Author
"Cari club yuk?"
Ajakan Raka berhasil membuat teman-teman yang lainnya mengangguk setuju. Termasuk Fatra yang mulai mengganti pakaiannya, serta Dava yang mulai memakai sepatunya.
Raka sudah berbohong kepada ibu Delis tentang izinnya dia pergi keluar. Raka mengatakan bahwa malam ini ia akan pergi ke mall untuk membeli stock makan yang habis.
Tapi Raka akan peduli apa?
Bahkan jika di tanya oleh guru yang lain, ia akan mengatakan hal yang sama persis seperti jawabannya kepada ibu Delis.
Malam ini geng Damri akan pergi ke club malam dengan menaiki kendaraan umum. Dan juga Raka berusul, tempat clubbingnya supaya yang lebih jauh dari Hotel tempat ia menginap.
"Ayo buruan udah malem nih!" seru Dava yang tidak sabaran. Dava sempat beroceh mengenai pergi ke club malam. Pasalnya ia juga sudah lama tidak berclubbing bersama teman-teman yang lainnya.
"Ck! Sabar dong Dav," ujar Damar, yang kelihatannya masih membenarkan posisi jaketnya.
Raka yang sudah stand by di depan pintu berdecak, "ck! Dava tai."
Merasa terpanggil namanya, Dava lansung menatap Raka yang sudah berkacak pinggang di depan pintu. "Anjir, lo ngajak ribut sama gue hah!?" Dava bangkit kemudian menghampiri Raka yang berekspresi santai.
Di sisi lain, Ozi sedang menyisiri jambul kesayangannya di depan wastafel. "Huh, jambul gue makin ketjeh!" gumam Ozi, memuji dirinya sendiri.
Padahal jika di lihat-lihat dengan seksama, jambul Ozi tidak ada perubahan sama sekali. Bahkan bisa di katakan kalau itu bukan jambul yang semakin hari semakin kece.
"OZI KAOS KAKI GUE DIMANA?," teriakan Vuzi berhasil membuat semuanya meringis. Vuzi yang sedari tadi mengobrak-abrik seisi kamar hotel mencari kaos kakinya, tidak mendapatkan juga. Vuzi menjambak rambutnya frustasi.
Damar mengerutkan keningnya, "lah ini punya siapa?"
Mendengar pertanyaan Damar, semua pasang mata menatap ke arah Damar yang kini sedang mengangkat tinggi-tinggi sebelah kaos kaki berwarna merah muda. Ozi yang melihat warna dari kaos kaki tersebut langsung terkekeh geli.
"Itu punya lo Vuz? Hahaha... Lucu ke babi." ucap Raka di sela-sela tawaannya.
"Baby, bego!"
****
"AYO GOYANG DUMANG, BIAR HATI SENANG, PIKIRAN PUN TENANG. AYO GOYANG DUMAN-"
"GOBLOK BANGET LO KA! INI DJ, BUKAN DANGDUTAN OGEB!" sindir Fatra kepada Raka yang mulai berjoged-joged tidak jelas. Raka sudah meminum 2 gelas vodka, maka dari itu efeknya mulai keluar.
Fatra pula belum sama sekali meneguk minumannya. Ia lebih banyak bercengkrama dengan Damar, yang juga tidak tertarik dengan minuman beralkohol.
"BANG JALI! BANG JALI! KENAPA KAU TAK PULANG, PULANGGhh.."
Damar dan Fatra meringis melihat Raka yang mulai bernyanyi tidak karuan. Dava yang melihat aksi Raka langsung mengabadikan moment tersebut dengan benda pintar miliknya.
"ANAKMU-ANAKMU, PANGGIL-PANGGIL NAM- minum lagi Fat," seru Raka sambil menjulurkan sebelah tangannya. Maksudnya agar Fatra memberikan lagi satu gelas vodka.
"Anjir! Gue lupa Dam, kalo gue ada hutang sama mbak Tita. Heeeh!" Damar terkekeh geli mendengar Ozi yang mulai beroceh tidak jelas.
Fatra dan Dava juga tambah bersemangat untuk mengabadikan moment-moment paling kocak tersebut ke dalam handphonenya.
"Aduh bohai banget neng!" seru Raka kepada perempuan yang sedang berjoged-joged manja di hadapan Raka.
Damar, Fatra dan Dava langsung meringis ketika melihat perempuan itu tiba-tiba menghampiri Raka yang terefek oleh minuman alkohol. Perempuan berbaju setengah itu melingkari kedua tangannya di leher Raka.
Tapi tunggu,
Raka membalas reaksi tersebut dengan memegang pinggang sang perempuan dengan lihai. Sejujurnya Damar dan Dava tidak senang dengan keadaan yang seperti ini. Tapi tidak dengan Fatra, ia malah mendukung Raka dengan cara Raka sendiri. Lagi pula Raka kan jomblo.
"Neng, ayo ke kamarrhh.." desah Ozi kepada Fatra secara paksa.
Fatra yang merasakan bajunya di tarik-tarik oleh Ozi langsung meminta bantuan kepada Damar. "Dam, bantuin ah!" decak Fatra sambil berusaha melepaskan tarikan tangan Ozi.
"Ayo jangan lama-lama nenggh!"
"Anjing!" desis Fatra sambil menepis kasar tangan Ozi yang mulai memeluk tubuh kekarnya.
Damar dan Dava hanya menggeleng-geleng melihat kelakuan Fatra seperti akan di perkosa oleh Ozi. "Fatra! Fatra!"
****
"Bangsat anjing bego!" komentar Raka ketika Dava menampilkan tayangan Raka yang sedang beroceh tidak karuan. Semua yang menonton tayangan itu langsung tetbahak-bahak menahan perutnya yang mulai sakit.
"HAHA! Komuk banget lo Anjir," ucap Tresna yang sedang berguling-guling di karpet berbulu.
"Anjay hapus gak."
Dava segera mengamankan handphone miliknya, "gak akan."
"Anjir si Raka kek tai bangsat," ejek Ozi.
"Tai bangsat kek gimana emang?" tanya Vuzi yang sedang duduk di sofa sambil memijit pelipisnya yang terasa masih pusing.
"Eh Ozi, lo jangan ngejek-ngejek Raka. Gue juga punya video lo lagi gak jelas banget." ucap Fatra, membuat Ozi langsung melebarkan kedua matanya tidak percaya.
Tiba-tiba semuanya langsung berhamburan naik ke atas ranjang untuk menonton tayangan Ozi saat di club tadi. Fatra pun langsung mencari video saat Ozi memeluk dirinya.
"Anjir gue- ah gue gak waras!" tukas Ozi ketika melihat adegan ia memeluk tubuh Fatra dengan manja. Dan semua yang melihat adegan itu langsung tertawa lepas.
"HAHA! Lo kurang belaian sayang!" ujar Dava yang mulai memegangi perutnya akibat berlebihan tertawa.
"Njir kek tai monyet," balas ejek Raka.
Dan malam itu semuanya terlihat sangat bahagia melihat kekonyolan dari beberapa sahabatnya. Mulai dari Raka yang marah-marah ketika mengetahui video saat di club di posting oleh Dava dan Fatra di akun IG Fatra. Secarakan Raka bisa terbilang memiliki fans, maka dari itu Raka takut kalau fansnya menertawai dirinya. Adapula Ozi yang minta di transper uang oleh Damar. Kelakuan Ozi membuat Damar menggeleng-gelengkan kepalanya.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy Goals
Teen Fiction[Teen-Fiction#1 by Rahma and Anisa] Damar Zulam. Gue paling gak suka sama pencintaan. Karena di dalam percintaan ada kata harapan, dan gue paling benci harapan. Tapi, meski begitu, gue tetep suka tebar harapan. Jangan salah, itu gue lakuin karena it...