Hari ini Sakura sama sekali tidak bertemu dengan Sasuke, dari pagi sampai saat ini ia terus bersama Gaara yang sibuk komentar ini-itu tentang baju apa yang akan ia pakai nanti malam. Sasori dari tadi pagi sudah ada di Grand White House, ini acaranya jadi wajar jika kakaknya turun langsung mengurus tektek bengeknya.
Tok Tok
"Sudah siap?"
Itu pasti Gaara. Ia yang paling semangat datang ke pesta, bukan Gaara namanya kalau tidak semangat dengan hal semacam ini, ia pasti sudah siap dengan wanita-wanita yang nanti mengantri untuk dansa dengannya.
Sakura refleks menjulurkan lidahnya saat membayangkan hal tadi.
"Ya."
Sakura memandang cermin sekali lagi, tidak ada yang kurang kau sudah benar-benar sangat cantik. Pilihannya jatuh pada gaun vintage berwarna putih gading yang bagian pundaknya hanya ada tali spaghetti, benar-benar sexy.
"Wow." Gaara terpaku beberapa saat ketika Sakura keluar dari kamarnya. Sakura benar-benar sexy, messy bunds milik Sakura benar-benar..., oh gadis polos ini benar-benar elegan malam ini.
"Jika bukan sepupu, kau sudah kurebut dari Sasuke."
Sakura tersenyum miring, "Terimakasih pujiannya."
oooo
Sakura melangkahkan kaki jenjangnya santai menuju pintu besar ballroom yang masih tertutup. Sosoknya menyita perhatian banyak orang di lantai dasar hotel baru milik Sasori.
Siapa yang tidak kenal Akasuna? Keluarga yang menurut desas-desus seperti keluarga mafia: kaya, erat hubungan persaudaraannya sekaligus berbahaya. Ngomong-ngomong soal mafia, Akasuna bukan keturunan murni Jepang, ada darah Spanyol yang juga mengalir di darah mereka.
Akasuna Yandro, mempunyai ayah keturunan blasteran Spanyol menikah dengan ibunya yang memang asli keturunan Spanyol. Setelahnya tuan besar Akasuna ini menikah dengan Arisu keturunan berdarah Jepang murni yang kini menjadi nenek Sakura. Mempunyai tiga orang anak, dua laki-laki dan satu perempuan. Keturunan selanjutnya didominasi oleh laki-laki.
Dua orang penjaga membungkuk didepan mereka saat keduanya tiba di depan pintu. Sakura dan Gaara mendapatkan topeng yang berbeda setelah mereka memperlihatkan undangannya.
Angka acak yang ada didalam undangan adalah petunjuk, mulai dari ruangan mana yang akan mereka tuju, pintu mana yang akan mereka masuki, hingga topeng jenis apa yang mereka pakai nantinya. Sakura berdecak kagum, kakaknya benar-benar briliant.
oooo
Sasuke sudah pegal berdiri sejak tadi. Itachi, pria yang membawanya kesini malah sudah hilang entah kemana. Harusnya ia tidak datang dengan Itachi, harusnya ia datang dengan Sakura, oh, atau Shion? Perempuan itu kini berjalan ke arahnya, pakaiannya cukup terbuka.
"Hai, selamat malam." Shion mendekati Sasuke hati-hati, ia juga tahu diri, tempat ini ramai dan akan jadi omongan macam-macam jika ia tidak membatasi diri saat dekat dengan Sasuke—yang orang-orang tahu—tunangan sahabatnya.
"Hn." Sasuke meneguk minumannya hingga tandas.
"Kau tidak terlihat senang bertemu denganku malam ini, kenapa? Karena aku bukan Sakura?"
"Jangan mulai." Desis Sasuke, Shion sepertinya sudah siap berargumentasi dengannya.
"Kau tidak menjawab panggilanku dan tidak menghubungiku sama sekali kemarin, jelaskan."
"Perlukah? Di tempat seperti ini?" Sasuke menaikkan sebelah alisnya.
"Kau tahu aku menunggumu seharian, sementara kau bersenang-senang dengan Sakura. Menurutmu bagaimana?" Shion mulai panas melihat reaksi Sasuke yang datar-datar saja tidak seperti biasanya. Sejak mereka di Frisco, sejak perjanjian lelaki ini dengan Sakura ia mulai kehilangan kontrol atas Sasuke.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brave
FanfictionAkasuna Sakura tahu dirinya tak sepenuhnya sempurna. Bisa memiliki semuanya tidak berarti bisa memiliki Sasuke juga. Benarkah? Kita lihat siapa yang akan tertawa pada akhirnya... kau hancurkan hati ku, aku hancurkan mobilmu. "Kau tahu lagu ini sayan...