War 2

1.4K 92 6
                                    

Author POV

  Mentari yang bersembunyi di balik gunung kini terbit dengan sinarnya yang membawa kehangatan, kehangatan yang seharusnya membawa kedamaian. Di desa klan wolf pertempuran terus berlangsung. Suara besi yang bergesekan menjadikan kedamaian yang seharusnya ada menghilang seketika.

"Hyaa!!!!" suara Toshi yang menebas salah satu pasukan klan Wolf.

"Hah...hah..hah..sudah sehari perang ini terjadi dan pasukan Darkmoon belum mau menyerah juga." ucap Toshi lirih.

CRATTT. Suara cipratan darah yang bersumber dari lengan Toshi. Sontak dia yang merasakan itu menjerit kesakitan.

"ARRGGG," Toshi sambil memegang lengannya. Sedangkan pasukan Darkmoon yang tadi menyerang Toshi berusaha menyerangnya lagi.

"Seharusnya di Medan perang kau lebih waspada!!!!" teriak wanita yang menyerang toshi sambil berlari dan mengarahkan pedangnya.

  Toshi kemudian memasang kuda-kuda dan berlari maju. Mereka lalu saling menyerang.
-
-
-
  Di tempat pengobatan Nura dan Guya sedang berusaha keras mengobati para penyihir yang terluka.

"Guya-sama apa dia baik-baik saja?" ucap Nura yang sedang meracik antibiotik.

"Dia kehabisan banyak darah Nura." ucap Guya yang kini sedang mengobati pria yang terbaring lemas.

"Guya-sama, ada berita buruk!!!" ucap penyihir medis yang berlari menuju mereka.

"Ada apa?"

"Gerian-sama terluka parah."

DEG

"Dari mana kau tahu?"

"Salah satu penyihir Toku melihat Gerian sama tertusuk pedang jendral Darkmoon tapi dia masih saja tetap menyerang,"

"Guya-sama!!!" Penyihir Toku yang berlari dengan raut wajah tegang.

"Ada apa?"

"Kami tahu seharusnya hal ini kami bicarakan dengan Gerian-sama, tapi tadi aku lihat Gerian-sama sedang bertarung dengan sengit. Jadi, bala bantuan pasukan Darkmoon sudah datang." Guya dan Nura melebarkan matanya yang terlihat sangat kaget.

"Be..berapa banyak?" ucap Guya terbata.

"Sekitar 100 orang dan saat ini penyihir kita yang masih bisa bertarung hanya 150 saja."

"Apa yang harus aku lakukan?" batin Guya panik.

"Bibi sebaiknya kita kerahkan saja dulu semua penyihir yang masih bisa bertahan selagi kita mengobati penyihir yang terluka." ucap Nura menenangkan Guya.

"Ya benar juga. Beritahukan kepada semua ketua kelompok untuk mengerahkan semua penyihir yang masih bisa bertarung dan beritahukan tentang bala bantuan Darkmoon," ucap Guya tegas, kedua penyihir itu kemudian berlari.

"Bibi bagaimana dengan Gerian-sama?" tanya Nura yang melihat Guya kembali mengobati penyihir itu.

"Tidak apa, dia akan baik-baik saja," ucap Guya.

"Tapi hatiku tidak mengatakan begitu," batin Sayu sambil menyertakan giginya.
-
-
-

  Cring.. suara pedang yang bergesekan. Akito tetap menyerang dengan segala kekuatannya. Akito yang biasanya terlihat seperti tidak pernah lelah saat ini sangat berbeda. Banyak luka yang dia terima. Akito kembali maju dan berhasil mengalahkan salah satu pasukan Darkmoon.

"Hah..hah...hah." suara nafas Akito yang terengah-engah.

Telepati on

"Teman-teman bala bantuan Darkmoon telah datang!!" suara Nura yang berada dalam pikiranku.

Battle The World (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang