Kaki jenjang milik Park Jimin terus melangkah . Memasuki lift besi itu kemudian menekan tombol lantai yang ditujunya . Pandangannya teralih . Menatap bungkusan hitam yang dititipkan Jin untuknya . Tanpa bertaruh saja Jimin sudah dapat menebak jika makanan adalah isinya .
Bau harum yang meguar sudah cukup menjelaskan . Ia yakin Jeon Jungkook pasti senang .
Ya , malam ini Jungkook memang memilih untuk pergi bersama Yugyeom . Bermain bowling pamitnya . Karena itulah Jin meminta Jimin untuk mengantarkan makanan pada maknae mereka itu . Takut-takut pria termuda itu kembali sakit karena telat makan seperti waktu lalu .
Ting...
Pintu besi itu akhirnya terbuka . Dengan segera Jimin melangkahkan kakinya keluar . Melewati lorong panjang untuk mencapai apartemen Jungkook berada .
Pria itu awalnya berjalan dengan santainya . Menenteng bungkusan hitam dengan rasa biasa . Namun semua berubah ketika irisnya mendapati dua sosok yang begitu dikenalnya .
Terduduk dengan posisi berada beberapa meter didepannya . Saling menatap dalam dengan penuh kerinduan .
Jimin memincingkan matanya . Mencoba melihat apakah memang benar dugaannya .
" O..oppa "
Suara itu mengalun lembut di telinga Jimin . Benar . Tidak salah lagi memang dia . Jimin mundur beberapa langkah . Perlahan agar dua orang itu tidak sadar .
Bersembunyi pada balik dinginnya dinding pucat . Memasang telinga untuk mendengar apa yang dua orang itu bicarakan .
" Mianhae "
Suara baritone itu berucap pelan . Namun sanggup membat Jimin kebingungan . Untuk apa Jungkook meminta maaf ? apa yang telah pria itu lakukan .
Hening . Tidak ada balasan apapun .
Jimin mulai tidak sabar . Pria itu akhirnya menengokkan kepalanya . Sedikit mengintip apa yang terjadi selanjutnya . Seketika irisnya membulat sempurna . Mendapati gadisnya memeluk tubuh Jeon Jungkook begitu posesivenya .
Batin Jimin terkoyak sempurna . Nyeri pada dadanya timbul begitu menyiksa . Tangannya berpegangan pada dinding di sampingnya . Berjaga-jaga agar tubuhnya tidak limbung saat itu juga . Bibir pria itu bergetar . Tak sanggup untuk hanya sekedar berbicara .
" Ke...kenapa "tanyanya .
Hati Jimin yang memang sudah rapuh itu kini benar-benar hancur tak bersisa . Ketika iris gelapnya mendapati Jeon Jungkook mengecup kening Hwang Eunbi , gadisnya . Menatap mata Sinb dalam penuh cinta .
Pertahanan pria itu akhirnya runtuh juga . Kakinya terasa begitu lemas untuk sekedar menopang tubuhnya . Jimin terduduk . Bungkusan hitam tadi bahkan sudah jatuh tak berbentuk disisinya .
Pria itu menggelengkan kepalanya kasar . Berusaha menolak semua fakta yang baru saja ia lihat .
" Tidak....tidak mungkin "
Pandangannya buram seketika . Berganti dengan lelehan air mata yang mengalir dari iris gelapnya .
Jimin merasa tertipudaya . Termakan semua kebohongan dari mulut gadisnya .
Cukup . Jimin tak sanggup melihat selanjutnya . Pria itu pun bangkit dengan segala usahanya . Berjalan cepat meninggalkan tempatnya tanpa kata .
******
Rahang tegas Park Jimin kembali mengeras . Tatkala ingatannya berputar pada kejadian malam itu sebelum kecelakaannya . Malam dimana ia melihat perselingkuhan Sinb dan Jungkook dengan kedua matanya . Sekaligus malam yang hampir saja merenggut nyawanya sendiri dengan begitu tragisnya .
Bohong jika Jimin bilang dirinya telah lupa . Tidak ada satupun memori yang dilupakan Jimin tentang malam itu juga . Bahkan hingga detik ini saja , rasa sakit yang dirasakannya masih terasa begitu menyiksa .
Iris gelapnya memandang dalam sosok cantik yang kini terlelap di dekapan hangatnya . Jemarinya tergerak . Menyingkirkan helai demi helai surai kecoklatan yang menghalangi wajah cantiknya .
Gerakannya perlahan . Takut-takut membangunkan . Pandangannya serasa sulit diartikan . Begitu tajam namun penuh dengan kepedihan .
Sungguh , sampai saat ini Jimin masih belum percaya . Bagaimana bisa Sinb melakukan hal itu dibelakangnya . Apa sebenarnya yang kurang dari dirinya ?
Tak cukupkah segala perhatian Jimin untuknya ?
Tak cukupkah semua cinta Jimin untuknya ?
Apakah kurang ketika Jimin hanya memprioritaskannya ?
Tak berartikah segala ucapan cinta yang diungkapkannya pada Sinb selama hubungan mereka ?
Pria itu menghembuskan nafasnya pelan . Tangan kokoh yang kini terhubung dengan selang infus itu menarik tubuh Sinb pelan . Mendekatkan tubuh mungil itu dengan tubuhnya . Mendekapnya erat seolah takut kehilangan .
Marah ? tentu saja Jimin marah . Bagaimanapun dirinya telah dibohongi oleh Sinb . Tidak ada satu priapun didunia ini yang biasa saja ketika dibohongi oleh gadis yang dicintainya .
Tapi sayangnya , cinta pria itu pada Sinb sudah sangat terlampaui dalam . Bagi Jimin , Sinb adalah oksigennya . Hal terpenting untuk kelangsungan hidupnya . Sedalam apapun luka yang diberikan Sinb , Jimin tidak peduli . Asalkan gadis itu tetap berada disisinya .
Jimin mencondongkan tubuhnya . Mengecup lembut kening gadis yang paling dicintainya itu . Berbisik pelan dengan mata penuh keyakinan .
" Aku tidak akan pernah melepasmu Sinb-ya "
" Aku akan melakukan segala cara untuk membuatmu tetap berada disisiku . Bahkan jika harus menyingkirkannya sekalipun "
****
Sosok tampan itu menatap jauh suasana senja di atas rooftop rumah sakit itu . Pandangannya menerawang . Menatap lurus hamparan mega jingga yang bersemu kehitaman . Hembusan angin bertiup pelan . Menerbangkan rambut kecoklatan milik si rupawan .
Pria itu menghembuskan nafasnya pelan . Menatap kosong dengan perasaan yang sudah tak karuan . Hatinya benar-benar terasa bimbang . Terlalu banyak beban yang ditanggungnya sendirian .
" cha "
Jeon Jungkook mendongakkan kepalanya . Menatap pemilik tangan yang menyodorkan kopi ke arahnya .
" Suga hyung " ucapnya .
" Minumlah "
Jungkook tersenyum . Tangannya meraih kopi yang disodorkan Suga . Membukanya lalu menyesapnya perlahan .
Hening seketika melanda . Kedua pria itu masih sama-sama menikmati indahnya senja . Tanpa ada yang berniat membuka suara .
" Lepaskan saja Jungkook-ah "
Kening Jungkook berkerut bingung . Pria itu menatap Suga dengan tatapan bertanya . Jujur saja , ia sama sekali tidak mengerti dengan apa yang dimaksud oleh hyungnya itu .
" Maksudmu hyung ? " tanya Jungkook .
Suga menghela nafasnya pelan . Pria itupun membalikkan tubuhnya . Menatap Jungkook dalam .
" Gadis itu , Hwang Sinb . Lepaskan saja dia "
" Hyung "
Hello 😃😃😃
Maaf semuanya baru bisa update sekarang . 😢😢😢
Terima kasih banyak yang udah ngasih coment buat ngelanjutin ff ini . Aku terharu banget ada yang nungguin ff ini . Maaf karena buat kalian nunggu lama .😘😘😘
Sekali lagi terima kasih banyak untuk kalian semua . Tolong tetap nungguin kelanjutan ff ini ya ...😚😚😚
Vomentnya ditunggu ya ..... 😆😆😆
Anyeongg 👐👐👐
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Dance ; Sinkook ✔
FanficKarena kisah mereka hanyalah kepingan cinta terlambat yang berharap untuk berakhir bahagia