Chapter 27

1.3K 180 12
                                    

Kedua iris gelap jimin masih saja terpaku . Memandang sosok Hwang Eunbi yang tengah terlelap dengan sendu . Lampu tidur di samping nakas menjadi satu-satunya cahaya . Berdampingan dengan beberapa figura yang memajang foto mereka .

Tampak bahagia . Belum terlukis luka .

Jemarinya yang semula diam kini bergerak mengusap puncak kepala gadis itu . Lembut , tidak ingin membuatnya terganggu . Usapan itu kemudian turun . Membelai jejak-jejak air mata yang telah mengering . Setelahnya , hanya helaan nafas berat dari bibir Jimin yang beradu .

Melelahkan .

Jimin heran kenapa ia masih mampu bertahan . Hatinya lelah . Bahkan rasanya berkali lipat lebih sakit dari sebelumnya . Pria itu lalu menyandarkan tubuhnya pada sandaran tempat tidur . Memejamkan matanya sejenak , berusaha menghilangkan kalut . Dalam tenang , tiba-tiba saja sekelebat bayangan percakapannya dengan Min Yoongi kembali terngiang . Awalnya Jimin tidak mengerti apa yang coba dikatakan Yoongi . Hingga saat pria Min itu mulai berbicara , barulah ia sadar . Pria itu mengetahuinya .

Semuanya , tentang kisah rumit yang melibatkan hubungannya dengan Sinb dan juga maknae mereka .

Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam . Ruang latihan akan terasa begitu sunyi ketika hari libur seperti ini . Diberi jatah libur selama seminggu setelah konser membuat mereka lebih memilih untuk pergi bersama teman atau keluarga daripada pergi ke ruang latihan .

" Kenapa kau kesini , tidak pergi dengan kekasihmu ? " tanya Suga memulai pembicaraan .

Pria itu meneguk minuman isotonik miliknya . Mereka baru saja selesai berlatih gerakan yang akan digunakan untuk comeback mendatang .Hanya berdua , tanpa member lainnya .

" Tidak ada . Lagipula dia juga sedang sibuk sekarang " ucap Jimin sambil membaringkan tubuhnya . Menatap langit-langit dance practice baru mereka .

Hening . Tidak ada yang meneruskan . Pembicaraan itu terhenti karena keduanya sama-sama diam .

" Pasti lelah kan ? . Bagaimana kalian sama-sama berjuang untuk tidak mau menunjukkan kesedihan . Bertahan , berpura-pura bahagia dengan semua pilihan . Tanpa pernah sadar jika semua itu hanya menyakiti semua orang lebih dalam " ucap Suga kemudian .

Pria itu menyandarkan tubuhnya, membelakangi cermin lebar ruang latihan . Manik matanya memandang lurus ke arah Park Jimin

Jimin mengernyitkan dahinya bingung . Tidak mengerti dengan apa yang dibicarakan pemuda Min itu .

" Aku sama sekali tidak mengerti apa yang hyung bicarakan "

Min Yoongi menghela nafasnya pelan . Tatapan matanya memandang dalam sosok Jimin .

" Jangan memaksakan apa yang memang bukan milikmu Jimin-ah . Kau akan semakin terluka jika semakin berusaha . " ucap Suga pelan .

Jimin mendudukkan tubuhnya . Kerutan di dahinya semakin jelas terlihat . Dia sama sekali tidak mengerti dengan apapun yang dibicarakan Suga . Memaksakan ? apa yang ia paksakan ?

" Ah , hyung . Sungguh aku tidak mengerti apa yang hyung maksud . Memaksakan apa , aku tidak merasa pernah memaksakan apapun selama ini " ujar Jimin .

" Kau , Jungkook dan Hwang Eunbi . Aku benar kan ? "

Deg...

Tubuh Jimin membeku . Darimana Suga tau . Tidak ada yang tau tentang ini selain mereka . Bahkan Sinb dan Jungkook pun juga tidak tau jika ia mengetahui hubungan gelap mereka .

" Bagaimana bisa hyung tau ? "

Suara Jimin terdengar pelan . Namun Suga bisa merasakan tekanan disetiap pelafalannya.

" Kita sudah lama tinggal bersama . Setiap gerak gerik kalian sudah kuhafal di luar kepala . Aku mengenal kalian lebih dari siapapun . "

" Kau pikir aku tidak tau , bagaimana tatapan memujamu terhadap gadis itu . Dan juga tatapan terluka Jungkook setiap kali kami membahas hubunganmu . Aku tau semuanya Jimin-ah . Semuanya " jelas Suga .

Kepala Jimin tertunduk . Tangannya mengepal menahan gejolak dan rasa sakit yang selama ini dipendamnya .

" Aku mencintainya hyung . Sangat . Aku tidak akan pernah bisa melepasnya . Dia milikku "

Suga menghembuskan nafasnya pelan . Pria itu bangun dari duduknya . Kemudian berjalan mendekat ke Jimin . Suga paham . Jimin begitu mencintai Hwang Eunbi . Pria itu sudah menaruh rasa pada gadis Hwang itu bertahun-tahun lamanya . Melakukan segala cara untuk menarik perhatiannya . Setidaknya itulah yang dikatakan Kim Taehyung saat ia mengintrogasinya beberapa waktu lalu .

"Aku tau . Tapi kau harus realistis Jimin-ah . Ini masalah hati . Kau tidak bisa memaksa Sinb untuk memilihmu . Kau akan menyakiti Sinb dan juga dirimu sendiri . " jelas Suga .

Tangannya menepuk bahu Jimin . Berusaha memberi perngertian pada adiknya itu .

" Tidak hyung , dia akan terus bersamaku . Aku akan membuatnya melupakan si brengsek itu "

Nada suara Jimin sedikit meninggi . Sorot matanya terlihat begitu tajam . Sorot mata yang belum pernah dilihat Suga sebelumnya . Suga berusaha setenang mungkin . Menghadapi Jimin yang emosinya sedang tidak stabil .

" Kau benar . Namun bukankah percuma . Kau memilikinya . Raganya dan juga semuanya . Dia bisa bersamamu . Selamanya jika kau mau . Namun bukankah semuanya terasa semu . Jika ternyata dia hanya pura-pura mencintaimu "

" Pikirkan baik-baik Jimin-ah . Aku tau kau bisa mengambil keputusan yang terbaik . Kau bukan pria pendendam Park Jimin . Aku tau kau juga sangat mengkhawatirkan Jungkook . "

Suga tidak memihak . Baik Jimin dan Jungkook adalah adiknya . Ia tidak bisa menyalahkan salah satu dari mereka . Ia juga tidak bisa menyalahkan Sinb untuk masalah ini . Kadang Suga hanya menyesalkan , kenapa Jungkook tidak pernah sadar akan perasaannya pada Sinb sejak dulu . Jika saja Jungkook sadar , mungkin cerita mereka tidak akan serumit ini .

"Kau tau Jimin-ah , melepaskan untuk kebahagiaan itu lebih baik daripada berusaha untuk membahagiakan . Aku pergi . Jangan pulang terlalu larut . "

Suga pun melangkahkan kakinya keluar dari Practice Room . Menningalkan Jimin yang masih termenung.

*****

" oppa ... "

" Jungkook oppa "

Lamunan Jimin buyar . Rintihan kecil Sinb menohoknya dalam . Iris gelap yang awalnya terpejam itu terbuka pelan . Kemudian melirik sang gadis yang mulai kembali ke alam bawah sadar . Manik mata itu memandangnya nanar . Menahan gejolak yang sekuat tenaga ia tahan .

Kenapa selalu Jeon Jungkook ?

Kenapa bukan dirinya ?

Kenapa ia selalu kalah ?

Jimin menundukkan kepalanya . Mendekatkan tubuhnya dengan wajah damai Sinb . Jemarinya mengelus wajah cantik itu lembut . Tetes air mata mengalir dari iris gelap miliknya .

" Aku harus bagaimana Sinb-ya , aku tidak akan sanggup untuk melepasmu . Tapi aku juga tau jika kau tak pernah bahagia jika bersamaku "




Sungkemm 🙏🙏🙏

berdebu ya 😂

Tolong maafkan 😓

Last Dance ; Sinkook ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang