Battle The World 7 (part 1)

826 52 0
                                    

Nura POV

Aku bersandar di bawah pohon dan duduk di rerumputan kecil. Lebih tepatnya halaman. Memandang langit yang tampak cerah. Dengan suasana yang ramai.

Hari ini adalah hari di mana final Battle The World. Para murid, petinggi kota, petinggi kerajaan, dan kepala sekolah semaunnya berkumpul menuju gedung.

Suara laki-laki yang memanggil membuatku menolehkan kepala. Dia lalu duduk di dekatku.

"Ada apa?"

"Tidak apa-apa, aku hanya ingin bersamaku."

"Bukannya kau selalu bersamaku?" candaku.

Suasana hening sebentar. Aku kemudian bertanya kembali.

"Akito?"

"Hm?" ucapnya sambil memandang langit.

"Apa pedang keduamu itu hanya untuk membelah gunung? Maksudku kelebihan lainnya?"

Akito menolehkan kepalanya kearah.

"Pedang itu bisa mengambil jiwa."

"Hah?"

"Jika aku menusuk tepat pada jantungnya, dia akan mati."

"Mengerikan. Apa ada efek sampingnya?"

"Tentu, sebagai gantinya jiawa penggunanya ikut terambil."

Aku terbatu melihat Akito. Oleh sebab itu, pedang peraknya jarang sekali dia gunakan. Pedang yang mengerikan tapi juga mematikan.

Tiba-tiba Akito berdiri dan menepuk celananya yang kotor. Dia mengulurkan tangannya kepadaku.

"Ayo sudah saatnya!"

Aku melihat tangan Akito sebentar lalu menerima uluran tangannya. Kami saling tersenyum dan berjalan kearah gedung.

-

-

Author POV

Suara penengah menggema menandakan pertandingan di mulai. Nura dan Akito sudah bersiap dengan kuda-kudannya. Sedangkan, Kame dan Katsu terlihat lebih santai.

Nura dan Akito berlari kearah lawannya. Mereka memilih menyerang secara bersamaan. Terkadang mereka berlari zig zag.

Nura menebaskan pedangnya kearah Katsu. Katsu kali ini langsung menggunakan pedangnya. Mungkin dia ingin mencoba serangan fisik dengan Nura. Kedua pedang mereka saling bertubrukkan.

"Sepertinya kau hebat bisa mengalahkan Rin?"

Nura tidak menjawab dia tetap mempertahankan pedangnya yang saling bertahan.

"Sombong!"

Katsu mundur dan melompat ke atas untuk menyerang Nura.

Kame sedang asik bergulat dengan Akito. Mereka sepertinya saling tertarik.

"Partnermu itu, apa boleh untukku?" sambil menunjuk menggunakan tangan kirinya.

"Jika kau berani menyentuhnya sedikit saja, akan aku bunuh kau!"

"Jangan seperti itu. Aku hanya bercanda."

Akito menendang tanah dan mengeluarkan sihir pusaran anginnya tapi dengan mudah Kame membuat angin dengan kipasnya.

"Menyusahkan," keluh Akito.

Dibangku penonton...

Rin dan Lafia serius melihat pertandingan. Tidak ada ekspresi di wajah Rin padahal Lafia sedang berteriak-teriak menyemangati Akito dan Nura.

Rin seperti memikirkan sesuatu yang tidak bisa dia ungkapkan saat ini. Rin lalu berdiri dan berjalan kearah timur.

"Kemana Rin?"

"Toilet," balas Rin cuek.

Yuki dan Toshi juga berteriak sama seperti Lafia. Mereka menganalisis kekuatan kedua belah pihak.

"Pantas saja kita kalah, Akito bahkan bisa menandingi kecepatan Kame-kun."

"Kita tidak kalah hanya kemenangan yang tertunda." bantah Toshi yang membuat Yuki tertawa geli.

Rin membasuh wajahnya dengan air kran. Dia manatap kembaranya yang berada di kaca. Poninya dia kibaskan agar lebih cepat kering.

"Apa ini saatnya?"

-

-

-

Tinggalkan jejak ya....

Battle The World (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang