#3

110 18 0
                                    

"Seberapa keras kamu jelasin cinta itu bodoh, tapi aku tak bisa berhenti bermimpi untuk merasakannya"

Aku tertidur begitu lelapnya sampai tak kurasa mentari pagi sudah menampakkan dirinya. Cahaya hangatnya menyinari setiap sudut kamarku. Kuregangkan tubuhku yang masih terasa letih ini membuat aku rasanya tak ingin bangkit dari tempat tidurku. Aku pun mulai mengerjapkan kedua mataku. Melihat sekeliling tempat tidurku, menyusuri bunyi yang sangat aku kenal.

1 message and 1 indirect call

Aku mengotak atik handphone ku. 1 pesan masuk dan panggilan tak terjawab dari nomor yang tak ku kenal.

“Lo harus berangkat pagi hari ini! Penting gak pake lama! gue Dika”

“Kalo gue nggak mau?”

Baru aja tadi malem selesai ngerjain tugas matematika masa sekarang harus berangkat pagi.

“Yaa berarti gue harus maksa lo”

“Caranya?”

“Kalo lo mau, gue bisa ajak lo jalan kemanapun yang lo pingin”

Gue?diajak jalan sama Dika? Yahh mau banget dongg.. duh duh gue jawab gimana nih? Ya gue mau, jangan deh keliatan gampangan banget gue. Nggak lah gue lagi sibuk, sok sibuk lo dell. gue nggak bisa, maaf ya, tapii gue pingin banget sayang kali kalo dilewatin.

“Gue usahain”

Aku mulai bersiap diri berangkat ke sekolah. Untuk pertama kalinya ada seseorang yang menyuruhku berangkat pagi. Setelah berpakaian dengan rapi, bunyi pesan masuk dari handphone ku terdengar kembali.

“Lo udah berangkat belum sih?lama banget”

“Yee kalo butuh tu harus sabar dong”

“Lo dianter sopir?”

“Iyaa, kenapa?”

“Lo tunggu disitu, 15 menit gue nyampek”

Lohh memangnya Dika tahu rumahku?

“Lo tahu rumah gue?”

Pesan dariku tidak dibalasnya. Baiklah, aku akan menunggunya selama 15 menit. Sambil menunggu Dika, aku membuka instagramku dan mulai stalk Azka Aldric Riandika. Dari semua foto yang kulihat, sepertinya keluarga Dika memang kaya raya. Buktinya, Dika sering post fotonya bersama jajaran mobil dan motor sportnya. Dan disalah satu fotonya, aku melihat dia merangkul bahu cewek yang masih asing untukku. Untuk siapa cewek itu, aku harus membuka akun instagramnya. Namun, belum sempat aku membukanya, bunyi klakson mobil terdengar nyaring dari depan rumahku.

“Gue udah di depan, cepet lo keluar!”

Aku menuruni anak tangga dan karena sedikit terburu-buru lengan bajuku tersangkut di pegangan tangga dan membuatnya robek. 

“Lama amat sih”,ujar Dika kesal

Aku tidak begitu menghiraukannya, karena aku fokus menutupi bagian lengan bajuku yang robek tadi.

“Kenapa harus lo tutupin?udah keliatan kali”

Dika melihatnya? Apakah robeknya sangat lebar?

“Sini gue bantu. Gue ada jarum”

Saat dika berdiri dihadapanku dan mulai berjalan mendekatiku aku tertegun. Wajah tampannya yang semakin mendekat, membuatku tak bisa berkata kata lagi. Langkah demi langkahnya yang dilihat dari segi manapun semakin membuatku yakin, Dika adalah impian wanita. Sampai saat dia menarik lengan bajuku, aku tersontak kaget. Apa yang akan dia lakukan?

“Mikir apa lo?”, ketukan jarinya membuatku sadar kalau ini dunia nyata.

"Adelle wake up!!", teriakku dalam batin.

Dipegangnya sekarang lengan bajuku yang robek. Dia mengambil jarum yang diselipkan di tasnya. Sambil membenarkan posisi lengan bajuku, dia mengapit jarumnya di bibir manisnya itu. Bukannya aku fokus melihat lengan bajuku, tapi mataku malah terfokuskan dengan caranya yang membantuku.

"Eh, nggak usah repot-repot! Gue bisa sendiri!"

"Ya udah, kerjain aja sendiri! Gue tunggu di mobil"

Kami tidak berbincang di dalam mobil. Aku merasa canggung, mungkin Dika juga. Untuk memecah keheningan, aku berterimakasih kepadanya.

“Dik, thanks ya buat jarumnya”

“Gue niat benerin baju lo bukan karena lo, gue takutnya nanti di sekolah temen temen gue ngiranya gue apa apain lo. Masa iya cewek yang  jalan sama gue bajunya bisa robek. Jadi nggak usah ke GR an.”

Balasan darinya membuatku sadar akan satu hal, GR itu nggak baik.

Sesampainya di sekolah, Dika tidak langsung mematikan mesinnya.

“Siniin buku matematika tugas lo, gue belum buat. Gue tahu lo pasti udah selesai”

Jadi ternyata Dika menyuruhku datang pagi hanya untuk menyalin tugasku.

Woo! Dasar lo!coba aja kalo lo ga ganteng, udah gue buang ke selokan sekolah pasti!

Ya udah lah ya, gue kasih aja ke Dika, sekali kali baik sama orang ganteng kaya dia.

Begitu aku akan turun, Dika memegang tanganku.

“Tunggu dulu"

"Apa lagi?"

"Tuh rambut lo, nyangkut"

Aku hanya bisa tersenyum kecil, karena sudah tak ada kata kata yang bisa aku ungkapkan. Hanya ada satu di benakku, Dika. Aku berlari kecil menuju kelasku. Kini aku menyadari Dika adalah cowok yang romantis.

Bagi kalian yang belum paham, ini alur ceritanya mundur. Sorry late up! Selalu vote+comment ya 😘

AdelleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang