"Salah ya, kalo aku suka sama kamu?"
Sudah satu bulan sejak Dika dan Bita menjadi sepasang kekasih. Satu bulan itu pula Adelle merasa sebagian dirinya telah bebas dari tekanan Dika dan Ashla dulu. Tapi sebagian dirinya yang lain masih merapalkan nama Dika dalam hatinya. Harusnya dia tahu, kalau ada Alvin yang siap berkorban demi apapun, agar Adelle tidak menitikkan air mata lagi.
"Bengong mulu deh unyil, mikirin apa sih!? Anak kecil nggak boleh mikir yang aneh-aneh!", ujar Alvin disertai jitakan di jidat Adelle.
"Aww!", ringis Adelle mengusap keningnya.
"Kepo deh!",Adelle memanyunkan bibirnya, seperti biasa saat ia kesal dengan Alvin.
"Sekarang gitu ya, main kepo-kepoan. Mau diapain sih dede emesh ku ini", balas Alvin mengunyel asal pipi tembam Adelle.
"Dede emesh pala lu bengek! Lepasin Vin! Malu di liat orang tau!!"
Alvin memang gila. Bisa-bisanya ia mengunyel pipi Adelle seperti ingin membuat adonan bakso ditengah keramaian seperti ini. Mereka sedang menunggu bus datang. Memang aneh, karena pastinya Alvin bisa mengantar Adelle menggunakan mobilnya. Tetapi Adelle bersikeras ingin naik bus, dan Alvin bersikeras menemani Adelle. Takut di pepet sama om-om genit katanya. Jadilah mereka sekarang berdiri di sini, menahan kaki yang terasa pegal. Tentu saja pegal, karena halte bus sudah penuh akan manusia yang sama dengan mereka. Menunggu bus.
"Kadang gue suka mikir, bus jaman now sok jual mahal amat ya"
"Mikir? Tumben amat lo mikir. Masih ada otak ya?", balas Adelle terkikik.
"Buset deh ni cewek! Songong banget lo! Mentang-mentang pinter aja, gue cium mau lo!?"
"Nih, cium sepatu gue", ujar Adelle siap-siap melepas sepatu yang ia kenakan.
"Lagian sih lo, udah tau gue ada mobil, masih aja ngeyel pengen naik bus"
"Asal lo tau aja, setelah lo pergi dan gue belum kenal Dika. Mama sama papa lagi sibuk-sibuknya, tiap hari gue kayak gini tau"
"Uhh, dede emesh ku kacian banget sih!", tangan Alvin siap menyerang pipi Adelle.
"Stop ngunyel pipi gue, atau gue tabok lo!", ucap Adelle sarkastik yang di balas kekehan dari Alvin.
Setelah 15 menit menunggu, akhirnya bus datang juga. Penumpang yang tadi ikut menunggu bersama mereka berdesakan masuk bus. Adelle dan Alvin duduk bersebelahan. Adelle merapatkan kepalanya pada jendela. Membiarkan matanya menjelajah bersama jalannya bus. Butuh waktu kurang lebih 20 menit untuk sampai di halte dekat rumah Adelle. Untuk mengisi keheningan, Adelle mencolek bahu cowok di sampingnya. Ia tampak memejamkan mata dengan earphone yang sudah melekat di telinganya. Kepalanya sesekali dianggukkan menhikuti melodi lagu yang di putarnya. Kalau sudah begini, kegantengan Alvin naik dua kali lipat.
"Alvin""Hmm"
"Boleh gue ngomong"
"Hmm"
"Lepas dulu earphone nya napa"
"Hmm"
Terimakasih Tuan Alvin sialan, sukses ya lo buat gue kesel!
KAMU SEDANG MEMBACA
Adelle
Novela JuvenilDijodohkan sejak SMP tanpa tahu menahu siapa dia? Ini adalah kisah Aldric Azka Riandika yang sudah memperhatikan gadis manis sejak mendengar perjodohan dengannya. Si gunung es yang bisa luluh karena kecantikan dan sifatnya yang baik. Ia berani memb...