War 6

1.2K 103 0
                                    

Author POV

  Sudah sekitar 15 menit setelah Nura menghubungi Akito. Dia semakin khawatir dengan keadaan patnernya tersebut. Bahkan Akito sama sekali tidak memberi kabar kepadanya.

"Apa yang harus aku lakukan? Apa aku harus berdiam diri saja sementara patnerku mempertaruhkan nyawanya hanya demi misi?" gumam Nura.

  Keadaan di tempat Nura saat ini mulai stabil. Para penyihir yang terluka sudah dapat di sembuhkan. Dia sangat bersyukur karena mendegar bantuan dari serigala putih yang semakin memperkecil adanya korban. Tapi tetap saja selama dia hanya berdiam diri dan tidak melakukan apapun, Nura malah semakin mengkhawatirkan  Akito. Dia kemudian memutuskan untuk pergi menuju ke beradaaan Akito.

"Aku akan membantunya, apapun yang terjadi aku harus membantunya." ucap Nura.

   Sebelum dia keluar, Nura meminum obatnya agar staminanya cukup untuk melawan jenderal Darkmoon. Saat dia ingin meninggalkan tempat itu Guya memanggilnya.

"Nura!" teriak Guya sambil menghampiri Nura.

"Kau mau pergi ke mana?" lanjutnya.

"Guya-san aku harus membantunya,"

"Tapi-"

"Percayalah padaku. Dia patnerku apa mungkin aku berada di posisi aman sedangkan patnerku mempertaruhkan nyawanya?"

"Aku hargai keputusanmu, berhati-hatilah,"

"Terima kasih."

"Kasai." munculah pedang yang sangat tajam di tangannya.

  Nura kemudian keluar meninggalkan tempat pengobatan itu. Mata Nura sempat ingin menagis karena melihat banyak penyihir yang telah tewas. Dia terus menebas semua penyihir Darkmoon yang ada di depannya. Ketika Nura menatap ke arah langit dia melihat kepulan asap berwarna hitam.

"Suyo? Aku harus cepat,"

  Nura lalu menambah kecepatannya dan meningkatkan kao agar cepat sampai di tempat Akito berada.
-
-
-
  Saat Yuki dan Miyako tiba di sana, keadaan di tempat Toshi amburadul. Puing-puing berserakan dimana-mana, Batang pohon ada yang terbelah menjadi beberapa bagian. Terlihat duas orang yang berada di depan tubuh seorang laki-laki. Laki-laki itu terlihat lemas dengan banyak luka di badannya. Yuki akhirnya memekakan pengeliatanya. Dia pun tahu siapa laki-laki yang bersama kedua orang perempuan itu.

"Toshi apa kau baik-baik saja?" ucap Yuki yang kini berubah menjadi manusia.

"Aku akan berusaha mengobatinya," ucap Ellen yang kemudian berjongkok dan menyentuh dada Toshi.

"Ada apa sebenarnya?" Yuki bingung.

"Jadi begini..." ucap Hikari lalu menjelaskan.

Flassback on

Byar....

  Dari belakang tubuh Toshi, keluar ombak yang menerjang semua benda di depannya. Tapi Toshi sama sekali tidak terkena air  karena dia bisa mengendalikan ombak itu agar tidak mengenai dirinya. Rusi berusaha berlindung di tembok sihir yang dia buat. Saat Hikari melihat ada cela untuk menyerang dia berubah menjadi manusia dan mengeluarkan sihirnya.

" Koe wa, watashi wa kare o hakai suru... Teki o taosu tame ni anata o yobidasu watashitoisshoni kimashita." mantra Hikari yang dia nyanyikan.

  Klan wolf yang satu ini memang berbeda. Biasanya klan wolf langsung mengucapkan mantranya dan kemudian keluar sihir yang dipanggilnya, tapi untuk klan wolf yang satu ini. Mereka menggunakan nyanyian untuk mengeluarkan sihirnya.

  Saat Hikari terus membacakan mantra itu, tiba-tiba badan Rusi sangat sulit di gerakkan. Dia terus berusaha untuk bergerak tapi semua anggota badanya tidak mau menurutinya.

"Apa yang terjadi?" batin Rusi.

"Kamu takut?" ucap Ellen yang saat ini sudah berubah menjadi manusia.

"Apa dia bisa membaca pikiranku?"

"Ya benar, aku bisa membaca pikiranmu," Ellen yang semakin lama semakin mendekat dengan membawa panahnya.

"Apa yang akan kau lakukan hah!!" teriak Rusi di dalan hati. Bukan hanya kaki dan tanggannya saja yang tidak bisa bergerak dia juga tidak dapat berbicara.

"Aku akan menyelesaikan pertarungan kita,"

  Elle kemudian menarik busurnya dan muncullah panah perak dengan cahaya kuning yang mengelilinginya. Dia juga bernyanyi untuk menambah kao yang ada di panahnya.

"Anata wa watashi wa anata ni watashi no tamashī o ataeru
.... nozomu yō ni anata no tsuyo-sa o motanaide kudasai."

  Ellen menarik busurnya dengan perlahan dan-

CUSSS

Panah itu melesat tepat mengenai jantung Rusi. Dia merasa badannya sudah mulai lemah. Darah segar keluar dari jantungnya. Rusi akhirnya pasrah akan apa yang terjadi padanya. Dia malah tersenyum senang seperti kematian membawa kedamaian untuk dirinya.

"Terima Kasih telah menyelamatkanku dari Darkmoon. Asal kalain tahu semua pasukanku dikendalikan oleh Darkmoon. Selamatkan mereka!" batin Rusi.

  Tubuh Rusi perlahan menjadi debu tapi dia belum menghilang. Ellen yang bingung dengan maksud Rusi kemudian bertanya.

"Apa maksudmu?"

"Rencana Darkmoon selanjutnya adalah menyerang kota Hana city lagi. Dia menyerang sesudah pertandingan Battle The World, lindungi kitsune. Jangan biarkan Darkmoon mengambilnya,"

"Siapa Darkmoon sebenarnya?"

"Na...manya....a..dalah....H..-" tapi sebelum Rusi memberi tahu siapa Darkmoon sebenarnya,  tubuh Rusi sudah menjadi debu.

"H. Siapa?"

  Kebingungan memenuhi otak Ellen. Kurang sedikit saja dia bisa mengetahui siapa Darkmoon itu.

BRUK...

Toshi yang kehilangan keseimbangan terjatuh cukup keras. Hikari yang saat itu berada di atas pohon kemudian melompat turun dan menghampiri Toshi.

"Toshi kau baik-baik saja?" ucap Hikari khawatir.

Flassback off

"Kenapa kalian membiarkannya menggunakan kao yang tinggal sedikit?"

"Karena dia ingin melindungi teman-temanya."

Deg...

  Yuki hanya melebarkan matanya, karena tidak percaya akan ucapan Hikari. Toshi yang selalu jahil padanya dan jarang sekali untuk serius bisa memiliki tekad sekuat itu. Yuki akhirnya mendekat ke arah Toshi dan memegang tangan Toshi.

"Bertahanlah sekarang aku tahu siapa dirimu. Kamu hanya orang bodoh yang mengorbankan nyawanya demi melindungi temanmu." ucap Yuki sambil menunduk sedih.
-
-
-
-
-

Vote dan comment kalian sangat dibutuhkan😂



Battle The World (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang