The truth

10.9K 730 134
                                    

Kegelisahan Sakura dalam tidurnya, ampuh menjadi alarm tidur Sasuke. Seperti saat ini.

Laki-laki itu terbangun saat mendengar lenguhan dan isakan tangis Sakura yang masih tertidur. Sakura mengernyit, air matanya mengalir. "Sshh... Sakura? Sakura bangun." Sasuke menepuk pelan pipi wanita itu, satu tangannya yang lain mengelus tangan Sakura yang terinfus dengan hati-hati. "Sakura bangun." Ucapnya sekali lagi.

"Ugh... Sasuke?" Bisiknya parau. Sasuke menghela nafas saat akhirnya Sakura bangun.

Ini sudah satu minggu sejak Sakura kembali dirawat di rumah sakit. Dokter belum mengizinkannya untuk pulang meskipun Sakura ingin. Semua orang di sekitarnya dibuat pusing jika Sakura mendadak merengek ingin pulang, yang paling sering jadi korban adalah Sasuke dan Sasori. Tiga hari ini tidur Sasuke tidak nyenyak, Sakura bisa tiba-tiba gelisah lalu menangis dalam tidurnya seperti barusan.

"Aku membangunkanmu lagi? Maaf ya." Ucap Sakura menyesal, kalau saja ia bisa mengatur alam bawah sadarnya. Sasuke menggeleng, tangannya sekarang mengelus alis Sakura.

"Ada apa denganmu?" Sasuke menatap mata Sakura dalam-dalam. Membaca pikiran Sakura adalah tantangan tersendiri untuknya, tapi ada beberapa keadaan yang membuatnya harus bertanya. Ia tidak mungkin membiarkan wanita itu gelisah tiap malam, menebak-nebak sendiri, atau membiarkan sendiri sampai Sakura cerita—opsi terakhir tidak akan pernah terjadi.

"Aku mimpi buruk."

"Kau mau cerita?" Sakura balas tatapan Sasuke tanpa bicara, menimbang-nimbang mau bercerita atau tidak. "Ini hanya mimpi buruk." Jawab Sakura pada akhirnya. Ya, cuma bunga tidur yang tidak seharusnya dipikirkan. Kalau mimpi yang membuatnya terbangun dengan banjir air mata itu selalu sama tiap malamnya, mungkin Sakura akan curhat. Ia hanya merasa lelah akhir-akhir ini, bosan, dan beberapa perasaan lain yang tidak bisa dijelaskan.

"Hn, kalau begitu tidurlah lagi. Ini masih jam 3 pagi." Sakura memperhatikan Sasuke yang sudah siap-siap untuk kembali tidur. Sejak Sakura menjawab ajakan menikahnya, Sasuke memenangkan posisi jaga malam dari Sasori. Setiap jam 9 malam ia sudah siap menumpuk dua bantal diatas single sofa lalu menggeserkannya dekat dengan ranjang tidur Sakura. Ia akan tidur setengah duduk di sofa lalu kakinya menumpang di ranjang Sakura, tangan Sasuke akan menggenggamnya saat tertidur.

"Sasuke?"

"Hn?" Sasuke membuka sebelah matanya  mendengar cicitan Sakura. Sejujurnya ia sangat lelah malam ini, Sasuke baru tiba di rumah sakit pukul 8 malam setelah semua pekerjaannya beres—ia masih harus memastikan keadaan Sakura dari jauh, ia juga masih memikirkan kejadian minggu lalu yang sampai sekarang masih belum beres sementara menemani Sakura yang sudah tertidur beberapa jam lalu.

"Kau... mau tidur disini?" Sasuke mengernyit tak mengerti, ia juga sedang malas berpikir saat ini.

Sakura menggeser tubuhnya. Melihat Sasuke tidur tidak nyaman membuat Sakura tidak tega, apalagi melihat wajah lelahnya malam ini. Sasuke tersenyum mengerti, selelah apapun, ia tidak pernah merasa keberatan melakukan hal lebih untuk orang-orang terpenting dalam hidupnya. Sasuke pernah langsung pulang ke Jepang saat tahu ibunya masuk rumah sakit, padahal dirinya baru tiba di Korea.

"Aku takut mimpi buruk lagi." Ucap Sakura bohong. Dulu, saat Sasuke khawatir, apapun mau Sakura pasti dituruti. Sasuke memandang Sakura sejenak lalu beringsut mendekati Sakura dan membaringkan diri di sebelahnya. Mereka masing-masing merasa canggung, Sakura lupa bagaimana bisa ia tidak canggung saat berinteraksi sangat intim dan emosional beberapa waktu lalu dengan pria ini.

Sasuke berdeham, ia mencari posisi tidur menyamping yang enak tanpa membuat Sakura terganggu. Mau peluk tapi ragu, mau membelakangi Sakura tapi tidak mungkin. Sasuke menggunakan tangan kirinya sebagai bantalan sehingga posisi wajahnya lebih tinggi dibanding Sakura, tangan kanannya tidak bergerak kemana-mana—menganggur dan canggung. Sementara Sakura masih menundukkan wajahnya, berpaling dari mata Sasuke yang saat ini menatapnya.

BraveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang