Arigatou

1.3K 85 5
                                    

Nura POV

  Matahari mulai tenggelam, sudah sekitar 3 hari dia belum membuka matanya. Perasaan resah, khawatir dan rindu menyelimuti hatiku. Rindu senyumannya, rindu kejahilannya, rindu semua yang ada padanya. Sebenarnya aku bisa menyembuhkan menggunakan sihir penyembuh yang sama seperti pertempuran di Hana City dulu. Tapi aku sudah janji agar tidak menggunakan sihir itu lagi. Yang bisa aku lakukan sekarang hanya menjaganya sampai dia membuka mata.

"kau berjuang terlalu keras Akito." gumamku yang melihat wajah pucatnya.

   Saat ingin melihat keadaan luar dari jendela, tubuh Akito bergerak sedikit. Dia mulai membuka matanya perlahan, aku yang melihat itu tersenyum bahagia seperti sudah menyambut kebangunanya. Di pipi sebutir air mulai turun aku akhirnya menutup wajah dengan kedua tangan agar Akito tidak melihatku menangis.

"Kenapa kau menangis?" tanyanya lemas tapi aku tidak menjawabnya.

"Hey..apa itu reaksimu setelah melihatku sadar?"

"Hiks..hiks..hiks..."

"Nura?" 

   Aku terkejut saat Akito menarik tanganku dari wajah. Dia tersenyum yang membuatku tidak bisa menahan tangisan lagi. Dia panik karena melihat tangisanku yang semakin kencang, dengan susah payah dia mencoba untuk duduk dan memandang ke dua mataku. Ini yang sangat aku rindukan cara dia menatapku. Bola matanya yang hitam jernih seperti kaca bahkan aku bisa melihat diriku di matanya.

"Kenapa kau menangis?"

"Hikss..hikss...apa kau tidak tahu bahwa aku ini bahagia..hiks...hikss..."

"Bahagia karena apa?"

"Karena ..hiks...hikss... kau sudah sadar,"

"Oh aku kira kau tidak bisa bahagia...hahaha,"

"Akito kau!" ucapku sambil memukul bahunya pelan.

"Nura sakit.." 

"Ah...ma..maaf..maaf aku kira tidak sakit,"

"Yah yah..."

   Ketika melihat bibirnya yang maju karena marah aku hanya tersenyum kecil.

"Sudahlah maafkan aku, sebaiknya kita bergegas menemui Yuki dan lainnya karena mereka sudah menunggu kau sadar,"

"Ya sudah."

  Aku kemudian memapanya untuk membantu Akito berjalan. Luka-luka yang dia terima memang cukup berat. Apalagi luka karena tusukkan pedang saat melindungiku. Untung saja luka di perutnya sudah aku obati walau belum sepenuhnya. Di ruang tamu terlihat Toshi, Yuki, Guya dan Sayu. Sontak mereka semua tersenyum karena melihat kehadiran Akito. Saat ingin berjalan menuju ruang tamu, Yuki berlari dan langsung memeluk Akito. Aku yang berada di sebelah Akito akhirnya berjalan menjauh mendekati Toshi.

"Akito-kun terima kasih,"

"Hmm....i..iya Yuki."

  Aku tahu betapa bahagianya Yuki saat ini. Apalagi Akito sudah dua kali  menyelamatkan desanya. Beberapa detik kemudian Yuki melepaskan pelukannya dan membantu Akito untuk duduk di sofa ruang tamu. 

"Bagaimana keadaan desa?" ucap Akito memulai pembicaraan.

"Berkat dirimu dan teman-temanmu yang sudah membantu, batu berharga kami tidak berhasil direbut oleh pasukan Darkmoon..tapi..." ucap Guya menggantung.

"Tapi apa?"

"Banyak penduduk desa yang terluka, apalagi suamiku yang terluka parah,"

"Apa lukanya sangat parah?" 

"Iya Akito, luka yang Gerian-sama alami sangat parah. Saat bertarung melawan Yu sepertinya Yu telah memberi racun kepada Gerian-sama," jelas Toshi.

"Tapi keadaan ayah sudah mulai membaik berkat Nura-chan, dia telah mengeluarkan sedikit demi sedikit racun yang ada di tubuh ayah,"

"Oh syukurlah," ucap Akito bernafas lega.

"Sepertinya aku harus melihat kondisi desa sekarang ini," Toshi yang berdiri.

"Kalau begitu akan aku temani," Yuki yang ikut berdiri.

"Aku juga akan melihat kondisi Gerian bersama Sayu, sebaiknya kau beristirahat Akito-sama." 

  Guya dan Sayu lalu meninggalkan tempat itu yang diikuti Toshi dan Yuki. Tapi sebelum Yuki benar-benar pergi dia berbicara sangat pelan saat melewatiku bahkan yang lain tidak dapat mendengarnya.

"Bersenang-senanglah Nura-chan." ucap Yuki yang berlalu pergi dengan senyumanya.

  Aku yang mendengar perkataan Yuki hanya tersenyum masam. Sekarang aku hanya berdua bersama Akito. Tiba-tiba saja dia berdiri dan mengulurkan tangannya padaku.

"Hah?"

"Ikut aku,"

"Tapi kau baru saja-"

"Sudah jangan cerewet."

  Akito menggegam tangaku erat. Kehangatan ini yang ingin aku rasakan dari tangannya. Entah kenapa aku sangat nyaman bila berjalan bersamanya. Kebahagian menyelimuti hatiku saat ini. Walau dia mencoba menyembunyikan wajah lelahnya. Tapi entah kenapa saat melihat dia tersenyum bahagia seperti ini jantungku berdegup lebih kencang. Apa ini artinya aku sudah jatuh cinta padanya? Entahlah biarkan semua itu berjalan sesuai takdirku.

-

-

-

-

-

Ayo vote dan commend dong....  : )


Battle The World (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang