NB . Adegan ini adalah Flashback
Happy Reading
.
.
" Bahkan saat kita bersama , aku merasa kesepian . Sehingga aku tidak memiliki kekuatan untuk menahanmu "
Kei – Star and Sun
.
.
Mobil hitam yang dikendarai Jimin terparkir di tepi sebuah jalan . Setelah mematikan mesin mobil , pria itupun menyandarkan tubuhnya pada kursi kemudi . Terdiam . Hanya memandang jalanan kosong dengan sedikit rintik hujan . Menunggu seseorang .
Jimin menghela nafasnya pelan . Memejamkan kedua iris gelapnya sebentar .
Ia lelah .
Bukan hanya tubuhnya , namun hatinya juga .
Dulu , mungkin dirinya berpikir jika ia mampu . Membuat hati Hwang Sinb yang sekeras batu itu luluh . Berasumsi jika cepat atau lambat dirinya bisa mendapatkan gadis itu . Dengan senang hati ia rela menunggu . Memberikan pelukan hangatnya saat Sinb butuh .
Semua dilakukan pria itu . Karena ia tak pernah mencintai orang lain sedalam itu .
Seperti sebuah roll film . Ingatan demi ingatan terus berputar di kepala Jimin . Ketika bibir ranum Sinb meminta dirinya untuk menggantikan posisi Jungkook di hati gadis itu . Iris kecoklatannya yang terlihat begitu sayu . Jemari kecil yang memeluk tubuhnya erat malam itu .
Terlalu indah .
Jimin bahagia . Mungkin bagi Jimin itu adalah saat paling bahagia dalam hidupnya . Detik demi detik yang dilalui mereka berdua setelah hari itu begitu berwarna . Menghidupkan kembali jiwa Jimin yang sempat hilang setelah penolakan tidak langsung Sinb beberapa minggu sebelumnya .
Ketika jemari lentik itu menggengam tangannya . Ketika suara indah itu tertawa bersamanya . Dan ketika bibir itu berjanji untuk tidak pernah meninggalkannya .
Kalau seperti ini , seharusnya saat itu Sinb tidak perlu berjanji . Tidak perlu juga membawa Jimin terlalu terbang tinggi . Jika sampai sekarang pun hanya Jeon Jungkook yang selalu ia nanti .
Matanya hanya memandang pada Jungkook .
Telinganya hanya mendengar untuk Jungkook .
Dan hatinya akan selalu mencintai Jeon Jungkook .
Ceklek....
Pintu disisi kanan itu dibuka . Menyadarkan Jimin dari dunianya . Mata gelapnya menatap . Mendapati tubuh mungil Sinb sudah masuk dan duduk disampingnya .
" Maaf membuatmu menunggu lama oppa . " ucapnya
Jimin tersenyum tipis sebagai balasan . Kemudian menjalankan mobil nya memecah jalanan malam . Disepanjang perjalanan kedua orang itu hanya saling diam . Sama-sama sibuk dengan lamunan masing-masing .
Tidak lama , akhirnya Jimin menghentikan mobilnya . Mereka sudah sampai ke tempat tujuan ternyata .
" Ayo turun " ucap Jimin .
Sinb mengangguk . Kemudian mengikuti Jimin yang sudah lebih dulu keluar dari mobil . Hal pertama yang dilihanya begitu turun dari mobil adalah pemandangan Seoul di malam hari dengan berbagai kilauan cahaya dari gedung-gedung pencakar langit .
Indah . Berbaur begitu cantik dengan kilauan bintang yang menghiasi langit malam itu .
Sinb terkagum . Gadis itu melangkahkan kakinya . Menikmati pemandangan itu sedikit lebih dekat . Tempat pertama . Saksi ketika gadis itu meminta Jimin sebagai pengganti Jeon Jungkook di hati Sinb .
" Ingat tempat ini ? "
Gadis itu menengngokkan kepalanya . Mendapati Jimin yang sudah berdiri di sampingnya sambil memandang lurus ke depan .
" Tentu saja . " jawab Sinb .
Tidak ada yang bersuara kembali setelah itu . Keduanya masih terhanyut menatap keindahan yang tersaji di depan mata . Segalanya masih dipendam , menunggu waktu untuk disampaikan .
Park Jimin mengalihkan pandangannya . Iris gelap itu menatap Sinb dalam . Meniti setiap inci wajah cantik Hwang Sinb dalam diam . Dada Jimin berdesir pelan . Tatapannya sulit untuk diartikan .
Kata-kata yang diucapkan Min Yoongi tiba-tiba saja kembali terngiang di kepalanya . Menariknya untuk menerima kenyataan .
"Kau tau Jimin-ah , melepaskan untuk kebahagiaan itu lebih baik daripada berusaha untuk membahagiakan ."
Ya , Yoongi benar . Sekuat apapun dirinya berusaha , Sinb pasti juga tidak akan bisa melihatnya . Karena orang yang ditunggu Sinb bukanlah dirinya . Yang diharapkan gadis itu bukanlah dirinya . Itu sebabnya semua tetap akan sama meskipun Jimin tetap berusaha . Sinb pasti akan tetap terluka karena pura-pura mencintainya .
Ini semua harus berakhir . Harus , jika ia ingin Sinb bahagia .
" Sinb-ya " panggilnya .
" Eum "
panggilan itu hanya dibalas dengan gumaman . Tatapan Sinb masih menatap lurus ke depan . Gadis itu sepertinya masih belum cukup menatap pemandangan di hadapannya .
" Mari berpisah "
Tubuh Sinb membeku . Tidak percaya dengan kalimat yang baru saja diucapkan jimin padanya .
Gadis itu mengalihkan pandangannya . Menatap Park Jimin yang kini tengah tersenyum lembut ke arahnya . Lebih terlihat dipaksakan .
" M..mwoo ? tapi kenapa ? " ucapnya lirih .
Jimin menghembuskan nafasnya pelan .
" Hanya saja .. , kau memang tidak pernah mencintaiku benar kan ? "
" Seberapa keras apapun aku mencoba , semua itu tidak akan pernah sampai padamu . Semua yang kulakukan tidak pernah bisa untuk menggapaimu . Hingga akhirnya aku sadar jika aku memang bukan orang yang kau tunggu . Hatimu bukan untukku , dan aku harus menerima itu . "
Tetes demi tetes air mata mengalir deras dari iris sayu Sinb . Gadis itu merutuk dirinya sendiri , menyalahkan dirinya karena telah menyakiti Jimin .
Jimin mendekat . Merengkuh tubuh Sinb yang bergetar ke dalam pelukannya . Mengelus surai hitam itu sayang .
" Maaf ya , karena terlalu memaksakan kehendakku . Kau pasti terluka untuk pura-pura mencintaiku . " ucap Jimin .
" Hiks...hiks..maafkan aku oppa . Aku benar-benar jahat .. hiks.. "
Sinb tidak tau , jika sebenarnya Park Jimin mati-matian menahan tangisnya saat itu . Ia tidak boleh menangis . Ia sudah memilih pilihan yang terbaik bagi mereka semua .
Jimin melepaskan pelukannya . Menaruh tangannya pada kedua bahu Sinb . Menatap kedua iris sayu yang sudah menangis pilu itu dalam .
" Aku melepasmu Sinb-ya . Sekarang kau bisa kembali pada Jungkook tanpa harus berpikir ada yang terluka lagi . Ya , meskipun sebenarnya aku juga sangat marah saat tau jika kau dan Jungkook bermain di belakangku saat itu . Tapi aku yakin , anak itu tidak akan pernah melepasmu lagi . Jadi bahagialah Hwang Eunbi . " ucap Jimin .
Sinb tak bisa berucap . Ia menangis lebih keras . Gila , setelah semua yang ia lakukan Jimin malah ingin dia bahagia . Oh tuhan , dengarkan doa Sinb saja sekarang . Setelah ini , tolong beri pria ini bahagianya sendiri .
Sinb mengangguk . Kemudian meringsut memeluk Jimin kembali . Menangis di pelukan pria itu sekali lagi .
" Terima kasih oppa hiks...hiksss "
Jimin tersenyum lembut di sela rengkuhannya pada tubuh gadis itu . Lelehan air mata yang sebelumnya ditahannya sudah mengalir lewat iris gelap itu . Untuk yang terakhir , biarkan Jimin merengkuh tubuh ini sebelum akhirnya benar-benar melepasnya pergi .
Ada yang masih menunggu ?
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Dance ; Sinkook ✔
FanfictionKarena kisah mereka hanyalah kepingan cinta terlambat yang berharap untuk berakhir bahagia