Terror

9.2K 687 29
                                    

Gaara melangkah santai dengan tangan yang dimasukkan ke saku celananya sambil tersenyum remeh. Ia tahu saat ini sedang diawasi empat orang asing, gerakannya justru malah sengaja agar diikuti. Malam ini akan jadi malam liarnya di San Franscisco.

Matanya menangkap dua mobil mengikutinya di belakang saat mobilnya mulai bergerak. Ia tidak akan langsung pulang ke rumah Ruiz sekarang.

"Jangan bercanda." Gumamnya rendah, setelah selesai menganalisis ia tahu bagaimana tipe lawannya sekarang.

Gaara tidak berencana menaikkan kecepatan kendaraannya, main-main dulu boleh juga pikirnya. Selama lima belas menit mobilnya berjalan dengan kecepatan standar, ia membiarkan begitu saja dua mobil yang berwarna sama dengan mobilnya membuntuti sebelum akhirnya pria itu ngebut.

Pria tampan itu tersenyum melihat jalan di depannya, ia sudah hampir dekat dengan lombart street.

Gaara menyalakan lampu send kanan dan memutar stirnya. Satu mobil di belakangnya yang lebih depan dari mobil kedua mengikutinya. Ia tersenyum puas. Ia hampir sampai pada jalan di depannya. Gaara benar-benar terlihat akan belok menuju lombart street. Tepat sebelum ia berbelok, Gaara membanting stirnya kembali ke kiri dan melesat cepat bak peluru ke arah depan. Satu mobil terkecoh dan terjebak masuk menuju jalan yang terkenal dengan tikungannya yang tajam dan jaraknya yang panjang di dunia.

Satu lagi,batinnya.

Jalur yang sedang dilaluinya agak sempit dan dipenuhi mobil-mobil besar pengangkut barang. Di depannya ada container, jalannya santai, dan sedikit menghalangi. Melihat mobil di belakangnya mulai mendekati, Gaara langsung mempercepat laju mobilnya. Tikungan ke arah kiri sudah terlihat di depan matanya. Dengan cepat Gaara kembali melesat, ia masuk diantara dua mobil besar yang berurutan. Mobil di belakang, menambah kecepatannya. Sebelum mobil itu dapat menjangkau jarak mobil yang di kejarnya, Gaara sudah menghilang.

"Adios amigo." seru Gaara dari jauh setelah membuka jendela mobilnya.

Dan bebas kabur.

oooo

Sasuke bangun lebih pagi hari ini, sejak tadi ia menghirup harum strawberry bercampur mawar dari rambut Sakura. Rasanya ia ingin waktu berhenti saat ini juga, jangan makin siang, atau jangan bangunkan Sakura sekarang. Karena saat perempuan ini bangun maka semuanya akan berakhir. Rasanya nyaman, diam-diam ia merasa beruntung bangun lebih dulu jadi bisa menikmati momen ini. Ia tidak tahu kenapa, sejak semalam perasaannya seolah di aduk-aduk oleh Sakura.

"Kau membawaku kesini?"

Oh, Sakura sudah bangun ternyata.

"Hn."

Perempuan ini masih belum menunjukkan wajahnya di depan Sasuke, ia sudah bangun sejak lima menit yang lalu. Sakura agak kaget menemukan dirinya bangun dipelukan Sasuke pagi ini, ia tidak ingat apa yang terjadi semalam. Yang ia tahu semalam dirinya mabuk. Oh tidak, apa saja yang ia racau semalam? Ia sama sekali tidak ingat, mendapatkan perlakuan Sasuke padanya pagi ini yang berbeda dengan Sasuke yang biasa ia merasa ada yang salah, salah yang baik.

Sakura menaikkan tubuhnya untuk melihat wajah Sasuke. Astaga, wajah Sasuke dipagi hari tampan sekali, ia tiba-tiba berharap jadi wanita beruntung yang bisa menikmati ini tiap pagi. Sasuke terpaku menatap Sakura, perempuan ini mungkin benar-benar malaikat yang jatuh dari langit.

"Kita tidur disini?" Tanya Sakura ragu-ragu.

"Menurutmu aku tidur di sofa?" Sakura mendadak menyesal sudah memuji Sasuke dalam hati, Sasuke tidak jadi tampan di matanya dengan nada ketus tadi.

"Aku tidak tahu ya, aku kan semalam mabuk."

"Bagus kau sadar."

Mereka selanjutnya diam, hanya ada suara hujan di luar jendela yang terdengar di telinga keduanya.

BraveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang