SEVEN

50 5 0
                                    

Sebuah sepeda motor meluncur masuk pekarangan depan. Elan dan Rain sama-sama menoleh.

"Nah, itu orangnya datang."

"Erin?"

Elan mengangguk.

"Sore amat pulangnya? Ini udah hampir jam lima."

"Dia itu maniak ekskul dan les."

Erin masuk rumah dengan langkah pelan karena kecapekan. Ia agak heran menyaksikan kakaknya lagi asyik nongkrong berdua dengan seorang cewek manis di ruang tamu.

"Nih, kenalin—Rainie!" Elan menyuruhnya kenalan.

Mereka saling berjabat tangan. Lalu mendadak sorot mata Erin jadi aneh.

"Kok kayaknya kita pernah ketemu, ya?" desisnya kemudian.

"Masa?" Rain udah pasti heran.

Erin sibuk mengingat-ingat. Dan karena otaknya emang encer punya, misteri serumit apapun pasti langsung terkuak dengan cepat.

"Oh, iya... kamu kan yang datang bareng rombongan Radio Ozone pas ada pensi sekolahku kemaren dulu itu!" serunya heboh. "Juga pas konser De Facto sama Paprika di Wonderia dua minggu yang lalu, iya kan?"

Rain tersenyum manis, "Wah, ingatan kamu boleh juga."

"Kamu kerja di Ozone, ya?"

"Part timer aja, cuman magang. Ya daripada waktu luang nggak dipake, kan mending nyicil kerja dikit-dikit."

Erin yang tertarik langsung ngikut duduk. Posisinya persis di tengah antara Rain dan Elan, sehingga kini dia memunggungi kakaknya.

"Jadi apa? Penyiar?"

"Wah, bukan. Aku nggak punya bakat di depan mike. Aku cuman bantu-bantu di urusan marketing sama promosi doang. Nyari sponsor, bikin event, yang kayak gitu-gitu lah..."

"Eh, tolongin dong! Aku tu pengin jadi penyiar. Pengiiiin buanget. Tapi sejak dulu nggak tau gimana caranya. Ozone lagi buka lowongan penyiar nggak?"

"Ozone tu nggak pernah buka lowongan. Kalo butuh tenaga baru, paling kita cuman ngasih tau dari mulut ke mulut, antarteman doang. Jadi kalo kamu mau nyoba, masukin aja lamaran plus CV-nya. Bikin aja, ntar biar kubawa ke sana!"

"Bener?" Erin langsung membelalak gembira. "Tapi CV tu apa? Kayak perusahaan gitu?"

Elan iseng menimbrung, "CV itu sejenis ketan, dikasih gula, dimasukin ke daun pisang, lantas dikukus selama 30 menit, dan di-templok-kan ke jidat kamu! Masya Allah, CV aja nggak tau...!"

"Lha, mbok biar!" Erin menukas garang. "Wajar dong aku nggak tau, kan aku belum pernah kerja!"

Rain ketawa geli, "CV itu curriculum vitae. Kalo di sini istilahnya daftar riwayat hidup."

"Oooo... kalo daftar riwayat hidup aku tahu."

Elan langsung ngeloyor pergi. Benar seperti yang diduganya, dua makhluk cewek itu emang langsung seia-sekata hanya dalam satu kali pertemuan. Daripada dirinya cuman dijadiin obat nyamuk, mending pergi ke dalam untuk mandi. Saat ngambil handuk di pekarangan belakang, ia ketemu Ibu yang lagi asyik memunguti jemuran kering.

"Pacar baru?"

"Bukan. Kenal juga baru kemaren."

"Kok keliatannya asik betul?"

"Karena dia orangnya emang asik."

Sambil berkalung handuk, Elan berlalu hendak ke kamar mandi. Langkahnya terhenti karena Ibu mengatakan sesuatu yang membuat betenya seketika kumat lagi,

The Rain WithinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang