Health

785 46 0
                                    

Author POV

   Dua tumpuk kertas terpajang di meja belajar. Satu tumpukan bisa berisi 50 lembar kertas. Bukan kertas biasa, bisa dibilang itu dokumen penting. Dan gadis bernama Nura harus membaca semuanya.

"Astaga! Ini sangat merepotkan!" keluh Nura.

  Waktu sudah menunjukkan tengah malam, namun Nura masih membaca 40 lembar. Belum lagi memikirkan kondisi pasien di rumah sakit utama, Cran Hospital.

"Menjadi Headhelt terlalu sulit bagiku.. Huh... "

  Gadis itu bergumam sambil membaca lembaran-lambaran itu. Dia sudah resmi diterima menjadi kepala kesehatan kota dan Nura mendapatkan jas putih panjang dengan pin lambang  Hana City di dada sebelah kanan.

  Mau tidak mau Nura harus membereskan dokumen ini. Saat lembar dokumen sudah mencapai 45 Nura membaca hal yang sangat ingin dia ketahui. Sihir kutukan atau Blacker. Dia membaca dokumen itu dan memahami isinya. Yang tidak dia sangka Blacker sudah menimpa 10% dari penduduk Hana City sejak satu bulan terakhir.

"Ternyata kau tidak hanya mengincar aku saja, tapi juga penduduk kota. Kau licik Drakmoon."

"Nura, Drakmoon memang licik sedari dulu. Tapi jika sudah 10% penduduk yang terkena Blacker apa kau sudah tahu cara untuk mengatasinya? Ingat kau sekarang seorang Headhelt."

Suara Kitsune menggema di kepalanya. Sangking sibuknya dia sampai lupa jika sudah memiliki teman baru. Seekor hewan besar yang cukup aneh.

"Benar juga? Apa kau sudah tahu caranya?" Nura meletakkan kertas itu kembali dan menyenderkan punggung di kursi.

"Tentu. Lakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Difa."

"Hehehe kalau itu aku sudah tahu... Maksudku mantra apa yang harus aku bacakan dan bagaimana aku mengendalikan kao?!" ucap Nura dengan tawa yang dipaksakan.

"Hemm Tunggu aku akan buka buku yang di berikan Difa."

"Buku? Kau aneh!"

  Nura sempat heran, memangnya ada buku di ruangan Kitsune. Bila difikir ruangan Kitsune seperti hotel saja. Ia lalu menggelengkan kepala pasrah akan apa yang terjadi.

"Ohi... Aku menemukannya. Konsentrasilah kepada buku yang aku bawa, dengan begitu buku ini akan berteleportasi kearahmu."

Nura mengikuti perkataan Kitsune. Seketika di depan meja tergeletak buku berwarna biru tua yang terlihat kusam. Nura membersihkan sampul buku dari debu lalu membukanya. Gadis itu kemudian membaca dengan serius.
-
-
-
Cit... Cit... Cit

  Suara burung yang saling bersahutan membangunkan tidur seorang gadis. Nura mengedipkan matanya menyesuaikan cahaya yang masuk. Tidak terasa gadis itu  tertidur di meja belajarnya. Ia langsung melihat kearah jam dan berjingkat kaget. Waktu menujukkan pukul 7 pagi dan itu berarti dia terlambat ke sekolah.

  Nura kemudian membereskan dokumen yang tergeletak dan ia masukkan ke dalam tas. Setelah itu dia pergi ke kamar mandi untuk bersiap.

  10 menit kemudian, Nura turun dengan tergesa-gesa dan masuk ke dalam mobil. Juan yang sedang santai langsung menyetir menuju sekolah.

"Tuan Putri kenapa kau tergesa-gesa bukannya hari ini di sekolah tidak melakukan apapun?"

"Hari ini waktunya daftar ulang untuk Battle The World nanti, jadi aku harus mengurus keperluannya," ucap Nura sambil membereskan dokumen yang berada di tas.

"Lalu Akito-kun bagaimana?"

"Oh dia, karena Akito sedang sakit aku yang akan mengurus pendaftarannya juga. Mau bagaimanapun dia adalah partnerku." ucap Nura dengan senyuman kecil.

   5 menit kemudian Nura sudah tiba di sekolah. Juan lalu membukakan pintu mobil Nura untuk menghormati jabatan gadis itu. Nura lalu berterima masih dan berlari menuju ruang administrasi sambil membawa dokumen-dokumen rumah sakit, karena tasnya tidak muat.

   Saat berada di lorong, Nura merasa menabrak seseorang. Dan membuat dokumennya jatuh.

"Aduh! Maafkan aku!"
 
  Dengan sigap Nura mengambil satu persatu lembaran. Orang yang ditabrak Nura tadi juga membantu mengambil lembaran tersebut.

   Namun, ketika Nura mendongak menatap wajah orang yang ditabrak, ia terkejut. Dia lalu berdiri sambil menunduk.

"Kau sudah sembuh?"

"Bukanya kau yang menyuruhku untuk segera sembuh."

  Wajah Nura memerah malu, karena dia mengingat kejadian di rumah Akito

"Ba... Baiklah aku pergi dulu."

"Tunggu!"

  Gadis itu lalu memberhentikan langkahnya.

"Apa kau ingin daftar ulang Battle The World?" tanya Akito.

"Iya."

"Kalau begitu kau juga harus bersamaku untuk mendaftar. Ayo!"

   Akito mengambil setengah dokumen yang dibawa Nura dan berjalan mendahului gadis itu. Nura membatu sebentar lalu mengikuti langkah kaki laki-laki itu.
-
-
-
-
-
Vote dan comment jangan lupa ya...

Battle The World (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang