Battle The World 5

836 55 2
                                    

Author POV

Rin dan Lafia berjalan keluar dari lorong menuju arena. Lafia merenggangkan tubuhnya, sedangkan Rin memandang Akito dan Nura yang sedang berbincang-bincang. Siluet Nura yang sedang mengobati ibunya pun muncul. Dia ragu untuk melawan Nura apalagi ibunya selamat karena dia. Tapi, Rin sadar bahwa ia harus melakukannya pertandingan ini.

Suara penengah memecahkan suasana hening. Kedua belah pihak sudah mengeluarkan senjatanya.

"3...2...1...Start!"

Rin menendang tanah sehingga mempercepat larinya. Akito sudah menyiapakan kuda-kuda dengan pedang yang horizontal. Ketika Rin ingin menebas Akito pedang berselimut kao merah menghalanginya. Perempuan itu berdiri dan menahan pedang Rin secara Vertikal. Itu adalah Nura.

"Lawanmu aku Rin-san," Nura dengan senyuman menantang.

Rin tetap setia memasang wajah datar. Tidak ada ekspresi yang tercetak di wajah putihnya. Mereka berdua mengadu kekuatan membuat percikan kecil di pedang Rin dan Nura.

"Baiklah dari pada aku mati ditangan Nura lebih baik aku melawan Lafia-san saja."

Akito mundur ke belakang lalu berlari kearah Lafia yang saat ini sedang membidik dengan senapannya. Peluru demi peluru meluncur kearah Akito, tetapi dengan sigap Akito memutar pedangnya menepis peluru Lafia.

"Hoho ini menarik."

Lafia memasukkan 1 benda persegi panjang ke dalam tempat peluru. Di mengunci benda Persegi panjang tersebut dan mulai menembakkan peluru kearah Akito. Laki-laki itu mencoba memutar pedangnya lagi.

"Peluru apa ini?"

Peluru Lafia menembus pedang perak Akito. Alhasil darah merah mengalir di bahunya. Akito mundur kebelakang menghindari jangkauan peluru Lafia.

Akito memegang bahunya dan menarik peluru yang tertancap. Dari warnanya saja peluru itu sudah berbeda. Peluru pada umumnya berwarna perak keabu-abuan. Peluru Lafia ini lebih berwarna kebiruan sedikit semburat putih. Akito lalu membuang peluru itu.

"Peluru yang bisa menembus benda padat. Apa kau membelinya di toko jalanan?" ledek Akito.

Lafia mengerutkan dahinya menahan marah.

"Apa katamu?! Aku membuatnya sendiri menggunakan kao!"

"Hahahah itu berarti kao yang kau punya hanya sebatas peluru tak bermanfaat ini?"

"Jaga mulutmu! Aku membuatnya dengan susah payah untuk bisa menembus sihir pelindung atau benda padat apapun. Bisa-bisannya kau melecehkan ciptaanku!!"

"Memang itu kenyataannya," Akito sambil mengangkat bahu.

Lafia memasukkan benda persegi panjang itu lagi. Kali ini bukan hanya 1, namun 3 sekali pun. Dia mengunci dengan kasar dan menarik pelatuk senapannya. Lafia saat ini terlihat marah.

"Rin-san aku kagum padamu...hah...hah...hah," Nura sambil mengatur nafasnya.

"Kau orang yang bisa membuatku seperti ini setelah Kame."

Lengan baju Nura sobek setengah. Luka-luka kecil juga tampak di kaki dan pipinya. Rin tidak jauh beda, kemejannya sobek sampai ke perut. Luka bakar di kaki Rin juga terlihat serius. Pertarungan yang sadis padahal mereka satu sekolahan.

Nura mengarahkan sihir bola api kepada Rin. Dengan sigap Rin salto menghindari bola tersebut. Sekarang giliran Rin yang menyerang menggunakan api berbentuk kepala kucing berwarna biru. Kucing itu mengikuti arah pedang Rin yang bergerak ke kanan dan ke kiri. Nura berusaha menghindar, namun sedikit rambut peraknya terbakar saat menghindar.

Battle The World (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang