Chapter 19

1.8K 236 39
                                    

Malam itu terlihat begitu kelabu . Mobil hitam itu melaju kencang menembus kegelapan malam . Memecah kesunyian jalanan Seoul yang terlihat lengang .

Tidak ada yang tau kemana Park Jimin mengemudikan mobilnya malam ini . Tidak ada , bahkan dirinya sendiri tidak tau apa yang sedang dilakukannya .

Pikirannya terpecah . Antara nyata atau hanya bayangan maya .

Pria itu masih belum percaya . Otaknya meminta jika semua yang dilihat dan di dengarnya tadi adalah sebuah kebohongan . Cengkramannya pada kemudi semakin mengerat . Batinnya meronta terlalu kesakitan .

Perlahan Park Jimin mulai paham . Semua hipotesis miliknya semua benar . Alasan – alasan tidak masuk akal itu akhirnya menemukan titik terang . Alasan ini yang membuat gadis itu perlahan menghilang . Tapi bagaimana bisa dirinya tidak sadar ?

" Akhhhh... "

Jimin berteriak putus asa . Tangan kokohnya memukul kemudi dengan keras . Giginya bergemeretak menahan amarah . Mata gelap itu telah basah . Tertutup oleh buliran air mata yang sudah turun tanpa diperintah . Injakan pada pedal gas itu semakin kuat . Membuat mobil hitam itu melaju begitu kencang tak terarah . Melewati lampu merah dan menabrak segala rambu-rambu yang menghalangi jalannya .

Pandangan pria itu terlihat begitu kosong . Tatapannya terlihat penuh luka .

Jimin hancur .

Dan dunianya seakan luluh lantah .

****

" Auhh.."

Jungkook merintih sakit setiap kali jemari Sinb mengobati luka nya dengan kapas . Sial memang , pukulan Dokyeom tadi sudah melukai bagian tepi bagian bibirnya . Menimbulkan luka perih yang

" Bagaimana bisa seperti ini . Oppa berkelahi ? " tanya Sinb .

Tangannya masih dengan telaten membersihkan luka Jungkook menggunakan kapas yang sudah diberinya dengan cairan alkohol . Wajah cantiknya terlihat begitu khawatir . Gadis itu bahkan ikut meringis ketika mendengar Jungkook merintih menahan sakit .

" Hanya perkelahian antar sesama pria " jawabnya enteng .

Sinb menghentikan gerakan tangannya . Iris coklat miliknya memandang tepat ke arah iris gelap Jungkook .

Entahlah , hanya saja Sinb merasa kurang puas dengan jawaban Jungkook . Rasanya seperti ada sesuatu yang tengah disembunyikan pria itu .

Ayolah , Dirinya tidak mengenal Jungkook hanya dalam kurun waktu beberapa hari saja . Mereka sudah saling mengenal bertahun-tahun lamanya . Jadi sangat wajar kan jika Sinb bilang jika ia sangat mengenal sang arjuna ?

Menurutnya , Jeon Jungkook bukanlah orang yang suka mencari masalah . Apalagi Jungkook bukanlah tipikal orang yang suka main tangan . Pria itu lebih suka menyelesaikan masalahnya dengan kepala dingin tanpa kekerasan .

" Kau yakin hanya karena itu ? " tanya Sinb memastikan .

Jungkook terdiam . Kedua manik gelapnya beradu dengan iris coklat milik Sinb . Bohong jika Jungkook bilang tidak mengerti . Lewat tatapannya saja Jungkook paham , gadis dihadapannya ini meragukan jawabannya . Iris caramel itu seolah berusaha meneliti kebohongan pada manik mata gelap miliknya .

Ada perasaan ragu yang muncul dalam diri Jungkook . Haruskah ia mengatakan yang sejujurnya pada Sinb ? .

Haruskah ia bilang apa alasan Dokyeom memukulnya .

Lalu bagaimana jika Sinb menyalahkan dirinya sendiri karena masalah ini ?

Berbagai pemikiran itu terus berbutar di kepala Jungkook . Membuat Sinb mengerutkan keningnya bingung melihat kekasihnya termenung .

Last Dance ; Sinkook ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang