" Maafkan aku oppa . Kupikir kita harus mengakhiri semuanya . "
Gadis cantik dengan balutan gaun putihnya itu menatap serius iris mata coklat milik Jimin . Membuat sekujur tubuh Jimin meremang dibuatnya . Nada suaranya yang manis itu kini berubah dingin . Membuat Park Jimin hanya terdiam membeku ditempatnya .
" Aku hanya mencintai Jungkook oppa . Dan aku akan hidup bahagia bersamanya "
Gadis cantik itu menolehkan kepalanya . Kemudian menggapai uluran tangan seorang pria dengan pakaian putih disampingnya . Menggenggamnya dengan begitu erat . Kedua orang itu saling melempar senyum satu sama lain . Sebelum akhirnya mengarahkan pandangan mereka ke arah Jimin .
"Maaf hyung ,tapi sekeras apapun kau mencoba , hatinya akan selalu menjadi milikku . Kajja Sinb-ya "
Sinb mengangguk . Tangan kekar Jungkook meraih bahu Sinb . Memeluk tubuh ramping gadis pujaannya . Kedua orang itupun berbalik . Melangkahkan kaki mereka berdua menjauh dari hadapan Jimin .
Jimin menggeleng . Matanya memanas menatap sosok Sinb yang perlahan menjauh dalam pelukan Jungkook . Ia terluka . Tubuhnya bahkan hampir limbung saat itu juga .
" Andwe Sinb-ya "
Bibirnya bergumam pelan . Hatinya memberontak , merintih berharap Sinb kembali .
" Andweee "
" ANDWEEE "
Jimin berteriak . Menyadarkan diri dari alam mimpinya . Keringat dingin membasahi dahi dan leher pria itu .
Tubuh Jimin terduduk di atas ranjangnya . Masih dengan nafas yang tidak beraturan , matanya memejam pelan . Kedua tangan pria itu mengusap rambutnya kasar . Bayang demi bayang mimpi itu selalu terngiang . Membuat Jimin sangat ketakutan .
Pikiran demi pikiran buruk berkecamuk di dalam otaknya . Memaksa Jimin untuk berpikir tentang hal terburuk pada hubungannya .Membuat perasaan kalut menghantuinya . Khawatir jika saja mimpi itu berubah menjadi kenyataan .
Bagaimana jika itu benar ?
Bagaimana jika Sinb benar ingin mengakhiri hubungan mereka ?
Bagaimana jika Sinb benar ingin meninggalkannya ?
Dan bagaimana jika Sinb benar tidak mencintainya ?
Jimin menghembuskan nafasnya kasar . Mencoba mengusir segala pikiran buruk dari dalam kepalanya . Tangan kanannya meraih ponsel hitam miliknya di atas nakas .
Menekan tombol power lalu menggeser layarnya .
Iris coklat Jimin menatap dalam pantulan foto Sinb yang menjadi wallpaper ponselnya . Senyuman manis yang ditampilkan Sinb sejenak menghangatkan hati Jimin . Mengikis sedikit ketakutan yang sebelumnya dirasakan pria itu .
Jemari tangan Jimin mengelus pelan permukaan layar ponselnya . Bibirnya bergumam pelan sambil menatap dalam pantulan potret Sinb pada layar .
" Aku harap semua akan baik-baik saja Sinb-ya "
****
Hwang Sinb mengerjapkan matanya pelan . Mencoba membiasakan penglihatannya dengan pantulan sinar matahari yang masuk melalui celah tirai putih ruangan itu .
Hembusan angin musim gugur berhembus pelan , menusuk permukaan kulitnya akibat jendela yang masih sedikit terbuka . Membuat tubuh Sinb sedikit menggigil di balik kemeja kebesaran yang dikenakannya .
Sinb menolehkan kepalanya . Mata sayunya menatap sosok rupawan yang tengah terlelap di sampingnya . Tangan kokoh pria itu memeluk pinggang ramping Sinb . Mendekatkan tubuh keduanya . Membuat Hwang Sinb dapat merasakan hembusan nafas halus pria itu dengan jarak yang hanya beberapa senti saja .
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Dance ; Sinkook ✔
FanficKarena kisah mereka hanyalah kepingan cinta terlambat yang berharap untuk berakhir bahagia