Sakura mematut penampilannya di depan cermin kamarnya, sudah sempurana, kali ini ada yang berbeda darinya. Kalung berbandul kelopak bunga Sakura berwarna emas yang jarang dipakainya bertengger manis di lehernya.
Orang-orang menyebutnya Sakura Emas, mungkin karena batu bandul transparan yang berbentuk kelopak bunga Sakura yang berwarna emas. Satu-satunya alasan kenapa benda itu jarang ia gunakan karena ia merasa berat untuk memakainya. Ia selalu kena semprot Sasori saat memakainya, benda itu terlalu berbahaya untuk dipakai menurutnya.
Tidak ada yang spesial dari benda ini disamping harganya yang mahal dan hanya ada satu di dunia. Yang membuatnya spesial bagi Sakura adalah orang yang memberikannya. Akasuna Arishu, Benda ini menjadi kado spesial dari neneknya saat ulang tahunnya yang ke-17. Sakura harusnya merasa beruntung memiliki benda langka dengan harga yang mahalnya sama dengan 10 kali lipat harga mobil yang ia miliki.
"Sempurna." Gumamnya.
"Nona Sakura, yang lain sudah menunggu untuk sarapan." Seseorang memanggilnya dari luar pintu kamar, itu pasti Margaret, asisten rumah tangga di rumah Ruiz—kakak tertuanya.
Sakura membuka pintu kamarnya, benar dugaannya, Margaret masih berdiri di depan pintu kamarnya sambil tersenyum. "Ayo kita turun." Seru Sakura. Kaki jenjangnya menuruni anak tangga diikuti Margaret di belakangnya.
Kalung mahalnya ia sembunyika dibalik baju yang ia pakai, jika Sasori melihatnya mungkin pria itu akan memaksa dirinya untuk melepas kalung itu. Alasan kenapa Sakura sekarang tiba-tiba memakainya biar dia saja yang tahu.
"Pagi."
"Baasan." Akira—'pria' kecil berumur 5 tahun— berlari ke arah Sakura saat melihat gadis itu sudah turun dari kamarnya. "Woa, pelan-pelan Akira." Saking kencangnya berlari Akira sampai menubruk tubuh Sakura.
Ruiz dan Konan tersenyum melihat tingkah anaknya. Akira paling dekat dengan Sakura dan paling tidak bisa akur dengan Sasori. Mungkin karena Sakura anak terakhir jadi dia bisa memperlakukan keponakannya seolah itu adalah adik kecilnya. Dan Sasori memperlakukan Akira sama seperti ia memperlakukan Sakura, selalu menggodanya sampai kesal.
"Ayo sarapan sama-sama." Tangan kecilnya menarik tangan Sakura menuju tempat makan. Disana sudah ada Ruiz, Konan, dan Sasori.
"Tidurmu nyenyak?" Sakura mengangguk semangat, Ruiz tersenyum melihat adik kecilnya pagi ini. Jarang ia bisa berkumpul dengan adik-adiknya. Mereka hidup terpisah sejak ia menikah. Adik-adiknya berada di Jepang sementara dirinya di San Francisco memegang perusahaan ayahnya yang diturunkan padanya, nantinya Sasori pun akan begitu. Tapi Sakura, ia masih belum tahu dengan adik terkecilnya, gadis ini susah ditebak dan cenderung menyimpan semuanya sendiri, terlepas dari sifatnya yang periang. Hal itu yang membuatnya dan Sasori kadang khawatir, Ia kadang suka menemukan adiknya sudah menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa tahu kapan masalahnya datang.
"Gaara-nii mana?" Sakura sama sekali tidak menemukan keberadaan sepupunya di ruang makan, padahal setahu Sakura jika soal makanan Gaara biasanya tidak pernah ketinggalan. Apalagi melihat pemandangan makanan di depannya saat ini.
"Lari pagi." Timpal Sasori, "Duduk disini." Tangan pria itu menggeser kursi disebelahnya untuk ditempati Sakura, tangan kecil Akira tiba-tiba menarik Sakura menjauh. "Tante Sakura duduk disebelahku."
"Heh kau anak kecil." Sasori merasa tidak terima adiknya direbut begitu saja, oleh anak kecil pula. Pria itu makin mencak-mencak tak jelas saat Akira menjulurkan lidahnya. Sakura tersenyum canggung, sepertinya pagi harinya akan selalu berisik untuk beberapa waktu kedepan.
oooo
Sasuke berjalan menuju loby apartemen dengan malas, beberapa menit lalu orang loby menelponnya memberitahu ada yang mencarinya disana. Ia baru tiba di Frisco dua jam lalu, haruskah diganggu sepagi ini?
Sakura tersenyum saat kekasihnya tiba, "Selamat pagi."
![](https://img.wattpad.com/cover/99599652-288-k636784.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Brave
FanfictionAkasuna Sakura tahu dirinya tak sepenuhnya sempurna. Bisa memiliki semuanya tidak berarti bisa memiliki Sasuke juga. Benarkah? Kita lihat siapa yang akan tertawa pada akhirnya... kau hancurkan hati ku, aku hancurkan mobilmu. "Kau tahu lagu ini sayan...