#17

75 8 0
                                    

"Kamu tahu?  Ada banyak hal yang tidak aku mengerti dari kamu, dan kamu pun membatasi diri untuk di mengerti. Tapi bodohnya aku, yang masih berusaha mengerti dirimu"

Sakit. Satu kata untuk menggambarkan harinya saat ini. Keresahan dan air mata yang tiada hentinya menetes. Hari ini masih selasa, rasanya ia ingin melalui 4 hari yang tersisa agar cepat sampai di hari minggu. Ia lelah, tepatnya sangat lelah. Menghadapi semua reka kejadian layaknya drama korea yang selalu ia tonton. Terkadang ia berpikir, apa ini karmanya seorang fangirl ? Kata Ashla, "jangan kebanyakan nonton drakor yang sad ending, nanti jadi karma ke diri sendiri". Adelle terkikik sendiri di tengah dukanya mengingat perkataan Ashla.

Ah! Ngomong-ngomong tentang Ashla, ada berita baik yang sudah terjadi. Perang dingin telah usai, persahabatan bersemi kembali. Kemarin saat Ashla butuh waktu untuk sendiri,  Adelle datang sebagai satu-satunya orang yang bisa mengerti Ashla. Awalnya Ashla berniat pergi, namun dengan penuh keyakinan seorang sahabat, Adelle menyuruhnya untuk tetap dan berusaha menghiburnya. Perhalan, pertahanan sahabatnya itu goyah, dan meluruhkan semua air mata sedihnya dalam dekapan Adelle.

Sejak saat itu mereka kembali, tepatnya baru kemarin. Pagi tadi mereka duduk dengan candaan yang telah sirna selama seminggu. Sesekali mereka tertawa bersama, membahas kelucuan artis K-pop favorit mereka. Rasanya sangat menyenangkan bagi Adelle, melihat persahabatan mereka kembali.

Tetapi, masih ada satu hal yang mengganjal di lubuk hatinya. Dika. Mengingat nama itu saja, membuat matanya kembali berkaca-kaca. Ia sungguh sudah berusaha untuk menahan agar air matanya tidak keluar. Tapi, apalah daya dadanya terasa sesak bila harus mengingat kejadian pernyataan cintanya pada Bita.

"Will you be mine?"

Sekali lagi, air mata keluar dari mata sipitnya.

Gue jadi alay gini? Apa faedahnya nangisin orang yang sama sekali gak nganggep gue ada? Buat apa dell??

Ia merebahkan kembali tubuhnya di atas ranjang. Kembali terlelap di bawah alam sadarnya. Membiarkan tubuh dan pikirannya hanyut dalam pejaman matanya.

****

Di lain sisi, sepasang kekasih baru. Tentu saja baru, memang baru jadian kan? Mereka sedang duduk di bawah pohon rindang yang tumbuh menjulang di salah satu bagian taman indah ini.

"Mau bicara apa Dik?"

"Gue udah putusin, kalau kuliah nanti gue bakal ikut papa ke Jerman"

"Jerman? Kenapa?"

"Nggak ada kuliah yang lebih bagus lagi selain di sana"

"Lo udah pikir matang-matang?"

"Udah, itu yang terbaik"

Helaan napas terdengar dari mulut Bita. Pacar mana yang biasa saja kalau pasangannya harus melakukan LDR? Itu pun kalau Dika tidak memutuskannya.

"Baru aja kemarin jadian, udah main pergi aja", batin Bita memberontak.

Bita menundukkan kepalanya lesu. Ia tak tahu harus bagaimana lagi.

"Terus kita gimana?", pertanyaan itu muncul begitu saja dari mulut Bita. Dengan suara serak menahan tangis, ia coba menatap manik mata Dika.

AdelleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang