Chapter 8

2.5K 327 41
                                    

Choi Yuju segera melompat keluar begitu mobil van yang ditunggangnginya berhenti di sebuah basement rumah sakit .Gadis itu berlari , menerobos keramaian di salah satu rumah sakit terbesar di Busan itu .

Ia tidak peduli dengan kata-kata makian yang ditunjukkan olehnya dari orang-orang yang ditabraknya .

Lelehan air mata mengucur deras dari manik matanya . Perasaan kalut sedari tadi mengusik batinnya saat tau jika kekasihnya juga menjadi korban dalam kejadian yang menyelakai Sinb , rekan satu grupnya .

Yuju berhenti di depan ruang nomor 711 . Nomor yang sama dengan nomor ruang yang dikirimkan Rap Monster padanya . Gadis itu memutar knop pintu . Membuat seorang pria tampan yang sedang berbaring mengalihkan pandangannya .

" Yuju-ya "

Yuju berjalan pelan mendekati pria itu . Air matanya masih mengalir membasahi pipinya . Sedetik kemudian , Choi Yuju sudah mendekatkan tubuhnya pada pria itu . Memeluknya erat seolah takut kehilangan .

Gadis itu terisak di dekapan hangatnya . Kelegaan luar biasa dirasakan Yuju saat melihat jika pria itu baik-baik saja .

" Aku mengkhawatirkanmu " ucapnya pelan di sela – sela tangisannya .

Pria itu tersenyum . Kemudian mengelus punggung kekasihnya . Berusaha menyalurkan ketenangan kepada gadis berponi itu .

" Aku baik-baik saja . Jangan khawatir "

Yuju melepaskan pelukannya . Menatap mata gelap milik pria di depannya itu . Sementara yang ditatap hanya memberikan senyuman sebagai balasan .

Tangan pria itu terangkat , menghapus bulir-bulir air mata yang menggenang di pelupak mata Yuju .

" Kau harus berjanji untuk tidak terluka lagi " ucap Yuju sambil menunjukkan jari kelingkingnya .

Jeon Jungkook tersenyum manis . Kemudian menautkan jari kelingkingnya dengan miik gadis itu .

" Aku janji "

*********

Untuk kesekian kalinya Sinb menghembuskan nafasnya kasar . Entah sudah berapa kali gadis itu melakukannya . Matanya memandang malas ke arah novel Harry Potter yang hanya dibolak balik saja halamannya .

Moodnya sedang sangat tidak baik sekarang . Rasanya ia benar-benar bosan karena terus berada di ruangan itu seharian .

Semua pergerakan Sinb tidak pernah lepas dari penglihatan Jimin . Pria berambut silver itu kini tengah mengangkat panggilan telfonnya di luar , namun tetap saja sudut matanya terus mengawasi setiap gerakan Sinb dengan lekat .

" Eum , aku mengerti hyung . "

Jimin mematikan sambungan teleponnya setelah selesai berbicara dengan managernya . Ia pun memasukkan benda persegi itu kedalam saku celananya . Kemudian berlalu masuk dan berjalan mendekat ke ranjang Sinb .

" Kau bosan ? " tanya Jimin .

Sinb mengangguk pelan .Gadis itu mempotkan bibirnya . Membuat Jimin terkikik geli melihat tingkah imut yang jarang sekali ditunjukkan gadis tomboi seperti Sinb .

Tiba-tiba saja , sebuah ide terlintas di kepala Jimin .

" Apa kau mau jalan-jalan di sekitar rumah sakit ? "

Senyuman lebar muncul di wajah cantik Sinb . Dengan semangat gadis itu menganggukan kepalanya . Berjalan-jalan lebih baik kan daripada harus mati bosan di kamar seharian .

Jimin pun membantu Sinb turun dari ranjangnya . Kedua tangan kokoh pria itu merangkul pelan tubuh Sinb . Takut-takut jika gadis itu limbung karena tubuhnya yang belum terlalu pulih .

Last Dance ; Sinkook ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang