"OZIII.... GUE KANGEN!" teriak Vuzi yang berlari menuju area kantin sambil merentangkan kedua tangannya bak pemain bola kalau sudah ngebobol gawang lawan.
"Na'udzu billah" balas Ozi sengit sambil mengetuk kepala dengan kepalan tangannya lalu di ketuk - ketukan ke meja kantin beberapa kali Ozi ulangi.
"Ozi lo tega. Emak gue capek - capek bikinin lo goreng pisang. Kenapa lo tolak?" Tanya Vuzi dengan mengerucutkan bibirnya.
"Gue lagi puasa Vuz" ucap Ozi sok - sok an.
"Monyet!" Desis Vuzi lalu duduk di sebelah Raka yang asik dengan tusuk giginya.
Vuzi membuka resleting tasnya lalu mengeluarkan tempat makan yang berisi goreng pisang. Baru saja di simpan, tangan Raka sudah menyerobot misting tersebut.
"Gue mau Zi!" Ujar Fatra yang baru saja datang. Lalu tiba - tiba duduk di sebelah Vuzi.
"Makan aja sampai abis. Jangan sisain buat si OZI!" Ucap Vuzi sambil menatap Ozi. Yang di tatap hanya bisa meneguk air ludah. Ozi bohong. Sebenarnya ia tak sedang berpuasa. Ia cuman mengada - ngada saja.
"Oh siap.." Raka memulai mengambil goreng pisang tersebut.
"Lama ya kita gak ke rumah Damar?" Serobot Tresna yang diam - diam ikut mencuri pisang goreng milik Vuzi.
"Gimana Dam?" Tanya Dava.
Damar yang sedang memainkan handphonenya langsung diam. Lalu menatap satu persatu temannya. "Gimana apanya?" tanya Damar ambigu?
"Kita hari ini ke rumah lo ya?" ucap Raka yang sudah memasang puppy eyes-nya yang membuat bulu kuduk Damar ngeri seketika.
Damar menimbang - nimbang ucapan dari Raka. Kemudian, Damar mengangguk mantap.
"Yes! Makin cinta deh Dam." ujar Raka geli.
"Najis Ka!" umpat Damar.
Hening.
Keadaan menjadi hening. Kini teman - teman Damar sedang asik dengan aktifitasnya masing - masing. Tapi tak berselang lama saat Raka mengeluarkan sebungkus rokok beserta pematiknya, keadaan menjadi ribut.
"Ka, lo mau kita ketauan?"
"Goblok lo. Jangan ngerokok di sini dong Ka!"
"Oh tidak! Jangan di sini Ka, mending di rooftop yuk, bareng babang Ozi!"
"Stop!" tegur Raka karena teman - temannya berisik. "Ini tuh udah sepi. Semua orang udah pada balik bray!" tambahnya lalu mulai mengapit satu bantang rokok dan mulai menyalakan pematiknya.
Mendengar penjelasan dari Raka, semuanya kini menyerbu rokok milik Raka tersebut. Tapi tidak dengan Damar. Damar malah mengeluarkan sebuah lolipop dari dalam tasnya. Kemudian ia mulai mengemutnya--sikap lo ke bocah Dam.
"Dam, lo gimana sih?" tanya Raka. "Tampang lo udah kayak bad boy, tapi kenapa lo gak suka rokok?" tambahnya.
"Pait." jawab Damar datar tanpa melirik Raka.
"Kalo permen mint mau? Nih gue bawa banyak!" Fatra menawarkan Damar sebungkus permen mint yang ia beli dari mini market kemarin sore.
Damar menggeleng. "Gak mau! Pedes" jawab Damar masih datar.
Di balik ke gantle man-annya, Damar gini - gini banyak manjanya. Ia tak suka pedas, alergi minyak kayu putih, takut dengan boneka badut. Damar pernah tak bisa tidur selama satu malam cuman gara - gara ia melihat sosok badut melewat di depan rumahnya. Jadi, teman - teman sudah bisa memakluminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy Goals
Teen Fiction[Teen-Fiction#1 by Rahma and Anisa] Damar Zulam. Gue paling gak suka sama pencintaan. Karena di dalam percintaan ada kata harapan, dan gue paling benci harapan. Tapi, meski begitu, gue tetep suka tebar harapan. Jangan salah, itu gue lakuin karena it...