Bus berhenti di area besar berisikan kendaraan yang berjajar rapi. Sepertinya bus pariwisata rombongan SMA Garuda hendak beristirahat dan mengisi bahan bakar.
"Anak-anak!" panggil ibu Ima kepada semua penumpang bus. "Kalian semua boleh turun untuk istirahat sebentar." tambah ibu Ima.
Ibu Ima adalah guru mata pelajaran IPA Biologi. Ibu Ima terkenal sangat-sangat baik di SMA Garuda, Ibu Ima juga termasuk guru yang akrab dengan muridnya. Maka dari itu, beliau sangat di hormati oleh murid di SMA Garuda. Termasuk geng Damri, Damar dkk pun tidak berani untuk menjahilinya.
Semua penumpang bus pun turun untuk menuju tempat peristirahatan. Beberapa orang ada yang pergi ke toilet, ada pula yang makan sambil bercakap-cakap ria dan adapula yang sekedar menghirup udara segar sambil mengabadikan lewat handphonenya masing-masing.
"MINGGIR!! MINGGIR!! MINGGIR!! ADUHHHHH!" teriakan dari seorang pria membuat antrian di toilet ribut.
Raka Naufal, ya pria itu yang membuat antrian di toilet laki-laki menjadi rusuh. Raka berlari menuju pintu toilet dengan kedua tangan yang memegang bagian belakang celananya.
Bruk!!
"Aduhh," ringis seorang pria bertubuh jangkung yang Raka tabrak tanpa sengaja.
"Ups, I'm very sorry, Mr" ucap Raka tanpa melihat wajah pria yang di tabraknya.
Raka pun kembali menuju pintu toilet incarannya. Tapi ketika melangkah masuk, tiba-tiba sebuah tangan kekar menahan tangan Raka untuk masuk ke dalamnya. Raka memperhatikan tangan tersebut sampai ke wajah sang pemilik tangan itu.
"Gue-du-lu-an! Lo-tunggu di sini!" Ucap pria itu dengan penekanan yang membuat Raka tidak tahan lagi untuk mengeluarkan isi di dalam perutnya.
"Aduuhhhh! Gue duluan ya? Udah di ujung nih Fat!!" Rengek Raka kepada Fatra.
Iya Fatra!
Fatra yang tadi menghalangi Raka untuk masuk ke dalam toilet. "Ya gak bisa dong!" Tolak Fatra sambil menarik tangan Raka menjauh dari pintu toilet. Setelah berhadapan, Fatra melanjutkan kembali peraduan mulutnya.
"Pokoknya gue duluan Ka! Lo kan datangnya di akhir! So? Lo harus nunggu dulu," ujar Fatra sambil memajukan wajahnya ke depan wajah Raka.
No,
Jangan pikir mereka akan berciuman!
"Fat, please. Lo sayang kan sama gue!?" Tanya Raka dengan wajah cemas.
"Lah? Sayang sih enggak," ucap Fatra menimbang-nimbang pertanyaan Raka sambil memijit keningnya. "Tapi benci iya! Lagian kenapa si lo cari masalah mulu sama gue?!" Tambah Fatra, membuat wajah Raka tambah sedih.
"Siapa juga yang cari masalah sama lo? Ini itu terjadi karena ada unsur ketidak sengajaan!" Raka memalingkan wajah datarnya ke arah belakang Fatra.
"Mungkin kita jodoh!"
Kalimat itu mampu membuat Fatra langsung tersentak kaget. Raut wajahnya tiba-tiba berubah menjadi merah muda.
Apa-apaan ini? Batin Fatra.
"Gue?" Fatra menunjuk dirinya sendiri dengan muka yang di tekuk. "Jodoh lo?" kali ini Fatra bukan menunjuk dirinya sendiri, melainkan menunjuk Raka tepat di hadapannya.
Raka mengangguk pasrah,
"Amit.. Amit..!" kepalan tangan Fatra di ketuk ke atas kepalanya, lalu di ketukan ke tembok sebanyak tiga kali. "Gue masih normal Ka .. Gue udah punya pacar! Emangnya lo? Ini nih efek jomblonya keluar tiba-tiba." sindir Fatra menohok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy Goals
Teen Fiction[Teen-Fiction#1 by Rahma and Anisa] Damar Zulam. Gue paling gak suka sama pencintaan. Karena di dalam percintaan ada kata harapan, dan gue paling benci harapan. Tapi, meski begitu, gue tetep suka tebar harapan. Jangan salah, itu gue lakuin karena it...