Chapter 15

2.4K 286 44
                                    

" Maafkan aku oppa . Kupikir kita harus mengakhiri semuanya . "

Gadis cantik dengan balutan gaun putihnya itu menatap serius iris mata coklat milik Jimin . Membuat sekujur tubuh Jimin meremang dibuatnya . Nada suaranya yang manis itu kini berubah dingin . Membuat Park Jimin hanya terdiam membeku ditempatnya .

" Aku hanya mencintai Jungkook oppa . Dan aku akan hidup bahagia bersamanya "

Gadis cantik itu menolehkan kepalanya . Kemudian menggapai uluran tangan seorang pria dengan pakaian putih disampingnya . Menggenggamnya dengan begitu erat . Kedua orang itu saling melempar senyum satu sama lain . Sebelum akhirnya mengarahkan pandangan mereka ke arah Jimin .

"Maaf hyung ,tapi sekeras apapun kau mencoba , hatinya akan selalu menjadi milikku . Kajja Sinb-ya "

Sinb mengangguk . Tangan kekar Jungkook meraih bahu Sinb . Memeluk tubuh ramping gadis pujaannya . Kedua orang itupun berbalik . Melangkahkan kaki mereka berdua menjauh dari hadapan Jimin .

Jimin menggeleng . Matanya memanas menatap sosok Sinb yang perlahan menjauh dalam pelukan Jungkook . Ia terluka . Tubuhnya bahkan hampir limbung saat itu juga .

" Andwe Sinb-ya "

Bibirnya bergumam pelan . Hatinya memberontak , merintih berharap Sinb kembali .

" Andweee "

" ANDWEEE "

Jimin berteriak . Menyadarkan diri dari alam mimpinya . Keringat dingin membasahi dahi dan leher pria itu .

Tubuh Jimin terduduk di atas ranjangnya . Masih dengan nafas yang tidak beraturan , matanya memejam pelan . Kedua tangan pria itu mengusap rambutnya kasar . Bayang demi bayang mimpi itu selalu terngiang . Membuat Jimin sangat ketakutan .

Pikiran demi pikiran buruk berkecamuk di dalam otaknya . Memaksa Jimin untuk berpikir tentang hal terburuk pada hubungannya .Membuat perasaan kalut menghantuinya . Khawatir jika saja mimpi itu berubah menjadi kenyataan .

Bagaimana jika itu benar ?

Bagaimana jika Sinb benar ingin mengakhiri hubungan mereka ?

Bagaimana jika Sinb benar ingin meninggalkannya ?

Dan bagaimana jika Sinb benar tidak mencintainya ?

Jimin menghembuskan nafasnya kasar . Mencoba mengusir segala pikiran buruk dari dalam kepalanya . Tangan kanannya meraih ponsel hitam miliknya di atas nakas .

Menekan tombol power lalu menggeser layarnya .

Iris coklat Jimin menatap dalam pantulan foto Sinb yang menjadi wallpaper ponselnya . Senyuman manis yang ditampilkan Sinb sejenak menghangatkan hati Jimin . Mengikis sedikit ketakutan yang sebelumnya dirasakan pria itu .

Jemari tangan Jimin mengelus pelan permukaan layar ponselnya . Bibirnya bergumam pelan sambil menatap dalam pantulan potret Sinb pada layar .

" Aku harap semua akan baik-baik saja Sinb-ya "

****

Hwang Sinb mengerjapkan matanya pelan . Mencoba membiasakan penglihatannya dengan pantulan sinar matahari yang masuk melalui celah tirai putih ruangan itu .

Hembusan angin musim gugur berhembus pelan , menusuk permukaan kulitnya akibat jendela yang masih sedikit terbuka . Membuat tubuh Sinb sedikit menggigil di balik kemeja kebesaran yang dikenakannya .

Sinb menolehkan kepalanya . Mata sayunya menatap sosok rupawan yang tengah terlelap di sampingnya . Tangan kokoh pria itu memeluk pinggang ramping Sinb . Mendekatkan tubuh keduanya . Membuat Hwang Sinb dapat merasakan hembusan nafas halus pria itu dengan jarak yang hanya beberapa senti saja .

Last Dance ; Sinkook ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang