Kepala gadis itu terasa berdenyut . Pandangannya berubah menjadi sedikit buram . Nafanya tersenggal karena pasokan oksigen yang kurang . Sinb menutup matanya . Kepalanya masih bersandar di bahu Jungkook .
" Aku ingin bilang kalau ...."
" Aku mencintaimu Jeon Jungkook "
*******
Kedua mata gelap Jungkook membulat sempurna karena terkejut . Tidak ada yang terucap dari bibir Jungkook setelah Sinb selesai bicara . Pria itu diam . Berusaha meyakinkan dirinya sendiri jika telinganya tidak bermasalah . Membuat sunyi seketika melingkupi mereka berdua .
Jeon Jungkook menyandarkan tubuhnya pada dinding dingin lift .Kepalanya terasa berdenyut . Jungkook tidak bisa berpikir jernih sekarang . Jantungnya masih belum berdetak dengan baik . Nafasnya masih terasa tercekat , ditambah lagi dengan pasokan oksigen yang kurang di tempat itu .
Kepalanya menoleh ke arah Sinb . Memandang nanar mata gadis itu yang tertutup , ditambah dengan wajah pucatnya . Jungkook meremas pelan jemari dingin gadis itu . Tangan kanannya menyusup ke belakang punggung Sinb . Merengkuh tubuh lemah Sinb dan mendekatkannya nya ke arah tubuhnya . Tangannya megelus surai kecoklatan gadis itu lembut . Perasaan bersalah serasa mencekik Jungkook .
Jungkook merutuki dirinya sendiri . Bagaimana bisa ia tidak meyadarinyanya. Meyadari jika selama ini Hwang Sinb selalu memandangnya dengan tatapan memuja . Mencintai dirinya secara diam-diam . Mengharapkannya , lebih dari sekedar ikatan pertemanan .
Ingatannya berputar , pada saat ia meceritakan jika dirinya menyukai Choi Yuju . Dengan tanpa bersalahnya dirinya memuji habis-habisan gadis itu di depan Sinb . Tanpa pernah tau bagaimana perasaanya .
Gadis itu terluka . Hwang Sinb terluka . Dan itu semua disebabkan olehnya .
" Maaf " ucapnya lirih .
Jungkook mempererat pelukannya di tubuh Sinb .Tubuhya terasa semakin melemah . Pandangan matanya mulai memburam .
Brakk....
Sayup-sayup suara terdengar . Beberapa orang terlihat menghampirinya . Menggoncangkan tubuhnya . Kemudian semua berubah menjadi gelap .
***************
Hwang Sinb perlahan membuka kedua matanya . Mecoba membiasakan penglihatannya dengan sinar matahari yang muncul melewati celah-celah tirai putih ruangan itu . Aroma khas obat-obatan tercium tajam pada organ penciumannya begitu ia membuka matanya .
" Bau rumah sakit . "
Sentuhan lembut dan hangat dapat ia rasakan di tangan kanannya . Gadis itupun menengokkan kepalanya . Medapati seseorang tertidur sambil menggegam tangan kanannya .
" Jimin oppa " ucapnya .
Pria itu menggeliat . Sayup-sayup suara terdengar mengusik tidurnya . Ia pun membuka matanya .
Menolehkan kepalanya ke arah Sinb . Park Jimin membulatkan matanya . Senyum lebar meghiasi wajah tampanya begitu menyadari jika gadis itu sudah sadar .
" Sinb-ya " ucap Jimin .
Sinb tersenyum . Gadis itupun berusaha bangun dan mendudukkan tubuhnya . Melihat itu , Jimin tak tinggal diam . Tangan kokohya membantu gadis itu untuk duduk dan menyandarkannya pada ranjang .
" Terima kasih oppa " ucap Sinb .
Jimin mengangguk sebagai jawaban .
" Kau sudah tak apa-apa kan ? " tanya Jimin .
Raut wajahnya menujukkan kekhawatiran yang teramat dalam . Tidak ada yang bisa membayangkan bagaimana paniknya Park Jimin . Saat tau jika Jungkook terjebak di lift dan harus dilarikan ke rumah sakit . Namun yang lebih mengejutkan baginya adalah saat tau jika Sinb juga ikut terjebak dalam kejadian itu .
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Dance ; Sinkook ✔
FanfictionKarena kisah mereka hanyalah kepingan cinta terlambat yang berharap untuk berakhir bahagia