Chapter 29

1.3K 169 41
                                    

NB . Adegan ini adalah Flashback

Happy Reading

.

.

" Bahkan saat kita bersama , aku merasa kesepian . Sehingga aku tidak memiliki kekuatan untuk menahanmu "

Kei – Star and Sun

.

.

Mobil hitam yang dikendarai Jimin terparkir di tepi sebuah jalan . Setelah mematikan mesin mobil , pria itupun menyandarkan tubuhnya pada kursi kemudi . Terdiam . Hanya memandang jalanan kosong dengan sedikit rintik hujan . Menunggu seseorang .

Jimin menghela nafasnya pelan . Memejamkan kedua iris gelapnya sebentar .

Ia lelah .

Bukan hanya tubuhnya , namun hatinya juga .

Dulu , mungkin dirinya berpikir jika ia mampu . Membuat hati Hwang Sinb yang sekeras batu itu luluh . Berasumsi jika cepat atau lambat dirinya bisa mendapatkan gadis itu . Dengan senang hati ia rela menunggu . Memberikan pelukan hangatnya saat Sinb butuh .

Semua dilakukan pria itu . Karena ia tak pernah mencintai orang lain sedalam itu .

Seperti sebuah roll film . Ingatan demi ingatan terus berputar di kepala Jimin . Ketika bibir ranum Sinb meminta dirinya untuk menggantikan posisi Jungkook di hati gadis itu . Iris kecoklatannya yang terlihat begitu sayu . Jemari kecil yang memeluk tubuhnya erat malam itu .

Terlalu indah .

Jimin bahagia . Mungkin bagi Jimin itu adalah saat paling bahagia dalam hidupnya . Detik demi detik yang dilalui mereka berdua setelah hari itu begitu berwarna . Menghidupkan kembali jiwa Jimin yang sempat hilang setelah penolakan tidak langsung Sinb beberapa minggu sebelumnya .

Ketika jemari lentik itu menggengam tangannya . Ketika suara indah itu tertawa bersamanya . Dan ketika bibir itu berjanji untuk tidak pernah meninggalkannya .

Kalau seperti ini , seharusnya saat itu Sinb tidak perlu berjanji . Tidak perlu juga membawa Jimin terlalu terbang tinggi . Jika sampai sekarang pun hanya Jeon Jungkook yang selalu ia nanti .

Matanya hanya memandang pada Jungkook .

Telinganya hanya mendengar untuk Jungkook .

Dan hatinya akan selalu mencintai Jeon Jungkook .

Ceklek....

Pintu disisi kanan itu dibuka . Menyadarkan Jimin dari dunianya . Mata gelapnya menatap . Mendapati tubuh mungil Sinb sudah masuk dan duduk disampingnya .

" Maaf membuatmu menunggu lama oppa . " ucapnya

Jimin tersenyum tipis sebagai balasan . Kemudian menjalankan mobil nya memecah jalanan malam . Disepanjang perjalanan kedua orang itu hanya saling diam . Sama-sama sibuk dengan lamunan masing-masing .

Tidak lama , akhirnya Jimin menghentikan mobilnya . Mereka sudah sampai ke tempat tujuan ternyata .

" Ayo turun " ucap Jimin .

Sinb mengangguk . Kemudian mengikuti Jimin yang sudah lebih dulu keluar dari mobil . Hal pertama yang dilihanya begitu turun dari mobil adalah pemandangan Seoul di malam hari dengan berbagai kilauan cahaya dari gedung-gedung pencakar langit .

Indah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Indah . Berbaur begitu cantik dengan kilauan bintang yang menghiasi langit malam itu .

Sinb terkagum . Gadis itu melangkahkan kakinya . Menikmati pemandangan itu sedikit lebih dekat . Tempat pertama . Saksi ketika gadis itu meminta Jimin sebagai pengganti Jeon Jungkook di hati Sinb .

" Ingat tempat ini ? "

Gadis itu menengngokkan kepalanya . Mendapati Jimin yang sudah berdiri di sampingnya sambil memandang lurus ke depan .

" Tentu saja . " jawab Sinb .

Tidak ada yang bersuara kembali setelah itu . Keduanya masih terhanyut menatap keindahan yang tersaji di depan mata . Segalanya masih dipendam , menunggu waktu untuk disampaikan .

Park Jimin mengalihkan pandangannya . Iris gelap itu menatap Sinb dalam . Meniti setiap inci wajah cantik Hwang Sinb dalam diam . Dada Jimin berdesir pelan . Tatapannya sulit untuk diartikan .

Kata-kata yang diucapkan Min Yoongi tiba-tiba saja kembali terngiang di kepalanya . Menariknya untuk menerima kenyataan .

"Kau tau Jimin-ah , melepaskan untuk kebahagiaan itu lebih baik daripada berusaha untuk membahagiakan ."

Ya , Yoongi benar . Sekuat apapun dirinya berusaha , Sinb pasti juga tidak akan bisa melihatnya . Karena orang yang ditunggu Sinb bukanlah dirinya . Yang diharapkan gadis itu bukanlah dirinya . Itu sebabnya semua tetap akan sama meskipun Jimin tetap berusaha . Sinb pasti akan tetap terluka karena pura-pura mencintainya .

Ini semua harus berakhir . Harus , jika ia ingin Sinb bahagia .

" Sinb-ya " panggilnya .

" Eum "

panggilan itu hanya dibalas dengan gumaman . Tatapan Sinb masih menatap lurus ke depan . Gadis itu sepertinya masih belum cukup menatap pemandangan di hadapannya .

" Mari berpisah "

Tubuh Sinb membeku . Tidak percaya dengan kalimat yang baru saja diucapkan jimin padanya .

Gadis itu mengalihkan pandangannya . Menatap Park Jimin yang kini tengah tersenyum lembut ke arahnya . Lebih terlihat dipaksakan .

" M..mwoo ? tapi kenapa ? " ucapnya lirih .

Jimin menghembuskan nafasnya pelan .

" Hanya saja .. , kau memang tidak pernah mencintaiku benar kan ? "

" Seberapa keras apapun aku mencoba , semua itu tidak akan pernah sampai padamu . Semua yang kulakukan tidak pernah bisa untuk menggapaimu . Hingga akhirnya aku sadar jika aku memang bukan orang yang kau tunggu . Hatimu bukan untukku , dan aku harus menerima itu . "

Tetes demi tetes air mata mengalir deras dari iris sayu Sinb . Gadis itu merutuk dirinya sendiri , menyalahkan dirinya karena telah menyakiti Jimin .

Jimin mendekat . Merengkuh tubuh Sinb yang bergetar ke dalam pelukannya . Mengelus surai hitam itu sayang .

" Maaf ya , karena terlalu memaksakan kehendakku . Kau pasti terluka untuk pura-pura mencintaiku . " ucap Jimin .

" Hiks...hiks..maafkan aku oppa . Aku benar-benar jahat .. hiks.. "

Sinb tidak tau , jika sebenarnya Park Jimin mati-matian menahan tangisnya saat itu . Ia tidak boleh menangis . Ia sudah memilih pilihan yang terbaik bagi mereka semua .

Jimin melepaskan pelukannya . Menaruh tangannya pada kedua bahu Sinb . Menatap kedua iris sayu yang sudah menangis pilu itu dalam .

" Aku melepasmu Sinb-ya . Sekarang kau bisa kembali pada Jungkook tanpa harus berpikir ada yang terluka lagi . Ya , meskipun sebenarnya aku juga sangat marah saat tau jika kau dan Jungkook bermain di belakangku saat itu . Tapi aku yakin , anak itu tidak akan pernah melepasmu lagi . Jadi bahagialah Hwang Eunbi . " ucap Jimin .

Sinb tak bisa berucap . Ia menangis lebih keras . Gila , setelah semua yang ia lakukan Jimin malah ingin dia bahagia . Oh tuhan , dengarkan doa Sinb saja sekarang . Setelah ini , tolong beri pria ini bahagianya sendiri .

Sinb mengangguk . Kemudian meringsut memeluk Jimin kembali . Menangis di pelukan pria itu sekali lagi .

" Terima kasih oppa hiks...hiksss "

Jimin tersenyum lembut di sela rengkuhannya pada tubuh gadis itu . Lelehan air mata yang sebelumnya ditahannya sudah mengalir lewat iris gelap itu . Untuk yang terakhir , biarkan Jimin merengkuh tubuh ini sebelum akhirnya benar-benar melepasnya pergi .





Ada yang masih menunggu ?

Last Dance ; Sinkook ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang