Chapter 22

1.5K 218 21
                                    

Kaki jenjang milik Park Jimin terus melangkah . Memasuki lift besi itu kemudian menekan tombol lantai yang ditujunya . Pandangannya teralih . Menatap bungkusan hitam yang dititipkan Jin untuknya . Tanpa bertaruh saja Jimin sudah dapat menebak jika makanan adalah isinya .

Bau harum yang meguar sudah cukup menjelaskan . Ia yakin Jeon Jungkook pasti senang .

Ya , malam ini Jungkook memang memilih untuk pergi bersama Yugyeom . Bermain bowling pamitnya . Karena itulah Jin meminta Jimin untuk mengantarkan makanan pada maknae mereka itu . Takut-takut pria termuda itu kembali sakit karena telat makan seperti waktu lalu .

Ting...

Pintu besi itu akhirnya terbuka . Dengan segera Jimin melangkahkan kakinya keluar . Melewati lorong panjang untuk mencapai apartemen Jungkook berada .

Pria itu awalnya berjalan dengan santainya . Menenteng bungkusan hitam dengan rasa biasa . Namun semua berubah ketika irisnya mendapati dua sosok yang begitu dikenalnya .

Terduduk dengan posisi berada beberapa meter didepannya . Saling menatap dalam dengan penuh kerinduan .

Jimin memincingkan matanya . Mencoba melihat apakah memang benar dugaannya .

" O..oppa "

Suara itu mengalun lembut di telinga Jimin . Benar . Tidak salah lagi memang dia . Jimin mundur beberapa langkah . Perlahan agar dua orang itu tidak sadar .

Bersembunyi pada balik dinginnya dinding pucat . Memasang telinga untuk mendengar apa yang dua orang itu bicarakan .

" Mianhae "

Suara baritone itu berucap pelan . Namun sanggup membat Jimin kebingungan . Untuk apa Jungkook meminta maaf ? apa yang telah pria itu lakukan .

Hening . Tidak ada balasan apapun .

Jimin mulai tidak sabar . Pria itu akhirnya menengokkan kepalanya . Sedikit mengintip apa yang terjadi selanjutnya . Seketika irisnya membulat sempurna . Mendapati gadisnya memeluk tubuh Jeon Jungkook begitu posesivenya .

Batin Jimin terkoyak sempurna . Nyeri pada dadanya timbul begitu menyiksa . Tangannya berpegangan pada dinding di sampingnya . Berjaga-jaga agar tubuhnya tidak limbung saat itu juga . Bibir pria itu bergetar . Tak sanggup untuk hanya sekedar berbicara .

" Ke...kenapa "tanyanya .

Hati Jimin yang memang sudah rapuh itu kini benar-benar hancur tak bersisa . Ketika iris gelapnya mendapati Jeon Jungkook mengecup kening Hwang Eunbi , gadisnya . Menatap mata Sinb dalam penuh cinta .

Pertahanan pria itu akhirnya runtuh juga . Kakinya terasa begitu lemas untuk sekedar menopang tubuhnya . Jimin terduduk . Bungkusan hitam tadi bahkan sudah jatuh tak berbentuk disisinya .

Pria itu menggelengkan kepalanya kasar . Berusaha menolak semua fakta yang baru saja ia lihat .

" Tidak....tidak mungkin "

Pandangannya buram seketika . Berganti dengan lelehan air mata yang mengalir dari iris gelapnya .

Jimin merasa tertipudaya . Termakan semua kebohongan dari mulut gadisnya .

Cukup . Jimin tak sanggup melihat selanjutnya . Pria itu pun bangkit dengan segala usahanya . Berjalan cepat meninggalkan tempatnya tanpa kata .

******

Rahang tegas Park Jimin kembali mengeras . Tatkala ingatannya berputar pada kejadian malam itu sebelum kecelakaannya . Malam dimana ia melihat perselingkuhan Sinb dan Jungkook dengan kedua matanya . Sekaligus malam yang hampir saja merenggut nyawanya sendiri dengan begitu tragisnya .

Bohong jika Jimin bilang dirinya telah lupa . Tidak ada satupun memori yang dilupakan Jimin tentang malam itu juga . Bahkan hingga detik ini saja , rasa sakit yang dirasakannya masih terasa begitu menyiksa .

Iris gelapnya memandang dalam sosok cantik yang kini terlelap di dekapan hangatnya . Jemarinya tergerak . Menyingkirkan helai demi helai surai kecoklatan yang menghalangi wajah cantiknya .

Gerakannya perlahan . Takut-takut membangunkan . Pandangannya serasa sulit diartikan . Begitu tajam namun penuh dengan kepedihan .

Sungguh , sampai saat ini Jimin masih belum percaya . Bagaimana bisa Sinb melakukan hal itu dibelakangnya . Apa sebenarnya yang kurang dari dirinya ?

Tak cukupkah segala perhatian Jimin untuknya ?

Tak cukupkah semua cinta Jimin untuknya ?

Apakah kurang ketika Jimin hanya memprioritaskannya ?

Tak berartikah segala ucapan cinta yang diungkapkannya pada Sinb selama hubungan mereka ?

Pria itu menghembuskan nafasnya pelan . Tangan kokoh yang kini terhubung dengan selang infus itu menarik tubuh Sinb pelan . Mendekatkan tubuh mungil itu dengan tubuhnya . Mendekapnya erat seolah takut kehilangan .

Marah ? tentu saja Jimin marah . Bagaimanapun dirinya telah dibohongi oleh Sinb . Tidak ada satu priapun didunia ini yang biasa saja ketika dibohongi oleh gadis yang dicintainya .

Tapi sayangnya , cinta pria itu pada Sinb sudah sangat terlampaui dalam . Bagi Jimin , Sinb adalah oksigennya . Hal terpenting untuk kelangsungan hidupnya . Sedalam apapun luka yang diberikan Sinb , Jimin tidak peduli . Asalkan gadis itu tetap berada disisinya .

Jimin mencondongkan tubuhnya . Mengecup lembut kening gadis yang paling dicintainya itu . Berbisik pelan dengan mata penuh keyakinan .

" Aku tidak akan pernah melepasmu Sinb-ya "

" Aku akan melakukan segala cara untuk membuatmu tetap berada disisiku . Bahkan jika harus menyingkirkannya sekalipun "

****

Sosok tampan itu menatap jauh suasana senja di atas rooftop rumah sakit itu . Pandangannya menerawang . Menatap lurus hamparan mega jingga yang bersemu kehitaman . Hembusan angin bertiup pelan . Menerbangkan rambut kecoklatan milik si rupawan .

Pria itu menghembuskan nafasnya pelan . Menatap kosong dengan perasaan yang sudah tak karuan . Hatinya benar-benar terasa bimbang . Terlalu banyak beban yang ditanggungnya sendirian .

" cha "

Jeon Jungkook mendongakkan kepalanya . Menatap pemilik tangan yang menyodorkan kopi ke arahnya .

" Suga hyung " ucapnya .

" Minumlah "

Jungkook tersenyum . Tangannya meraih kopi yang disodorkan Suga . Membukanya lalu menyesapnya perlahan .

Hening seketika melanda . Kedua pria itu masih sama-sama menikmati indahnya senja . Tanpa ada yang berniat membuka suara .

" Lepaskan saja Jungkook-ah "

Kening Jungkook berkerut bingung . Pria itu menatap Suga dengan tatapan bertanya . Jujur saja , ia sama sekali tidak mengerti dengan apa yang dimaksud oleh hyungnya itu .

" Maksudmu hyung ? " tanya Jungkook .

Suga menghela nafasnya pelan . Pria itupun membalikkan tubuhnya . Menatap Jungkook dalam .

" Gadis itu , Hwang Sinb . Lepaskan saja dia "

" Hyung "



Hello 😃😃😃

Maaf semuanya baru bisa update sekarang . 😢😢😢

Terima kasih banyak yang udah ngasih coment buat ngelanjutin ff ini . Aku terharu banget ada yang nungguin ff ini .  Maaf karena buat kalian nunggu lama .😘😘😘

Sekali lagi terima kasih banyak untuk kalian semua . Tolong tetap nungguin kelanjutan ff ini ya ...😚😚😚

Vomentnya ditunggu ya ..... 😆😆😆

Anyeongg 👐👐👐

Last Dance ; Sinkook ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang