24. Guru Cobra

91 7 16
                                    

Setelah menyelesaikan tugasnya, Raka meminta bantuan kepada Dava untuk mengantarnya kepada ibu mata pelajaran Indonesia–ibu Anggun. Pasalnya Raka takut kalau ibu Anggun akan menerkamnya hidup-hidup.

Raka sendiri sempat mendumel mengenai nama ibu tersebut jika di bandingkan dengan sikapnya. SANGAT–SANGAT BEDA! Nama aja sok-sok an pake Anggun, tapi sikapnya bangkar! Begitulah pendapat dari Raka. Ibu Anggun sendiri adalah guru terkiller di Garuda. Sikapnya sangat keterlaluan sekali, tapi ibu Anggun cakap, ia mau kalau semua anak didikannya berjaya. Jadi ibu Anggun memang sudah seperti itu, garang. Bahkan tidak sedikit siswa-siswi yang mengeluh jika ibu Anggun sedang menerangkan materi di dalam kelas.

"Excusme mrs? Ibu Anggunnya aya didieu?" Ucapan Raka membuat ngakak salah satu guru bimbingan konseling yang sedang duduk di bagian meja depan. Kalau di artikan ucapan Raka tadi; permisi bu, ibu Anggunnya ada di sini?

"Eh ibu, kenapa ketawanya kayak gitu bingits? Saya emang ganteng dari zaman lahir lho bu. Gak tertarik sama saya?" Raka memainkan kedua alis tebalnya ke atas ke bawah, membuat Dava yang berada di sebelahnya merasa ilffel. Doyan emak-emak ternyata, haha! Gerutu Dava dalam hati.

"Eh engga yha. Ibu emang masih jomblo. Tapi ibu nggak doyan brondong kek kamu."ucap ibu mata pelajaran pkn–ibu Eka. Ibu Eka adalah guru yang paling update. Maksudnya diantara semua guru, dialah yang paling gaul. Bahkan ibu Eka sangat friendly sekali dengan para murid-muridnya.

Raka melayangkan kiss bye–an kepada ibu Eka, dan beliau tidak segan-segannya menangkap layangan kiss dari Raka. Kemudian ibu Eka arahkan kepalan tangannya ke lantai lalu ia injak-injak dengan sepatu heels–nya. Raka hanya mendesah kemudian melangkah menuju meja ibu Anggun.

• • • •

"Sangar banget tuh guru!" Decak Raka berbarengan menggebrak meja sambil menghempaskan pantatnya ke kursi.

"Huhh!" Raka mendesah pelan, lalu menengok ke arah Fatra yang berada di sampingnya.

Sedangkan Fatra hanya menatap Raka dengan datar. Komuk, komentar Raka ketika melihat wajah Fatra yang sangat polos. Saat itu juga Raka ingin terbahak, tetapi suasana dirinya sangat tidak mendukung. Ia hanya ingin melampiaskan kekesalannya saat itu juga.

"Anj–

"DI BAWA ASIK AJA! AHOY BARU CIPS AHOYY! GEBOY BANGGG!" Shit! Raka mendesis ketika mendengar suara Vuzi memasuki indra pendengarannya.

Raka melangkah menghampiri Vuzi yang sedang berjoged bak penari saweran yang diiringi lagu koplo. Ia berdiri di hadapan Vuzi yang tanpa salah hanya diam terbisu. Kedua matanya tidak lepas menatap wajah Vuzi di hadapannya. "Nanti naksir!" Anjing! Raka semakin ingin menerkam Vuzi yang kelakuannya semakin menjengkelkan.

"MARILAH SELURUH RAKYAT INDONESIA. ARAHKAN PANDANGANMU KE DEPAN.. RAIHLAH MIMPIMU BAGI NUSA.." Raka meringis ketika telinganya lagi-lagi mendengar suara cempreng dari Vuzi. Tetapi detik berikutnya tubuh Raka seperti ada magnet yang di tularkan oleh Vuzi. Ia menggoyangkan pinggulnya mengikuti irama nyanyian dari Vuzi.

Di sisi lain, Fatra hanya menatap Raka dengan datar. "Fat? Ikutan gak?" Ajak Raka tidak henti-henti menggerakan tubuhnya kesana-kemari.

"Gak ah," tolak Fatra.

Fatra bangkit dari duduknya lalu melangkah meninggalkan kursinya. Ia berniat akan pergi keluar kelas karena kepalanya sudah pusing melihat tingkah laku teman-temannya yang mulai tidak waras. Tetapi Fatra tiba-tiba berhenti di depan kelas, dan "ASIK! GEBOY BANG!" Serunya sambil menggoyangkan pinggulnya.

Raka dan Vuzi sempat terdiam di tempat ketika melihat Fatra yang diam-diam menghayutkan. Tapi detik berikutnya Raka melanjutkan goyangannya sedangkan Vuzi kembali bernyanyi dengan lagu balonku versi qasidahan.

Bad Boy GoalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang