Dayu tersenyum merangkum buket bunga kecil yang diberikan ibunya di curtain call. Dia berjalan cepat menemui ibu dan nenek yang sudah menunggu bersama puluhan keluarga murid-murid yang lain di area tempat duduk penonton.
Dayu menghambur memeluk nenek lalu ibunya yang baru sampai di Beijing beberapa jam yang lalu. Mereka belum sempat bertemu karena dia sibuk di belakang panggung mempersiapkan penampilannya.
“Selamat, selamat.” Nenek menepuk-nepuk punggung Dayu.
“Terima kasih nenek.” Dayu senang keluarganya datang menonton pertunjukannya yang berjalan lancar dan sukses.
“Nenek,” suara Xiaoshuai memanggil dari samping.
Nenek menoleh dan tersenyum melihat teman-teman Dayu.
Guo Cheng Yu, Li Wang, Fang Xin, dengan sopan menyapa nenek dan ibu Dayu. Tapi Xiaoshuai setelah menyapa ibu dengan manja memeluk pinggang nenek dan memuji, “Nenek kau cantik sekali malam ini.”
Nenek tertawa mencubit pipi Xiaoshuai. “Mulutmu selalu manis. Seandainya saja aku punya cucu perempuan pasti sudah kujodohkan denganmu.”
“Nenek tidak perlu cucu perempuan. Dayu sangat cukup untukku. Apa nenek bersedia memberikannya padaku?” kata Xiaoshuai lagi.
“Hah kau mau cucuku yang ini?” Nenek menunjuk Dayu, “Boleh saja tapi kau harus membuktikan kau pria yang tepat untuknya. Ibunya sangat pemilih.”
“Ah kalau begitu malah gampang. Bibi sangat baik, dia menyukaiku, dia pasti merestui.”
Dayu meninju bahu Xiaoshuai. “Jangan bicara yang aneh-aneh. Apa yang dipikir orang jika mendengar omongan ini.”
Ibu Dayu tertawa mendengar candaan Xiaoshuai. Dia senang bertemu lagi dengan teman-teman Dayu. Dia sudah mengenal mereka semua. Mereka pernah menginap lama di rumahnya, terutama Xiaoshuai yang setiap tahun selalu datang bersama Dayu setiap libur panjang tiba seperti pulang ke kampung halamannya sendiri. Ibu menyukai mereka semua dan bersyukur anaknya memiliki teman-teman yang baik.
“Ayo kita pergi. Kurasa kalian semua lapar bukan? Bibi sudah memesan tempat.” Ibu mengajak nenek yang digandeng oleh Xiaoshuai berjalan mendahului. Malam ini mereka akan mentraktir teman-teman Dayu makan malam.
“Kenapa aku tadi tidak melihat yang lain di panggung?” tanya ibu.
Guo Cheng Yu yang paling dekat dengan ibu yang menjawab. “Kami di kelompok yang berbeda. Xiaoshuai, Li Wang, dan Fang Xin sudah pentas kemarin. Dayu hari ini dan aku besok.”
“Aku tidak tahu. Jika tahu pasti kami datang lebih cepat untuk menonton kalian kemarin.” Ibu berkata ditujukan pada Li Wang, Fang Xin dan Xiaoshuai. “Tapi besok aku akan datang dan menontonmu. Juga mengirim bunga,” janjinya pada Guo Cheng Yu.
Guo Cheng Yu tersenyum malu. “Terima kasih Bibi, tidak perlu repot. Jika bibi datang menonton aku sudah senang.”
“Tidak, sama sekali tidak merepotkan.”
Mereka sampai di lobby gedung pertunjukan. Ibu mencari-cari sopir mobil sewaan mereka dan menemukannya sedang berdiri menunggu sambil merokok di halaman depan lobby. Dia memimpin rombongan menemui sopir untuk sama-sama ke tempat parkir, saat menyadari kalau anaknya berdiri agak jauh sibuk menelpon. “Xiao Yu apa yang kau lakukan di situ?” panggil ibu.
Dayu buru-buru mematikan handphonenya mengikuti rombongan yang berjalan ke luar.☆—☆—☆
Wang Qing mengamati Dayu yang sedang memeluk seorang wanita. Dia tidak bisa melihat muka keluarga Dayu dengan jelas, karena dia berdiri di belakang dan cukup jauh dari mereka. Dia hanya melihat teman-teman Dayu mendekat dan menyapa ibu dan neneknya. Tampaknya mereka semua saling kenal dan akrab. Wang Qing ingin tahu kapan mereka bertemu, jika melihat Xiaoshuai yang sangat dekat dengan nenek Dayu sepertinya bukan sekali dua kali perjumpaan singkat. Kau tidak bisa berlaku seperti itu kecuali bermuka tebal.
Wang Qing ingin menjadi bagian dari keakraban itu. Tapi Dayu sudah memperingatkannya dua hari yang lalu kalau dia tidak ingin Wang Qing menemuinya setelah pementasan drama. Dayu bahkan bilang untuk tidak memberinya bunga di akhir acara atau mengirimkannya di belakang panggung jika tidak ingin dia membatalkan perjanjian mereka.
“Kenapa kau berlaku seperti itu, apa kau malu denganku?” Wang Qing benar-benar terpukul.
“Jangan berpikir yang tidak-tidak,” tegur Dayu.
Wang Qing memaksa. “Lalu kenapa? Kau harus memberiku alasan terlebih dahulu.”
“Aku bahkan tidak memintamu memberi alasan ketika kau bilang ingin melakukan sex denganku.” Dayu menggunakan senjata ampuhnya.
“Karena hal seperti itu tidak perlu alasan.” Wang Qing cemberut. “Dan jangan bilang sex. Kau terdengar seperti cabe-cabean yang bicara dengan sugar daddy-nya. Tidur bersama atau bercinta.”
“Hah,” dengus Dayu. “Sama saja.”
Wang Qing ingin membuka mulut tapi keburu dipotong Dayu.
“Aku tidak punya banyak waktu. Aku harus kembali latihan.” Dia mengambil tasnya, “Ingat kalau kau melanggar maka tidak ada sex untukmu.” Dayu sengaja menekankan kata sex untuk mengganggu Wang Qing. Tapi kemudian dia berkata, “Berhenti merajuk seperti itu. Kau jadi seperti …..” Dia tidak jadi bilang gadis kecil karena jelas Wang Qing tidak tampak seperti gadis kecil. Dia membiarkan kalimatnya tidak selesai dan melambai. “Aku pergi.”
Dan pria jahat itu sekarang pergi bersama teman-temannya, batin Wang Qing sedih. Kenapa kau membedakan aku dan mereka? Apa aku tidak pantas mengenal keluargamu? Dayu selalu membuat hatinya terluka.
Handphone berdering. Dengan malas Wang Qing menjawab. “Halo.”
“Hei berhenti memasang wajah sedih seperti itu.” Suara Dayu terdengar dari speaker handphone.
“Dayu?” Wang Qing terkejut tapi senang, berharap Dayu berubah pikiran?
“Kenapa aku merasakan kau sedang manyun sekarang.”
“Kau ada dimana?” tanya Wang Qing melihat berkeliling namun tidak menemukan Dayu.
“Tidak penting aku ada dimana,” kata Dayu, “Besok apakah kau ada waktu?”
“Kenapa?”
“Besok temani aku pergi.”
“Kenapa harus aku, kenapa tidak dengan teman-temanmu saja?” Wang Qing jual mahal. Dia tidak ingin dengan gampang memaafkan Dayu, pria jahat yang melukai hatinya dengan sengaja.
“Oh baiklah kalau begitu.” Dayu tidak berperasaan.
Tidak bisakah dia menghiburnya sedikit pikir Wang Qing sambil buru-buru menjawab, “Aku bisa,” lalu menyesal karena betul-betul sudah tidak punya harga diri.
“Jam sebelas siang. Aku akan memberitahukan tempatnya besok.”
“Ya,” kata Wang Qing.
“Berpakaian yang wajar jangan berlebihan.” Dayu mengumumkan.
“Hah? Kita akan kemana?” tanya Wang Qing heran karena Dayu tidak pernah mementingkan dress code.
“Tidakkah kau ingin berkenalan dengan keluargaku?”
“Oh…” Wang Qing tidak bisa bicara.
“Jangan bolos kuliah besok. Aku akan mengeceknya.” Dayu memperingatkan. Karena tidak ada respon Dayu meneruskan, “Hey kau dengar aku?”
“Ya,” jawab Wang Qing singkat.
“Aku pergi, bye.” Dayu memberi salam.
Wang Qing tetap diam sampai dia mendengar suara klik tanda hp Dayu dimatikan.
Oh Tuhan, bagaimana ini? Ahhh dia panik sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Qingyu fanfic
Hayran KurguDalam hidup ini, hanya perlu waktu sekejap untuk jatuh cinta, namun apakah itu cinta sejati perlu waktu yang sangat panjang untuk membuktikannya. Sepuluh tahun, dua puluh tahun, tiga puluh tahun hanya hitungan sementara karena batas sebenarnya ada d...