23. Adik?

77 6 18
                                    

"FESTIVALNYA MANA WOI?" Pekik Damar di hadapan Raka setelah dirinya membuntuti Raka untuk sampai ke area pantai. Tetapi Raka hanya menatap wajah Damar dan seseorang di samping Damar–siapa lagi kalau bukan Mara?–secara bergantian.

"Gak mau apa Dam! Pinggir lo siapa? Jadi? Gak-usah-teriak-teriak, OKE?" Ujar Raka sengaja menekankan ucapan di akhirnya. Tapi Damar hanya mengangkat bahunya seperti lo juga barusan teriak bego! Tapi Damar menyelonong melewati Raka.

SMA Garuda malam ini memang mengadakan sebuah pestival api unggun beserta kembang api sebelum semuanya pergi dari pulau Dewata. Sebenarnya ini hanya akal-akalan Raka saya mengusulkan harus ada Pestival di hari akhir sebelum kembali ke Jakarta kepada ibu Delis.

Dan ibu Delis tidak di duga-duga langsung menyetujui usulan dari Raka sampai-sampai ibu Delis berjanji akan menambah nilai plus untuk Raka. Jarang-jarang Raka mendapatkan nilai plus, bahkan nilai seratus juga ibu Delis tidak pernah melihatnya.

"Anak IPS sebelah sana! Cepat membuat barisan lingkaran! Anak IPA sebelah kiri ibu!" Ibu Delis mulai mengatur barisan demi barisan di pinggir pantai. Malam ini cuacanya sedikit membuat kulit merinding, dingin. Bahkan tidak sedikit siswa yang memakai jaket maupun sweater untuk menutupi tubuhnya sendiri.

Batangan kayu sudah siap di tengah siswa-siswi, bahkan bapak Opik juga sudah siap untuk menuangkan minyak tanah ke serpihan kayu tersebut. Dan hitungan berikutnya, api mulai menyambar ke atas semua siswa-siswi mulai bersorak gembira.

"WWWEEEHHHHH!" semua siswa bertepuk tangan. Bahkan para turis maupun para wisatawan yang berada di daerah pantai juga ikut bertepuk tangan.

Semua siswa di perintah untuk sedikit lebih mendekat ke arah api– hanya 1 langkah saja–untuk lebih menghangatkan tubuh mereka. Ibu Delis pula menyuruh Damar dkk untuk menyanyikan sebuah lagu yang diiringi dengan gitar. Damar dkk pun menyetujui itu, tetapi yang memainkan gitar hanya Damar dan Fatra saja.

Semuanya bertepuk tangan sambil menyanyi dan mengelilingi api unggun yang mulai semakin menghangatkan tubuh mereka masing-masing. Tertawa, ceria, lega mereka rasakan pada saat malam itu.

Sesudah menyalakan api unggun, mereka juga membakar jagung dengan kelompoknya masing-masing. Hanya terdapat 20 kelompok saja. Bahkan tidak sedikit yang menikmati jagung bakar dengan kekasih maupun sahabat dekat mereka masing-masing.

"DAMAR!" Pekik Raka ketika Damar tidak sengaja menyenggol pinggul Raka yang mengakibatkan jagung miliknya terjatuh ke pasir.

"Up, maaf Ka! Ambil aja sono haha" Damar kembali memutar-mutar jagung miliknya yang baru saja matang setengah.

Setelah melakukan aktifitas bakar jagung, semua siswa di perintah untuk kembali berkumpul di area api unggun untuk acara terakhir, yaitu menyalakan kembang api. Detik berikutnya di atas langit mulai menampakan warna-warna yang begaduh. Bahkan Raka swndiri mengabadikan itu dengan handphonenya. Para siswa laki-laki pula mulai bersorak dan bertepuk tangan atas acaranya yang sudah selesai.

11.37 pm, semuanya kembali ke kamar hotel masing-masing. Acara pun sudah benar-benar selesai dan penuh sekali kenangan yang menyenangkan. Tapi tidak untuk Damar dkk, mereka masih saja berada di area pantai. Kemungkinan mereka masih ingin bersenang-senang di sana, menghabiskan waktunya pada malam itu.

****

Damar duduk di sebuah kursi taman sambil menatap ke arah Danau. Di sekelilingnya sangatlah di penuhi banyak orang-orang yang berlalu lalang di hadapannya. Ia juga tidak henti-hentinya menatap jam yang di pasang di tangannya, tatapannya mulai memandang ke sekelilingnya dengan perasaan panik.

Karena sudah tidak sabar, Damar mengeluarkan benda pintar miliknya kemudian kedua tangannya mulai mengetikan sesuatu. Perasaannya jujur saja masih panik. Tapi ia sebisa mungkin membuang pikiran-pikiran negative–nya.

Beberapa menit kemudian, ia bangkit dari duduknya lalu pergi menjauh dari tempat tersebut. Tapi di langkah ke tiga, Damar hampir terjengkang ketika seseorang langsung memeluk dirinya dari arah depan.

"Damar, gue kangennn!"

***

Semua siswa SMA Garuda pagi ini sibuk mengemas barang-barang pribadinya. Mereka semua akan meninggalkan Bali pada pukul 12 siang. Dan hari ini masih ada 2 jam lagi. Di sisi lain Damar dkk sedang ribut di dalam kamar inapannya.

Berawal dari Raka yang ingin mencari kaos dalamnya tapi sampai detik ini juga belum di temukan. "Gak bisa di iklasin! Itu kaos gambar spongebob versi upin-ipinya." Komentar Raka sendiri ketika Ozi menasehatinya supaya di ikhlaskan saja.

"Tapi bener-bener itu gak bisa di ikhlasin. Gue punya minion versi hulk doang masa? Kan gak asik. Lagian yang kek gitu jarang. Belinya juga di Canada heeeh!" Raka mengacak rambutnya frustasi.

"Anjing, berarti lo beli sempak hello kitty versi doraemon juga di sana?" Damar tersentak ketika mendengar penjelasan konyol dari Raka.

"Gak gitu juga kali." Cibir Raka lalu tangannya mulai mengacak-ngacak koper miliknya.

Selain Raka, Vuzi juga sedang terlihat frustasi. Ketika di tanya Damar kenapa, Vuzi hanya menjawab "cari gebetan yang bener-bener setia."

"Eh," kening Damar langsung berkerut, konyol.

"Nininggggh?" Vuzi tersentak ketika Raka memanggil dirinya dengan sebutan yang paling konyol.

"Gak usah pake hur–

"Biarhin dung, ngari ini ya lo? Nah lo!" Vuzi langsung meloncat untuk berlari ke arah Raka dan ingin langsung merebut barang yang sedang di acungkan Raka ke atas.

Raka langsung menghindar dari Vuzi tetapi barang yang di pegangnya di lemparkan ke arah Damar. Damar dengan sigap langsung menangkap sesuatu yang barusan Raka lempar.

"WOW? CULUN BANGET LO NINGG HAHA" Damar terbahak ketika melihat kartu pelajar Vuzi yang barusan di lempar Raka ke arah dirinya.

"Sini gak lo!" Damar dengan polosnya menyerahkan kartu tersebut kepada Vuzi.

Di sisi lain, Dava dan Fatra terlihat sangat santai. Mereka berdua malah memainkan handphonenya masing-masing bahkan Damar yang tadi terbahak langsung diam membisu. Ia tiba-tiba mengingat kejadian semalam.

Mimpi yang sangat aneh baginya. Bahkan perempuan yang mengaku menjadi adiknya itu langsung memaksa Damar untuk pulang ke rumahnya untuk menemui ibunya. Tapi Damar sendiri masih bingung dengan hal itu.

"Kak? Ayo buruan pulang! Gue udah lama gak kangen-kangenan sama lo. Bahkan gue gak nyangka bakal ketemu lo di sini. Sumpah seneng bangettt"

Oh, shit!

***

Sengaja yang bagian Damar mimpi gak pake italic soalnya biar apa gitu;(

Jangan lupa follow👉Cipaow96_
Soalnya cerita kolab breng orgil;(

Bad Boy GoalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang