Chapter 21

1.6K 225 21
                                    

Disarankan untuk mem play musiknya 😎

🍒🍒🍒

Rintik demi rintik air hujan mengguyur lumayan deras . Membasahi jalanan dan segala yang berada dibawahnya . Langit di atas sudah tampak gelap pekat . Tidak ada bintang , tidak ada bulan . Hanya tertutup awan tebal .

Hujan seolah menghentikan keadaan . Jalanan yang biasanya ramai dengan hiruk pikuk saat ini seakan dilumpuhkan . Begitu hening dengan suara hujan yang memekakkan . Bersama gemerlap lampu yang berkedip ketika sinarnya dibiaskan .

Di dalam sebuah halte , seorang gadis teduduk diam sambil sesekali bersenandung pelan . Berlindung dari riak-riak hujan yang mengguyur begitu lebat . Menunggu seseorang .

Rambut hitam legam itu berkibar terkena hembusan pelan angin malam . Menggetarkan tubuhnya yang hanya tertutup sweeter putih tulang . Irisnya menerawang jauh . Menatap rintik-rintik hujan yang berjatuhan . Dalam diam , ditengah guyuran hujan .

" Yuna-ya "

Gadis itu sontak menoleh . Menatap sosok pria yang kini berlari ke arahnya dengan membawa dua buah cup kopi di tangannya .

" Cha . Minumlah "

Pria itu mengulurkan sebuah cup kopi kearahnya . Tersenyum . Menampilkan wajah tampan dengan rambutnya yang sedikit basah terkena rintik hujan .

" Gomawo Dokyeom-ah "

Lee Dokyeom mengangguk . Iris matanya sibuk memperhatikan pergerakan sosok cantik di hadapannya . Tangan gadis itu terlihat bergetar ketika meraih kopinya .

" Dia pasti kedinginan " batinnya

Tangan kokoh Dokyeom menaruh cup kopi disamping tubuhnya . Kemudian melepas jaket biru tua yang dikenakannya . Lalu memakaikannya pada tubuh ramping Choi Yuna .

" Pakai . Kau bisa kedinginan "

Yuju tersenyum . Hatinya menghangat ketika mendapat perlakuan gentle dari sang pria . Jujur saja , tubuhnya sudah menggigil kedinginan ketika menunggu Dokyeom membeli minuman di minimarket . Tepat disamping halte tepat mereka berteduh

Dokyeom kemudian beranjak . Memilih tempat duduk di samping kanan Choi Yuna . Tangannya meraih cup kopi yang tadi ditaruhnya . Meniupnya pelan sebelum akhirnya meminumnya .

Tidak ada lagi pembicaraan yang tercipta . Kedua orang itu lebih memilih untuk menikmati minumannya . Tidak berniat untuk saling bicara . Membiarkan suara hujan yang mengudara .

Iris masing-masing saling berkelana . Menatap jalananan dengan tetesan air hujan yang tak kunjung reda . Keduanya diam tak saling sapa , hanya mencoba untuk menyusun kata-kata .

Choi Yuju menghembuskan nafasnya perlahan . Sedikit tidak nyaman dengan keheningan yang tercipta diantara mereka . Kejadian ini tidak pernah terjadi sebelumnya . Hal paling langka pada hubungan pertemanan mereka .

Dulu , mereka bahkan lebih erat bagai seorang saudara . Sangat dekat hingga susah dipisahkan . Setiap ada Yuju disana pasti ada Dokyeom juga . Begitupun sebaliknya . Namun semua berubah seketika . Tepat ketika dirinya mengatakan jika Jeon Jungkook adalah kekasihnya .

Semua tidak sama . Tidak ada lagi semangat Dokyeom di setiap paginya . Lelucon pria itu ketika moodnya berada di titik terendahnya . Pria itu tiba-tiba menghilang . Pergi dan meninggalkan semua kenangan mereka .

Iris Yuju melirik sekilah ke arah pria tampan disampingnya . Ada perasaan hangat ketika melihat sosok ini kembali lagi padanya . Memeluknya lagi ketika terpuruk keadaannya . Meyakinkan dirinya jika Jeon Jungkook bukanlah segalanya . Memberi semangat untuk kembali menjalani hidupnya .

Last Dance ; Sinkook ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang