#4

113 16 0
                                    

"Karena tidak semua yang dingin itu membekukan, terkadang yang dingin itulah yang mampu meluluhkan"

Aku tak pernah membayangkan dika melakukan hal yang menurutku cukup romantis dari cowok dingin sepertinya, walau masih tetap dingin. Tapi, aku tersadarkan akan 1 hal "Dika milik Bita". Seharusnya yang harus aku sadari itu, mengapa dika melakukannya? Apa dia salah minum obat? Atau jin yang merasukinya bertambah banyak?

Tak terasa, kini aku sudah berada di depan kelas. Dan, Ashla sudah datang. Syukurlah, setidaknya aku tahu ada orang lain di kelas ini selain aku dan Dika. Aku melangkahkan kakiku masuk kelas, dan disaat yang sama Ashla melambaikan sebelah tangannya dan ibu jarinya menunjuk ke arah dika. Aku mengernyitkan dahiku tak paham. Langsung saja aku berjalan menuju bangkuku.

"Ada dika, tumben dia dateng pagi", kata ashla setengah berbisik.

"Iya, tumben tumbennya", jawabku berbisik.

Sebenarnya bukan munafik aku tak menceritakan kejadian tadi pagi, tapi apa yang akan dipikirkan ashla ashla setelah aku menceritakannya?

"Lo juga dell, kayaknya hampir bareng tuhh datengnya sama dika?"

Pertanyaan Ashla sukses membuatku tercengang. Apa yang harus ku jawab?

"Enggak kok, tadi gue lagi pingin aja berangkat pagi", jawabku asal.

"Nahh, itu berarti feeling lo bakal dateng barengan sama dika". Sahutan Ashla ini sangat menjebakku.

"Bisa aja lo! Ngayal tingkat apa gue sampe ngarep si Dika?", jawabku berusaha setenang mungkin.

"Ohh", jawabnya menenangkanku.

"Tapi, gue seneng lo dateng pagi gue mau nunjukin sesuatu ke lo"

"Apa?"

"Tadi malem gue chat sama Dika"

"Seriusan???", tanyaku setengah berteriak membuat dika keluar kelas dengan memakai headset dan memasukkan handphone di sakunya. Dia berjalan melewati bangku kami dengan tangan yang dimasukkan ke saku celananya. Berjalan tegap dengan bau parfum lembutnya menari nari di hidungku. Mataku rasanya tak ingin berkedip, sampai saat Dika menoleh ke arahku dan mengedipkan mata kirinya dan langsung keluar kelas membuatku ingin mengeluarkan sayapku dan segera terbang.

Aku memastikan ashla tak melihat kejadian tadi, benar saja dia masih sibuk dengan ponselnya.

"Nihh lo baca"

Me : "Hai dik, pr lo udah selesai belum ya?"

Dika :"Blm"

Me :"Yahh sama an deh"

"Lo pasti ngiri kan?"

"Ngiri kenapa?"

"Yahh kan gue udah pernah chat dia, lah lo?"

Yaelah, kalo cuman chat an aja gue mah udah kali. Belum lagi, tadi pagi bareng sama dia.

"Emm iya ya", jawabku tersenyum miris.

Bel masuk sekolah berbunyi, dilanjutkan dengan pelajaran matematika yang sangat menantang. Syukurlah pr matematiku selesai. Pak jim menghukum mereka yang belum selesai.

AdelleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang