"Damarnya gak di ajak masuk Mar?" baru saja masuk ke dalam rumah, Mara sudag di kagetkan dengan pertanyaan kak Reza. Kok tau kalau Damar ke sini? Tanya Mara dalam hati. Ternyata sedari tadi Kak Reza sedang berdiri di balik pintu rumahnya.
Oh astaga! Kakak kepo. Batin Mara sambil menepuk keningnya. "Udah. Tapi katanya masih ada urusan" jawab Mara tanpa ekspresi yang ia pasang.
Saat Mara akan melanjutkan langkahnya menuju kamar, Mara masih di hadiahi pertanyaan ambigu dari kak Reza. "Gimana usahanya Mar? Lancar?" tanya kak Reza dengan nada menggoda.
"Kakak! Mara kan udah bilang, kalo Mara gak suka Damar. Emang gak ada cowok lagi selain Damar ya kak? Harus gitu sama Damar?" tanya Mara.
"Gak suka apa di pendem? Gak ada sayang. Harus!" tegas kak Reza, membuat Mara pasrah. Mau lo apa sih kak? Mara capek. Sumpah! Batin Mara pasrah. "Awas loh Mar, sekarang emang gak suka. Tapi liat nanti, bisa-bisa Mara jadi naksir" tambah kak Reza dengan nada yang menjadi-jadi.
"Iya! Iya, terserah kakak!"
****
Pukul 5 pagi.
Langit masih terlihat sangat gelap. Tapi Raka dan Fatra sudah berdiri di depan rumah Damar dengan menggendong tas punggung yang sama besarnya. Meski beke, Raka terlihat sangat kuat ketika menggendong tas miliknya. Hari ini, tepatnya di mana kelas XI dan XII SMA Garuda pergi keluar untuk study tour yang rencananya pergi ke Pulau Dewata, Bali.
"DAMAAAR!!" teriak Raka yang masih berdiri di depan pintu rumah Damar.
"Lo gimana sih? Di sanakan ada bel, ya gampangkan? Tinggal lo teken aja. Gak usah pake teriak-terial segala kali. Berisik!" desis Fatra saat melihat kelakuan sahabatnya yang satu ini, Raka.
"Oh iya ya.. Hehe.." Raka pun langsung menekan bel rumah Damar dengan tampang GGC, geblah-gebloh ceria (bego ceria).
Ting.. Tong..
"DAMAAAR?!" Lagi-lagi Raka teriak dengan nada cemprengnya. Fatra yang melihat kelakuan Raka hanya menggeleng-gelengkan kepala seakan berucap yakin ini tuh temen gue?!
Tidaj lama kemudian, Damar balas berteriak dari arah balkon kamarnya. "Hei! Lo pada masuk aja." ucap Damar singkat, lalu kembali masuk ke dalam kamarnya.
Raka dan Fatra yang mendengar perintah Damar langsung masuk ke dalam rumah Damar. Ketika masuk, keadaan rumahnya masih sepi. Mungkin penghuni rumahnya masih tertidur. Bahkan pembantu-pembantunya masih berkutat di dapur. Raka dan Fatra pun langsung menuju lantai dua.
"WOW!!" raut wajah Raka berubah drastis ketika masuk ke dalam kamar Damar. "Ini beneran kamar lo Dam?!" tanya Raka terkagum-kagum sambil menangkup kedua pipinya. "Rapi banget.. Kayak bukan kamar cowok. Bukannya kamar lo selalu acak-acakan?" tambah Fatra alyang ikut merasa kagum dengan keadaan kamar Damar yang rapi dari sebelum Raka dkk lihat.
"Ya iyalah.. Guekan selalu mengamalkan perintah agama. Kebersihan itu sebagian dari iman." ujar Damar so bijaknya kambuh.
"Heuh!!" desis Raka dan Fatra bebarengan. "Udah ah cepet bantuin gue!" ujar Damar mengalihkan pembicaraan. Raka dan Fatra pun mau mengikuti perintah Damar. Iya gue pembantu lo puas! Desis Raka dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy Goals
Teen Fiction[Teen-Fiction#1 by Rahma and Anisa] Damar Zulam. Gue paling gak suka sama pencintaan. Karena di dalam percintaan ada kata harapan, dan gue paling benci harapan. Tapi, meski begitu, gue tetep suka tebar harapan. Jangan salah, itu gue lakuin karena it...