17. Museum Renon

87 15 4
                                    

Author

Pagi ini pihak sekolah SMA Garuda akan mengunjungi Museum Renon. Museum ini terbilang sangat luas di kota Denpasar. Museum ini juga terkenal sangat megah. Jadi tidak salah lagi jika banyak turis mengunjunginya hanya sekedar untuk melihat-lihat saja serta mengabadikam moment mereka di sana.

Tapi tidak bagi SMA Garuda. Ibu Delis, selaku pembina menjelaskan sejarah demi sejarah di zaman kuno tempat tersebut. Terdapat banyak sekali gambaran patung-patung pada saat penjajahan Jepang maupun Belanda.

"Guys, yang itu mirip si Raka!" seru Fatra bersemangat, tangannya tertunjuk ke arah patung bergambarkan makhluk aneh.

Raka yang berjalan di tengah teman-temannya langsung ribut tidak jelas, "si anjir!" ringis Raka, ketika ia melihat sebuah patung yang di tunjukan oleh Fatra tadi.

Patung tersebut berbentuk seekor monyet yang sedang memangku anaknya. Bentuknya hampir persis seperti gorila. Tapi itu jelas berbentukan monyet.

"Mon-yet! Hahaha..." serobot Ozi dengan tawa yang pecah begitu saja.

Raka langsung berjalan tanpa mengubris ejekan para sahabatnya yang mulai mendidihkan emosi Raka sendiri. Raka berjalan di samping ibu Delis yang sedang menjelaskan sejarah serta arti penjajahan pada masa yunani kuno.

"Kesambet apaan kamu? Tiba-tiba mau menyimak sejarah ibu?" tanya ibu Delis kepada Raka yang tiba-tiba berlari ke samping ibu Delis.

"Sejarah Yunani Kuno bu, bukan sejarah ibu. Jika boleh saya perbaiki gini nih bu kenapa tiba-tiba kamu mau mendengarkan penjelasan dari ibu? Nah loh?" Raka menasehati ibu Delis, yang tampaknya sudah lelah dengan sikap Raka.

Di sisi lain, Damar berjalan di samping seorang gadis yang tidak asing lagi baginya. Jika lain lagi adalah Mara. Awalnya Mara sudah berjalan di barisan depan, tapi tangan seseorang menariknya ke belakang.

"Eh, apaan sih?" Pekik Mara ketika Damar menarik tangannya dari belakang.

Damar tersenyum ramah, "lo harus di samping gue."

Mara mengerutkan keningnya, ia tidak mengerti maksud dari Damar. "Harus banget?"

"Iya."

Akhirnya dengan hati yang terpaksa, Mara pasrah harus berjalan di samping Damar. Kali ini Mara sangat risih dengan sikao Damar yang mulai sedikit posessive terhadapnya.

"Lo capek?" tanya Damar, sambil menawarkan supaya beristirahat dahulu.

Tapi Mara menggeleng tidak mau. Ia sendiri takut terkena teguran dari ibu Delis. Saat Mara menanyakan apakah tidak akan terkena hukuman oleh ibu Delis. Damar mengangkat kedua bahunya sambil berucap, "mana gue tau. Mungkin bakalan kena lah.." Damar tersenyum menggelikan.

"Tolol lo!" tukas Dava yang diam-diam mendengarkan ocehan dari Damar kepada Mara.

****

Damar termasuk orang yang ramah. Meskipun di cap sebagai bad boy, Damar sendiri tidak masalah dengan kata antinya itu. Sosok keramahan Damar pada saat fansnya bercerita soal ketampanan dirinya. Cerita penting atau tidaknya, Damar selalu mendengarkan semua itu.

"Dam, obat buat kegantengan lo apaan?"

"Semalam gue mimpi ciuman sama Damar!!"

"Aduh meleleh hati gue saat lo meluk gue."

Berbagai macam ocehan keluar dari mulut fansnya. Sebelumnya Damar tidak menganggap semua itu para fansnya. Tapi semakin hari, semakin banyak saja yang selalu menggrepe-grepe Damar saat di kantin.

Damar sendiri tidak pernah berharap memiliki fans. Tapi semakin ke depan, fans Damar melunjak naik mengalahkan fans dari Andrea.

Andrea adalah bad boy di SMA Garuda. Andrea sendiri terlalu banyak memiliki anggota mainnya. Setiap malam, ia sering keluyuran keluar rumah. Karena terlalu banyak kejadian di sekolah, Andrea sempat di drop out dari sekolah. Tetapi bukan Andrea kalau tidak bermodal uang. Andrea menyogok kepala sekolahnya dengan uang yang ia punya. Jadi intinya, Andrea tidak jadi di DO dari sekolah.

Andrea memiliki wajah yang tampan. Ia memang blasteran Jerman-Inggris. Maka dari itu kulitnya putih melebihi cewek-cewek cantik. Bahkan ia memiliki mata dan rambut coklat yang alami. Jadi tidak salah lagi kalau Andrea banyak di kagumi oleh cewek-cewek di Garuda.

Tetapi selama bersekolah di Garuda, Damar tidak pernah bertemu dengan sosok Andrea. Damar hanya tahu lewat sosmednya Andrea dan kabar dari keenam sahabatnya.

"DAMARRRR! MINTA FOTBAR DONG!" teriakan tersebut membuat Damar langsung mencari-cari sosok yang meneriaki namanya.

Damar meringis ketika mengetahui siapa yang meminta foto bersama dengannya. Claudia namanya. Perempuan itu paling rusuh jika bertemu dengan Damar. Claudia adalah kakak kelas Damar yang paling gatel. Maksudnya, Claudia akan grepe-grepe cogan yang ia sukai, termasuk Damar.

"Damar, kita fotbar ayo!" seru Claudia, sambil mengapit tangan Damar dengan manja.

"Anjir buntelan tai kebo dateng." ujar Raka menunjuk Claudia yang berada di samping Damar.

"Ih kamu apaan sih?" ucapan Claudia menggelikan di pendengaran Damar serta teman-temannya.

"Anjay, alay banget lo! Bikin gue pengen muntah!" ujar Vuzi sambil memegang bagian celana belakang dengan kedua tangannya.

"Njay lo pengen muntah tai Vuz. Hahaha.."

Damar berusaha melepaskan genggaman tangan Claudia. Tapi usaha itu tidak berhasil juga, Claudia terlalu erat menggenggam-ralat-bahkan bisa terbilang mencengkram tangan Damar. "Lepas! Gue gak suka." ujar Damar dengan suara yang mulai menyerupai seekor cicak yang terjepit.

Claudia mulai mengangkat tinggi-tinggi handphone miliknya. Setelah menemukan posisi yang bagus, Claudia segera mengabadikannya. "Aaa bagus! Gue posting di IG!" ujar Claudia bersemangat.

Teman-teman Damar hanya bisa pasrah terhadap Claudia. Sejujurnya Damar juga sudah kewalahan dengan sikap Claudia. Seandainya Damar tidak pernah bertemu dengan Claudia. Mungkin hidup Damar akan biasa-biasa saja.

"Done," gumam Claudia senang.

Kemudian Claudia menyodorkan benda pintar miliknya di hadapan Damar.

Seluruh bulu kuduk Damar berdiri ketika melihat postingan Claudia di Instagram dengan caption,

My love-love honey❤💜💛💙💚

"Anjing!" desis Damar di depan Claudia secara langsung.

****

Hp baru!

Baru saja membeli handphone baru, Raka sudah membuka aplikasi kesayangannya, Instagram. Ia mulai membuat story dan juga memposting berbagai macam kegiatannya saat di museum tadi.

"Oke guys, see u next time. Gue capek!" ucap Raka mengakhiri siaran langsung di instagram.

Fatra yang ikut terekam di siaran langsung Raka terkekeh geli. "Anjir so artis banget lo!" ejek Fatra tepat di hadapan Raka.

Raka menatap Fatra tanpa berekspresi sama sekali. Bahkan bicara pun tidak. Dan hitungan detik berikutnya, Raka mendesis "anjing!"

"Anjir, baperan banget lo. Baru juga di colek dikit. Dasar tai kuda." sembur Dava yang baru saja menampakan wujudnya di depan pintu kamar.

Jika di lihat-lihat, Raka memang seperti ADM kebanyakan. Ia lebih senang berlagak di sosmednya dari pada dengan teman-temannya. Raka termasuk seorang yang mahir bercerita. Dan dia adalah tipe-tipe pria idaman perempuan pada umumnya.

Dan di antara anggota geng Damri, Raka lah yang followers ya paling tinggi. Bahkan ia pernah bilang, "kenapa si Damar yang paling banyak fans di Garuda?"

Mungkin Raka syirik,

Bad Boy GoalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang