27. Pohon Kelapa

82 4 25
                                    

The song for this chapter;
Attention - Charlie Puth
2U - Justin Bieber ft. David Guetta

Gabut.

Satu kata itu yang kini sedang menggambarkan sosok Damar. Ia plin-plan dengan perasaannya sekarang. Semua temannya pula tidak ada yang mau memberikan saran kepadanya. Bagaimana ia tidak kesal coba?

Damar memijat pelipisnya pelan. Harus bagaimana dia sekarang? Kejadian di kantin tadi masih saja terputar di ingatannya. Dimana kejadian ia bertengkar, Raka yang memaksanya makan biskuit bayi dan adapula Fatra yang meminta partisipasi untuk Damar.

Entahlah Damar tidak memperdulikan semua itu.

Des-pa-cito
Vamos a hacerlo en una playa en Puerto Rico
Hasta que las olas griten "Ay, Bendito!"
Para que mi sello se quede contigo...

Damar terkejut ketika mendengar nada telponnya berubah. Bahkan ia bingung sendiri, kapan ia mengganti ringtonenya. Tapi Damar tidak ambil pusing, ia segera mengangkat panggilan tersebut.

"Halloooo? Whats upp?" Terdengar suara cempreng dari sebrang telpon.

"Siapa?" Tanya Damar, karena sebelum mengangkat telpon ia benar-benar tidak melihat siapa yang menelpon dirinya.

"Ya tuhan, gue temen lo" ujarnya pelan.

"Iya temen gue siapa?" Lagi-lagi Damar bertanya.

"Pohon kelapa."

Pohon kelapa?

Damar sempat mengulang jawaban dari temannya itu. Dan hitungan berikutnya Damar baru ingat kalau sebutan pohon kelapa itu memang benar-benar salah satu temannya. Raka Naufal–lah yang mendapatkan julukan pohon kelapa dari Damar sendiri.

"Ya ampun gue gak bawa buku ekskul lagi. Mati gue ya allah." Ujar Raka frustasi ketika mengetahui kalau dirinya tidak membawa buku ekskul pramukanya.

"Mpus lo Ka." Ujar Vuzi yang duduk tepat di belakang Raka.

"Diem lo tai." Ujar Raka sengit.

Setelah pasrah dengan keadaan, Raka mau tidak mau harus menjalani hukumannya karena tidak membawa buku ekskul pada hari itu. Dan sialnya, yang berada di depan hanya ia sendiri. Itu berarti ia sendiri yang harus menjalankan hukumannya.

"Push up 25 kali." Perintah dari kakak pramuka yang mengajar di kelas XII–4. Yang di sebut-sebut kakak pramuka adalah Aninda. Aninda memang menjabat sebagai sekretaris di organisasi pramuka.

"Anjir, pacar lo sadis banget Zi!" Seru Raka kepada Vuzi yang tengah anteng memperhatikan sang pujaan hatinya.

"Jangan banyak ngomong. Mau tambah?" Tegur Aninda kepada Raka yang terus saja berceloteh.

"Engga. Ampun deh Nda"

Setelah menjalani hukuman, Raka di perintahkan untuk kembali duduk ke kursinya. Dan hari itu Raka harus menulis di buku yang lain. Raka juga di perintahkan untuk menggambar tunas kelapa di ujung kiri bagian atas.

Raka pun mengangguk paham, kemudian mulai menggambar apa yang di perintahkan oleh Aninda.

"Oke tulis ini di buku masing-masing. Judulnya, “Adaptasi Makhluk Hidup”. Yang gak nulis di hukum—

"ANJIR NGAKAK HAHAHAH!!"

Detik itu semua murid bahkan Aninda mengalihkan pandangannya ke arah Damar. Semua menatap Damar seperti orang yang kebingungan. Bahkan tidak sedikit orang bertanya ada apa. Damar belum juga reda dari tawaannya. Ia terus menerus tertawa sambil menjiwir buku yang entah milik siapa.

"Kenapa sih Dam?" Tanya Aninda.

"Tadi lo nyuruh Raka gambar apa?" Tanya Damar yang masih tertawa.

"Tunas kelapa." Jawab Aninda polos. Bahkan bisa terbilang seperti anak kecil yang tidak mengerti apa-apa.

"Dia malah gambar pohon kelapa haha anjir." Ujar Damar sambil memperlihatkan gambar hasil Raka kepada Aninda.

Dan detik itu juga semua siswa terbahak melihat tingkah laku Raka yang seperti orang bodoh. Tapi bukan Raka jika tidak bodo amat dengan keadaan.

"Legend lo pada nying!" Ujar Raka sambil berdiri di atas meja.

"RAKA turun!" Tegur Aninda lagi-lagi.

"Turun legend!" Ucap Ozi sambil menarik-narik celana Raka.

"DIEM LO!"

"Mau apa?" Tanya Damar setelah mengetahui bahwa yang menelpon dirinya adalah Raka.

"Ringtone hp lo keren ya, haha" tukas Raka santai.

"Jadi lo yang ub—

"Yoi gue yang ubah. Lagian kenapa ringtone lo masih basi sih? Gue aja yang denger risih tau." Potong Raka tanpa mendengar terlebih dahulu pertanyaan dari Damar.

"Bod—

"Eh Dam, Raisa jadi nikah sama Hamish. Gue cemburu deh. Lagian apa gantengnya gue di banding sama Hamish ya?"

"BEDA JAUH! GANTENGAN DAMAR MISBAHUD ZULAM DI BANDINGIN SAMA RAKA NAUFAL UDAH GITU TITIK! KOMANYA DI BUANG!"

Tut—tut!

Damar segera memutuskan sambungan telponnya. Ia tidak mau terjerumus ke dalam pembicaraan aneh terkait persoalan Raisa dan Hamish menikah. Apalagi lawan bicaranya adalah Raka Naufal. So? Ia adalah salah satu temannya yang paling aneh tapi jika tidak ada dirinya, keadaan pasti menjadi sepi 😢

🍁🍁🍁

"Happy Birthday to you! Happy birthday, happy birtday, happy birtday to you!!!"

Deg!

Damar heran ketika melihat teman-temannya bertindak konyol di hadapannya. Lagi pula hari ini bukan ulang tahunnya. Dan kenapa semua temannya mengucapkan hbd kepada dirinya? Dan jika di hitung-hitung, ulang tahunnya masih 5 bulan lagi.

"Gue gak ulang tahun guys!" Ujar Damar kepada semua teman-temannya.

"GR banget lo Dam." Ujar Raka dengan tatapan Datar.

"Hah?!" Damar sejujurnya masih bingung dengan keadaannya saat ini.

"Yang ulang tahun tuh si Olla bukan lo. Dan sekarang, lo ngalangin jalannya si Olla." Jelas Vuzi yang menunjuk-nunjuk ke arah belakang Damar.

"Olla?" Tanya ulang Damar.

"Iya si Ollaf lo!" Raka menegaskan jawaban dari Vuzi sebelumnya.

"Eh?" Damar bergeser kekanan sedikit. Dan di situ muncullah Olla dari ambang pintu kelas. "Sorry La, gue baru inget kalo lo ultah hari ini. Hehe" ujar Damar sambil menggaruk tengkuknya.

"Lo sih ah!" Kesal Olla sambil memelototi keponakannya itu.

"Kado nyusul gampang." Ucap Damar kemudian mempersilahkan Olla untuk meniup kue yang berada di tangan Raka.

"AWAS SI LEGEND JANGAN DI KASIH KUE NYA!" seru Damar saat menjauh dari hadapan Raka dan teman-temannya.

"ANJING! MAMPUS LO DAM! GUE GOROK LO KALO BALIK!!" ujar Raka tidak mau kalah.

"SILAHKAN KALO BISA!" balas Damar.

🌴🌴

Share?


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 09, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bad Boy GoalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang