku menemuinya.

Terlihat di sana Alex sedang membaca majalah. Tidak biasanya. Hmm. Apa aku yang belum tahu? Ah itu tidak penting. Aku segera menghamprinya. Ku lihat dia sendiri di sana.

"Alex," ia menoleh ke belakang.

"Ada apa sayang? Kemari, duduk di sampingku." Alex menepuk-nepuk sofa yang ia duduki. Lalu aku duduk di sana.

"Tadi, kau berbicara dengan siapa?"

"Kau mendengarku sejak tadi? Aku berbicara dengan Anna." jawabnya.

"Apa?! Anna sudah pulang?" tanyaku kegirangan. Senyumku melebar.
Bahagianya aku. Aku tak akan merasa kesepian lagi. Bukannya aku tak menganggap Alex di sini, tapi aku akan lebih senang jika ada Anna di sampingku.

"Ya," jawabnya singkat.

"Baiklah, aku akan segera mememuinya." baru saja aku akan pergi, Alex menahan tanganku.

"Tidak usah, lebih baik kau menemaniku di sini. Brianna sedang beristirahat sayang. Dia terlihat sangat lelah."

"Emm baiklah." aku tidak jadi pergi menemui Brianna. Ya aku harus mengerti keaadaannya. Dia pasti sangat lelah setelah menyelesaikan urusannya di kastil istana.

"Viona, ada yang ingin aku bicarakan padamu,"

Ada apa? Apa yang ingin dia katakan? Seserius inikah?

"Ada apa? Apa yang ingin kau bicarakan, Alex?" tanyaku penasaran.

"Emm kapan kita akan menikah?"

Hah? What?!

"Maksudmu?"

"Aku ingin menikahimu secepatnya. Aku tak ingin kehilanganmu. Aku benar-benar takut kau akan meninggalkanku." pintanya.

"Ak-aku belum tahu." jawabku gugup. Tubuhku menegang. Tanganku bergetar.

"Baiklah, aku akan meminta saran dari Dad dan Mom besok."

Aku bingung. Sangat bingung. Aku memang mau menikah dengannya. Tapi apa harus secepat ini? Tuhan! Bantu aku.

"Hari sudah malam. Lebih baik kita tidur, Alex. Aku sudah mengantuk." kataku sambil menguap.

"Benar katamu. Baiklah, kita tidur sekarang."

Alex beranjak dari tempat duduknya lalu menarikku dan memeluk pinggangku ke kamar.

Cklek ...

Pintu sudah tertutup. Aku naik ke atas ranjang disusul Alex. Ku tarik selimut hingga menutupi sebagian tubuhku.

God! Alex membuka baju di depanku! Untuk apa?

"Alex, kenapa kau membuka bajumu?"

"Tidak apa-apa. Aku hanya merasa gerah. Bukankah kau menyukainya?" tanyanya.

Alex menaikkan alis dan mengedipkan sebelah matanya padaku. Uhh! Kau coba menggodaku huh? Selamat! Kau berhasil, Alex! Ah!

"Tidak, aku tidak suka." kataku bohong.

"Benarkah? Baiklah." ucapnya.

Ia naik ke atasku. Dia memegang kedua tanganku di samping kepalaku. God! Apa yang akan dia lakukan?

"Alex, apa yang kau lakukan? Lepas," kataku.

"Tidak mau." jawabnya singkat.

Alex menggeleng pelan dan tersenyum lebar. Ya Tuhan! Jantungku berdegup kencang. Lebih cepat dari sebelumnya.

"Alex, kau i-"

Belum sempat aku berbicara, dia sudah mencium bibirku. Membuatku diam mematung. Aku tak menolak atau membalas ciumannya. Aku hanya diam.
Alex terus mencium bibirku dan menjilatnya pelan. Tubuhku bergetar. Oh my God!

"Emmmhh..." aku melenguh pelan.

Ciumannya turun ke leherku. Ah! Ini sangat geli! Ku rasakan taringnya mulai muncul.

"Alex, jangan," ucapku lirih.

Alex menggigit leherku pelan. Ku rasakan Alex menghisap darahku di sana. Ah! Bukan sakit yang ku rasakan. Ini berbeda dari yang dulu. Aku tak bisa menjelaskannya. Yang ku tahu, sensasinya lur biasa! Aku melayang. Uhh!

Alex berhenti. Dia menjilati sisa-sisa darah yang mengalir di leherku.

"Kau menyukainya sayang?"

Aku hanya tertunduk malu. Tak berani menjawab.

"Haha mukamu sangat lucu, Vio." ucapnya.

"Aleeeeex!"

"Hehe ya sudah kita tidur sekarang." ucapnya sambil melepas cekalannya di tanganku. Fyuhh lega.
Alex mendekapku erat. Dia menyenderkan kepalaku di dada bidangnya.

"Selamat tidur, sayang." ucapnya.

"Selamat tidur, Alex."

Tak terasa aku telah tertidur di pelukannya. Tibalah aku di alam mimpi.

***

Segitu aja dulu. Nanti kalo ada waktu dilanjut 😁😚

Tunggu nextnya ya, vote nya jangan lupa 😊

My Mate Is A VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang