Exercise

2.8K 149 11
                                    

Picture Yuki sengru

Author POV

Cit..cit...suara burung mulai berkicau dan sang mentari mulai menunjukan sinarnya.

Akito pun bangun dan mulai mengedipkan matanya untuk menyesuaikan cahaya yang menyinarinya.

"Hah.....sudah pagi rupanya."

Ia langsung bangun dari ranjangnya yang empuk dan menuju kamar mandi. Setelah beberapa menit dia mandi akhirnya dia memutuskan untuk memakai kaos hitam dengan jaket jeans yang dipadukan dengna celana jeans yang berwarna hitam pekat.

"Akito...cepat turun sarapanlah dulu," ucap seseorang dengan nada berteriak yang menyuruh Akito dari bawah.

"Ya bu."

Akito turun menutup pintu kamarnya dan langsung menuju Sumber suara tersebut.

"Pagi semuanya," ucap Akito dengan nada santai.

"Duduklah nak.....tak biasanya kau sudah rapi padahal hari ini libur....memang kau akan pergi kemana?" tanya ayah Akito

"Aku ingin pergi ke hutan Akasi ayah,"

"Untuk apa Akito-oniisan pergi ke hutan Akasi?" tanya adik Akito.

"Tentu saja untuk berlatih Ayumi,"

Tiba-tiba seorang maid mengantarkan makanan penutup untuk pagi ini.

"Ah terima Kasih Suki.....pasti kau tak berlatih sendirikan?" seorang wanita yang cantik dengan rambut sebahu terurai dan berwarna hitam.

"Tentu aku tak berlatih sendiri.....aku berlatih dengan patnerku,"

"Hayo siapa patnermu Akito-oniisan? " goda Ayumi.

"Kau itu masih berumur 9 tahun belajar sana dulu.....baiklah aku pergi dulu ayah ibu," pamit Akito kepada keluarganya.

"Hati-hati Akito-oniisan," ucap Ayumi yang melambai pada Akito.

Setelah tiba di hutan Akasi tepatnya dibarat kota Hana City. Akito menunggu kedatangan patnernya selama beberapa menit.

"Huh dia lama sekali," dengus kesal Akito.

Srek..srekk suara semak-semak yang saling bergesekan, Akito pun langsung memanggil pedangnya.

"Shap!" panggilnya dengan suara kecil.

Akito langsung Menyiapakan kuda-kudanya dan bersiap menyerang orang dibalik semak-semak itu.tapi....

"Maaf bila lama me...nun...gu...-"

Pedang Akito Berhenti beberapa senti di depan muka Nura.

"Apa yang kau lakukan?!" teriak Nura marah.

"Maaf aku kira kau musuh...habisnya kau lama sekali," jelasnya.

"Huh Sudahlah."

Nura sekarang memakai baju berwarna putih yang dipadukan dengan celana jeans pendek.

"Lalu kita harus latihan apa ?" tanya Nura.

"Sepertinya yang dikatakan Difa-chan kalau hanya aku yang bisa mengendalikan sihirmu.....jadi kita akan melatih ketahanan tubuh kita tapi dengan tidak menggunkan kao,"

"Untuk apa bukanya penyihir akan lebih kuat bila menggunkan kao?"

"Ya benar....tapi di salah satu buku yang berumur 1000 tahun itu untuk mengendalikan kitsune kau tidak boleh menggunkan kao,"

"Dari mana kau mendapatkan buku selama itu?"

"Huh sudah lah kau itu ternyata cerewet sekali ya."

"Baikalah sekarang kita mulai latihan ya....tapi nonaktifkan dulu kao mu," lanjut Akito.

"Ya baiklah."

-
-
-
-
-

Cring...cringg...suara dua pedang yang saling beradu.

"Tak kusangka klan Kagami sekuat ini..hah...hah...ha.." puji Nura sambil terengah-engah.

"Cih...apa kau pikir klan ku hanya bisa mengatur kekuatan orang saja...kau salah besar Nura?"

Pertarungan terus terjadi selama 1 jam sampai akhirnya Nura kelelahan dan hampir kehilangan kesadaran.

"Hah...hah...hah.." nafas Nura sekarang sudah mulai tidak teratur.

"Nura!" teriak Akito yang menahan tubuh Nura yang hampir jatuh.

Mau tidak mau Akito harus mengendong tubuh Nura dengan gaya mengendong tuan Putri.

"Maaf kan aku,"ucap Nura dengan lirih.

"Tak masalah....semua orang didunia ini pasti mempunyai batas kekuatanya dan aku pikir kau sekarang sudah mencapai batas," ucap Akito sambil menurunkan tubuh Nura di bawah pohon yang rindang.

"Hhh,"

"Apa kau haus?" tanya Akito.

"Ya,"dengan lemasnya.

"Tunggu sebentar saja..." ucap Akito sambil tersenyum hangat dan langsung berdiri di depan Nura sambil memejamkan matanya.

"Aku Akito Kagami memerintahkan kalian untuk membawakanku air segar dan bersih.......Kyari!"

Kao ditubuh Akito langsung menyebar kesegala arah pelosok hutan Akasi. Tak lama menunggu seekor burung membawakan air yang segar yang diwadahi daun. Nura yang melihat itu pun terkejut.

"Terima Kasih..kau boleh pergi," Akito mengambil daun berisi air dikaki burung itu dan memerintahkan burung itu untuk pergi.

"Ini minumlah...Nura...Nura...hai! Nura kenapa kau melamun?" teriak Akito.

"Oh ya maaf...kau tidak minum," tanya Nura dan mengambil daun itu.

"Tidak aku tidak haus," lalu duduk disamping Nura.

"Glek...glek...glek hah segarnya..kenapa kau tidak haus padahal kita sudah 1 jam berlatih dan aku tidak melihatmu minum? "

"Kau itu cerewet ya...huh karena aku sama sekali tidak lelah,"

"kenapa kau tidak merasa lelah? "

"Kau tak lupa kan kalau aku dari klan Kagami dan keunggulan klanku bisa mengatur kekuatan orang, sebenarnya bukan itu saja, klanku juga bisa menyerap energi alam itu sendiri bahkan tak memintapun alam akan dengan senang hati memberikanya," jawabnya panjang.

"Hebat sekali... oh itu sebabnya kau bisa memerintahkam burung itu," Nura kagum

"Ya bisa dibilang begitu,"

"Nura...kau harus terus berlatih untuk kau bisa mengendalikan kitsune... kedamaian dunia ada ditanganmu Nura," Akito berbicara dengan tatapan serius.

"Ya,"jawab Nura tegas.

Battle The World (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang