"Sasuke!"
Sasuke yang sudah siap dengan kuda-kudanya langsung menghajar dua orang pria yang membuka pintu dengan kasar.
"Kya.." Sasuke menarik dan menghajar salah satu yang berhasil menyentuh Sakura, hingga pingsan. Sakura memekik lagi saat satu orang lainnya mencekik Sasuke dari belakang. Sasuke sekilas menatap Sakura dan memberi isyarat untuk tetep diam di tempat saat wanita itu maju ke arahnya, ia sudah mulai kewalahan tapi masih berusaha melepaskan diri. Sakura dengan gemetar meraih pistol yang tergeletak di sebelah pria yang pingsan tadi.
DOR
"Arrrgh."
"Uhuk.. uhuk.." Cekikan di leher Sasuke terlepas saat peluru dari pistol yang Sakura pegang berhasil menembus pundak lawannya, dihirupnya udara dengan ganas. Pria bule itu beralih menatap Sakura berang dan berangsek maju, sementara Sakura tidak tahu jalan lain selain beringsut mundur.
"You want me to kill you first miss?"
Dengan pandangan yang masih kabur Sasuke melihat pria itu berhasil mencapai Sakura yang saat ini ketakutan bukan main.
"Sialan." Sasuke maju dengan APAR ditangan lalu menghantamkannya ke kepala lawannya. Tanpa menunggu lawannya berhenti mengerang, Sasuke kembali menghajar pria itu tanpa ada rasa kasihan sedikit pun dari sorot matanya.
"Kesalah terbesarmu karena sudah berani menyentuhnya." Sasuke menatap pria di kakinya dengan tatapan tajam, rahangnya mengeras menahan marah.
Brug.
Dengan pukulan terakhir di kepalanya, pria itu kehilangan kesadaran.
"Kau tidak apa-apa?" Sasuke berjalan khawatir ke arah Sakura yang gemetar. "Ssst... sudah tidak apa-apa. Aku akan membawamu keluar dari sini." Sasuke berusaha menenangkan Sakura yang mulai menangis dalam dekapannya. "Aku takut. Aku takut, Sasuke."
"Tidak, kau berani." Sasuke membantahnya, "Kau ini pemberani." Sasuke memandang wajah Sakura yang terlihat kacau saat ini. Wajar jika perempuan itu ketakutan. Ini baru dua minggu setelah Sakura bangun dari tidurnya, trauma akan kecelakaan itu masih lekat di ingatan. Sasuke juga sama, ia masih begitu takut jika ingat tubuh Sakura yang berlumuran darah. Tapi sekarang bukan saat yang tepat untuk memikirkan itu.
Pria itu merobek kain yang ia temukan dan menghapus noda darah di tangan Sakura, berharap Sakura merasa lebih tenang jika tidak melihat itu. "Hei dengarkan aku. Semua akan baik-baik saja, aku akan menjagamu sampai kau keluar."
Sakura menggeleng, "Tidak, kau tidak akan masuk lagi. Tidak masuk lagi. Kau hampir mati tadi, laki-laki itu mencekikmu." Ia cengkram lengan Sasuke kuat-kuat. Pria itu tidak tahu apa yang harus ia lakukan pada Sakura yang kembali histeris selain membawanya kembali dalam dekapan. "Iya, aku tidak akan kembali. Aku akan bersamamu."
"Jangan pernah pergi lagi."
"Tidak, aku akan tetap bersamamu."
Setelah lima menit berlalu, Sakura akhirnya tenang. Mereka keluar dari sana menyusuri koridor yang bau anyir. Sakura memandang sekitarnya, entah mana tubuh yang masih hidup dan mana yang sudah tidak bernyawa. Tangan kirinya digunakan untuk membekap mulut sementara tangan kanannya digenggam Sasuke kuat-kuat. Sakura melawan rasa mual hebat yang tiba-tiba menyerangnya saat mereka sampai di koridor yang lain. Sasuke mendadak berhenti.
"Ada apa? Sa—" Belum sempat Sakura menyelesaikan ucapannya, Sasuke sudah membawa Sakura berlari balik arah. Ada empat orang pria yang mengejar mereka di belakang.
"Sasuke..." Mereka berhenti di balik tembok koridor yang lain. "Pegang ini." Sasuke menyerahkan pistol yang sudah terisi amunisi pada Sakura. "Aku janji kau tidak perlu sampai menggunakannya seperti tadi." Pria itu kemudian pergi sebelum Sakura menjawab ucapannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Brave
FanfictionAkasuna Sakura tahu dirinya tak sepenuhnya sempurna. Bisa memiliki semuanya tidak berarti bisa memiliki Sasuke juga. Benarkah? Kita lihat siapa yang akan tertawa pada akhirnya... kau hancurkan hati ku, aku hancurkan mobilmu. "Kau tahu lagu ini sayan...