The Wedding

4.9K 467 92
                                    

Akasuna Arishu adalah salah satu sosok yang ia segani. Pembawaannya yang tenang tanpa emosi yang terlihat bergejolak adalah sesuatu yang menenangkan sekaligus mengancam bagi Sasuke. Dan kini orang itu ada di hadapannya.

Sasuke memandang wanita tua itu dengan tatapan yang lurus tanpa ekspresi di wajah. Wanita itu mengelus wajah Sakura yang tertidur sebelum perhatiannya kini tertuju pada Sasuke.

"Kau mencintainya."

Sasuke menangkap kalimat itu sebagai pertanyaan meski intonasinya seperti sebuah pernyataan.

"Undoubtedly."

"Undoubtedly yet you put her into trouble." Ucapnya tenang. Sasuke ingin sekali mengernyit, tapi akhirnya hanya wajah datar yang lagi-lagi bisa ia tampilkan. Masalah yang mana? Mereka terlalu banyak terlibat dalam masalah bersama-sama sampai ia lupa masalah yang mana yang sedang dibahas oleh wanita di depannya.

"Ah, but you two love the trouble."

Ah akhirnya Sasuke mengerti. Kepalanya menunduk, sambil menahan sakit di ujung bibirnya yang memar ia berkata, "Aku minta maaf atas apa yang telah aku lakukan, aku sepenuhnya bertanggung jawab atas Sakura dan anak kami."

"Aku selalu mengawasi cucu-cucu ku seumur hidupku. Sakura bukan anak perempuan yang mudah diatur, punya dunianya sendiri. Aku sangat mengerti cucu-cucu ku kecuali yang satu ini—pandangannya melembut menatap Sakura, lalu kembali lagi menatap Sasuke—aku berterimakasih padamu karena selalu menjaganya." Ketegangan yang Sasuke rasakan sejak tadi perlahan-lahan pudar, digantikan dengan ketenangan yang mengalir di pembuluh darahnya perlahan-lahan.

"Uchiha Sasuke. Kalian bahkan sudah mengikatkan diri satu sama lain sebelum aku mengikat kalian." Akasuna Arishu sedang tersenyum misterius di mata Sasuke.

"Kau benar, apa yang kau dan Sakura lakukan adalah hal yang tidak bisa aku anggap benar. Dan sangat wajar jika aku beri kau dan Sakura hukuman."

Sasuke memandang wajah damai Sakura sambal berpikir, "Apapun itu asal jangan pisahkan aku dengan Sakura."

Kalimatnya mengundang gelak tawa Akasuna Arishu, "Astaga, kau benar-benar mencintai cucu ku. Hukuman mu cukup berat nantinya, tapi aku yakin kau bisa. Kau cukup tangguh untuk mendampingi Sakura ku."

Sasuke menunggu kalimat selanjutnya, sekiranya apa hukuman yang akan ia dapatkan, tapi kalimat itu tidak pernah di dengarnya. Arishu berdiri dari duduknya bersiap-siap untuk keluar. "Kau selalu bisa menghubungi ku kapan pun ketika situasinya genting." Wanita itu lalu benar-benar menghilang dibalik pintu.

"Haaaah..." Sakura membalikkan tubuhnya ke arah Sasuke saat yakin neneknya sudah tidak disini. "Apapun asal jangan pisahkan aku dengan Sakura?" Salura mengejek dengan suara yang dibuat-buat, lalu lanjut berkata, "Kau membuat aku mendadak mual, seperti bukan Sasuke."

"Ya, aku alien." Sasuke menatapnya datar. Sakura mengelus ujung bibir Sasuke yang terluka sambil tersenyum, "Oh sepertinya aku lebih mencintaimu daripada Uchiha Sasuke."

"Kau benar-benar." Sasuke menggelengkan kepalanya. Kalau dipikir-pikir, kalimatnya tadi memang agak menggelikan, ia terlalu reflex dan buru-buru bilang begitu, tapi jauh dalam hatinya ia benar-benar serius.

"Menurutmu dia tahu aku pura-pura tidur atau tidak?" Sakura mengganti topik obrolan.

"Tahu."

Sakura menaikkan sebelah alisnya, "Masa sih? Dia bilang dia paling tidak mengenal aku."

"Aku rasa terbalik, kau yang tidak kenal dia."

Sakura terdiam, merenungi sebentar kata-kata Sasuke sejenak lalu kembali menatap wajah lelah tunangannya. Sasuke kurang tidur akhir-akhir ini, pria itu hampir selalu ada di sisinya, dan selalu memastikan Sakura tidak turun dari ranjang selain ke kamar mandi.

BraveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang