Kedua iris gelap jimin masih saja terpaku . Memandang sosok Hwang Eunbi yang tengah terlelap dengan sendu . Lampu tidur di samping nakas menjadi satu-satunya cahaya . Berdampingan dengan beberapa figura yang memajang foto mereka .
Tampak bahagia . Belum terlukis luka .
Jemarinya yang semula diam kini bergerak mengusap puncak kepala gadis itu . Lembut , tidak ingin membuatnya terganggu . Usapan itu kemudian turun . Membelai jejak-jejak air mata yang telah mengering . Setelahnya , hanya helaan nafas berat dari bibir Jimin yang beradu .
Melelahkan .
Jimin heran kenapa ia masih mampu bertahan . Hatinya lelah . Bahkan rasanya berkali lipat lebih sakit dari sebelumnya . Pria itu lalu menyandarkan tubuhnya pada sandaran tempat tidur . Memejamkan matanya sejenak , berusaha menghilangkan kalut . Dalam tenang , tiba-tiba saja sekelebat bayangan percakapannya dengan Min Yoongi kembali terngiang . Awalnya Jimin tidak mengerti apa yang coba dikatakan Yoongi . Hingga saat pria Min itu mulai berbicara , barulah ia sadar . Pria itu mengetahuinya .
Semuanya , tentang kisah rumit yang melibatkan hubungannya dengan Sinb dan juga maknae mereka .
Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam . Ruang latihan akan terasa begitu sunyi ketika hari libur seperti ini . Diberi jatah libur selama seminggu setelah konser membuat mereka lebih memilih untuk pergi bersama teman atau keluarga daripada pergi ke ruang latihan .
" Kenapa kau kesini , tidak pergi dengan kekasihmu ? " tanya Suga memulai pembicaraan .
Pria itu meneguk minuman isotonik miliknya . Mereka baru saja selesai berlatih gerakan yang akan digunakan untuk comeback mendatang .Hanya berdua , tanpa member lainnya .
" Tidak ada . Lagipula dia juga sedang sibuk sekarang " ucap Jimin sambil membaringkan tubuhnya . Menatap langit-langit dance practice baru mereka .
Hening . Tidak ada yang meneruskan . Pembicaraan itu terhenti karena keduanya sama-sama diam .
" Pasti lelah kan ? . Bagaimana kalian sama-sama berjuang untuk tidak mau menunjukkan kesedihan . Bertahan , berpura-pura bahagia dengan semua pilihan . Tanpa pernah sadar jika semua itu hanya menyakiti semua orang lebih dalam " ucap Suga kemudian .
Pria itu menyandarkan tubuhnya, membelakangi cermin lebar ruang latihan . Manik matanya memandang lurus ke arah Park Jimin
Jimin mengernyitkan dahinya bingung . Tidak mengerti dengan apa yang dibicarakan pemuda Min itu .
" Aku sama sekali tidak mengerti apa yang hyung bicarakan "
Min Yoongi menghela nafasnya pelan . Tatapan matanya memandang dalam sosok Jimin .
" Jangan memaksakan apa yang memang bukan milikmu Jimin-ah . Kau akan semakin terluka jika semakin berusaha . " ucap Suga pelan .
Jimin mendudukkan tubuhnya . Kerutan di dahinya semakin jelas terlihat . Dia sama sekali tidak mengerti dengan apapun yang dibicarakan Suga . Memaksakan ? apa yang ia paksakan ?
" Ah , hyung . Sungguh aku tidak mengerti apa yang hyung maksud . Memaksakan apa , aku tidak merasa pernah memaksakan apapun selama ini " ujar Jimin .
" Kau , Jungkook dan Hwang Eunbi . Aku benar kan ? "
Deg...
Tubuh Jimin membeku . Darimana Suga tau . Tidak ada yang tau tentang ini selain mereka . Bahkan Sinb dan Jungkook pun juga tidak tau jika ia mengetahui hubungan gelap mereka .
" Bagaimana bisa hyung tau ? "
Suara Jimin terdengar pelan . Namun Suga bisa merasakan tekanan disetiap pelafalannya.
" Kita sudah lama tinggal bersama . Setiap gerak gerik kalian sudah kuhafal di luar kepala . Aku mengenal kalian lebih dari siapapun . "
" Kau pikir aku tidak tau , bagaimana tatapan memujamu terhadap gadis itu . Dan juga tatapan terluka Jungkook setiap kali kami membahas hubunganmu . Aku tau semuanya Jimin-ah . Semuanya " jelas Suga .
Kepala Jimin tertunduk . Tangannya mengepal menahan gejolak dan rasa sakit yang selama ini dipendamnya .
" Aku mencintainya hyung . Sangat . Aku tidak akan pernah bisa melepasnya . Dia milikku "
Suga menghembuskan nafasnya pelan . Pria itu bangun dari duduknya . Kemudian berjalan mendekat ke Jimin . Suga paham . Jimin begitu mencintai Hwang Eunbi . Pria itu sudah menaruh rasa pada gadis Hwang itu bertahun-tahun lamanya . Melakukan segala cara untuk menarik perhatiannya . Setidaknya itulah yang dikatakan Kim Taehyung saat ia mengintrogasinya beberapa waktu lalu .
"Aku tau . Tapi kau harus realistis Jimin-ah . Ini masalah hati . Kau tidak bisa memaksa Sinb untuk memilihmu . Kau akan menyakiti Sinb dan juga dirimu sendiri . " jelas Suga .
Tangannya menepuk bahu Jimin . Berusaha memberi perngertian pada adiknya itu .
" Tidak hyung , dia akan terus bersamaku . Aku akan membuatnya melupakan si brengsek itu "
Nada suara Jimin sedikit meninggi . Sorot matanya terlihat begitu tajam . Sorot mata yang belum pernah dilihat Suga sebelumnya . Suga berusaha setenang mungkin . Menghadapi Jimin yang emosinya sedang tidak stabil .
" Kau benar . Namun bukankah percuma . Kau memilikinya . Raganya dan juga semuanya . Dia bisa bersamamu . Selamanya jika kau mau . Namun bukankah semuanya terasa semu . Jika ternyata dia hanya pura-pura mencintaimu "
" Pikirkan baik-baik Jimin-ah . Aku tau kau bisa mengambil keputusan yang terbaik . Kau bukan pria pendendam Park Jimin . Aku tau kau juga sangat mengkhawatirkan Jungkook . "
Suga tidak memihak . Baik Jimin dan Jungkook adalah adiknya . Ia tidak bisa menyalahkan salah satu dari mereka . Ia juga tidak bisa menyalahkan Sinb untuk masalah ini . Kadang Suga hanya menyesalkan , kenapa Jungkook tidak pernah sadar akan perasaannya pada Sinb sejak dulu . Jika saja Jungkook sadar , mungkin cerita mereka tidak akan serumit ini .
"Kau tau Jimin-ah , melepaskan untuk kebahagiaan itu lebih baik daripada berusaha untuk membahagiakan . Aku pergi . Jangan pulang terlalu larut . "
Suga pun melangkahkan kakinya keluar dari Practice Room . Menningalkan Jimin yang masih termenung.
*****
" oppa ... "
" Jungkook oppa "
Lamunan Jimin buyar . Rintihan kecil Sinb menohoknya dalam . Iris gelap yang awalnya terpejam itu terbuka pelan . Kemudian melirik sang gadis yang mulai kembali ke alam bawah sadar . Manik mata itu memandangnya nanar . Menahan gejolak yang sekuat tenaga ia tahan .
Kenapa selalu Jeon Jungkook ?
Kenapa bukan dirinya ?
Kenapa ia selalu kalah ?
Jimin menundukkan kepalanya . Mendekatkan tubuhnya dengan wajah damai Sinb . Jemarinya mengelus wajah cantik itu lembut . Tetes air mata mengalir dari iris gelap miliknya .
" Aku harus bagaimana Sinb-ya , aku tidak akan sanggup untuk melepasmu . Tapi aku juga tau jika kau tak pernah bahagia jika bersamaku "
Sungkemm 🙏🙏🙏
berdebu ya 😂
Tolong maafkan 😓
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Dance ; Sinkook ✔
FanficKarena kisah mereka hanyalah kepingan cinta terlambat yang berharap untuk berakhir bahagia