Author
Bel pulang sudah berbunyi sejak 2 menit yang lalu. Teman-teman Damar–pun sudah stand by di parkiran. Damar sebagai ketua belum juga datang. Lama menunggu. Karena kesal, tiba-tiba Raka mempunyai sebuah ide yang cukup menggelikan jika kalian mendengarnya.
"Cewek!" panggil Raka kepada seorang siswi yang sedang berjalan melewati dirinya.
Merasa terpanggil, cewek tersebut menoleh ke arah Raka yang sedang duduk di atas motor sport berwarna hitam.
"Kenapa?" tanya siswi yang di panggil oleh Raka tadi.
"Lo punya kertas lipat? Gue minta satu deh" tanya Raka. Seakan paham, siswi tersebut mulai membuka tas ranselnya lalu ia mengeluarkan beberapa lembar kertas lipat warna-warni.
"Ambil aja," ucap siswi tersebut sambil menyodorkan semua kertas lipatnya lalu kembali melanjutkan langkahnya.
"Makasih cantik" goda Raka. Tak salah kalau geng Damar dkk selalu banyak di kagumi oleh kaum hawa. Secara geng Damri ini termasuk salah satu orang-orang yang famous di SMA Garuda.
Raka mulai melipat-lipat kertas tersebut, sampai berubah bentuk menjadi sebuah pesawat kertas.
"Ka, lo ngapain sih?" tanya Fatra saat matanya melirik ke arah Raka yang sedang melipat-lipat sesuatu.
"Lagi Flashback, mau ikutan?" tawar Raka.
"Dih ogah. Gue lagi males. Mending ngadem–
"WOI!"
Ucapan Fatra terpotong oleh suara yang tiba-tiba datang dari arah belakang mereka. "Lama ya?" tanya Damar sambil menghampiri teman-temannya.
"Udah tau. Pake nanya lagi Dam" ujar Raka dengan suara cemprengnya.
Damar melirik ke arah Raka yang sedang memegang pesawat kertas. "Lo bikin apaan Ka?" tanya Damar menghampiri Raka.
"Ini"jawab Raka sambil mengangkat pesawat kertas buatannya. "Buat tantangan yok Dam?" ajak Raka kepada Damar yang kini sedang melipat kertas lipat berwarna hijau membentuk sebuah pesawat yang mirip dengan milik Raka.
"Oke" jawab Damar mantap. "Caranya gimana Ka?" tanya Damar menatap ke arah Raka.
"Lo terbangin tuh pesawat. Kalo aja tuh pesawat kena ke seorang cewek, lo harus deketin tuh cewek. Kalo bisa HARUS sampai jadian" jelas Raka dengan menekankan kata 'Harus'. Semua teman-temannya mengangguk paham. "Tapi, kalau gak kena siapa-siapa, lo pasrah aja. Jalanin aja jomblo lo. Haha" tambah Raka.
"Lo duluan Ka" ucap Damar mempersilahkan Raka mempraktikan tantangan yang ia buat.
"Okay. Hitungan ke tiga gue terbangin. Satu.. Dua.." ucap Raka yang sudah bersiap memasang kuda-kuda untuk menerbangkan pesawat miliknya.
"..TIGA!" Alhasil pesawat yang Raka terbangkan meluncur dengan mulus. Semua pasang mata mengikuti arah laju pesawat milik Raka.
"Yah.." keluh Raka saat melihat pesawat miliknya mendarat di bawah pohon beringin. Itu artinya Raka masih setia dengan status jomblonya.
"HAHA! makan tuh jomblo Ka" ledek Damar tepat di depan wajah Raka yang memasang tampang so sedih.
"Muka lo tambah jelek Ka" ejek Ozi yang masih melipat kertas pesawat kertas miliknya.
"Giliran lo Dam!" ucap Raka mempersilahkan Damar meluncurkan pesawat kertas miliknya.
"Lah" ujar Damar
Tanpa memasang ancang-ancang, Damar langsung menerbangkan pesawat miliknya."Jodoh Damar mah yang jelek ya Allah"
"Damar mah jomblo aja deh"
"Damar gak bakal dapet yang cantik!"
"DAMAR HARUS JOM--"
"WAW" serempak terjolak kaget tapi tidak dengan Raka. Raut wajah Raka malah datar saat melihat pesawat kertas milik Damar mendarat tepat di hadapan sepatu milik seorang perempuan, semua teman-temannya menatap kepada Damar.
"..blo" tambah Raka yang ucapannya tadi terpotong oleh semuanya sambil melirik ke arah pesawat milik Damar yang mendarat tepat di sepatu seorang perempuan.
"Gebet Dam!" Ujar Dava yang tiba-tiba berdiri di belakang Damar.
"Hah?" Damar membulatkan matanya ketika mendengar perintah dari Dava. "Oh siap 86" tambahnya lalu melangkah entah kemana.
****
"Mar, bareng yuk?!" Ajak Khatjima kepada Mara yang sudah bersiap menggendong tasnya.
Mara mengangguk sebagai jawabannya.
Kini jalan koridor sudah hampir sepi. Mungkin bel pulang sudah lewat hampir 5 menit yang lalu. Jadi orang yang berlalu lalang hanya ada beberapa orang saja.
"Mar, lo pulang naik apa?" Tanya Khatjima, membuat Mara menoleh.
"Angkot. Kalo lo?" Tanya Mara balik.
"Kebetulan sama" jawab Khatjima santai.
Mara hanya ber'oh' saja sebagai jawabannya.
"Oh ya Mar, lo kenal sama Damarkan? Dia itu orangnya bagi gue paling nyebelin bang..." Ucapan Khajtima menggantung ketika Mara tiba-tiba berhenti di area parkiran sekolah.
"Mar? Kenapa?" Tanya Khatjima.
Mara tidak menjawab pertanya dari Khatjima, ia malah menatap sebuah pesawat kertas yang tiba-tiba mendarat tepat di hadapannya. Mara kini menatap ke bawah dan begitu pun dengan Khatjima.
"Siapa Mar?" Tanya Khatjima yang masih menatap pesawat kertas tersebut.
"Gak tau--"
"Hai cantik?" Ucapan Mara terpotong ketika seorang laki-laki menghampiri mereka. Mata Khatjma membulat saat mengetahui siapa pelakunya. Damar. Ya Damar-lah pelakunya.
"Dam--"
"Sstt.. Gue lagi ngomong sama cewek cantik yang di hadapan gue" potong Damar sambil menempelkan jari telunjuknya ke bibir Khatjima.
Khatjima menepis pelan tangan Damar. Ia mencibir.
"Kebetulan kita ketemu lagi. Ngobrol yuk?!" Ajak Damar sekali tembak.
'Mara Quinsha' batin Damar ketika melihat name-tag yang terpasang di baju seragam Mara.
Mara menatap Damar dengan tajam. "Ngobrol ya?.." Ulang Mara sambil mengangguk-ngangguk. "Lo gak ada niatan gitu minta maaf ke gue? Lo tadi pagi udah bikin baju gue basah!" Ucap Mara sinis.
Damar malah menatap Mara. Kini Damar teringat kalimat dari Raka "hati-hati loh Dam. Cewek yang nyolot itu ngegemesin" dan sekarang terbukti bahwa Mara cewek yang termasuk ke dalam ucapan Raka.
"Kenapa bengong?!" Tanya Mara ketus.
'Makin greget!' Damar membatin. "Ya maaf tadi saya buru-buru cantik," jelas Damar sambil menggoda. Bukan Damar kalau tidak menggoda.
"Ya gue tadi juga lagi buru-buru. Dan lo seenaknya lindes tuh genangan air" Ucap Mara.
"Sumpah tadi gue itu lag--"
Ucapan Damar di potong langsung oleh Khatjima.
"Ya udahlah Dam. Awas ah gue mau pulang. Yuk Mar?" Khatjima menarik tangan Mara menuju ke halte depan sekolah.
Di sisi lain Damar malah mendesah. Mungkin hari ini bukan keberuntungannya. Apa mungkin Damar terlalu cepat?
"Sabar Dam. Lo jangan terburu-buru kalo sama yang kayak Mara tadi. Dan inget pesan gue, kalo cewek yang nyolot itu ngegemesin Dam. Good luck!"
****
Mulmed: Damar Zulam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy Goals
Teen Fiction[Teen-Fiction#1 by Rahma and Anisa] Damar Zulam. Gue paling gak suka sama pencintaan. Karena di dalam percintaan ada kata harapan, dan gue paling benci harapan. Tapi, meski begitu, gue tetep suka tebar harapan. Jangan salah, itu gue lakuin karena it...