Desc: sasunaru punya nya masashi kishimotoPair : sasunaru and other
Rated : M (buat jaga2)
========happy reading=======
"BEDEBAH KAU SAI! BERANI KAU SENTUH MENMA, KUBUNUH KAU!" teriak naruto murka mengetahui rencana busuk sai. Sai terkekeh, "lakukan saja kalau kau mampu. Na-ru-chan~ hahahaha" ledeknya. Sai menjambak rambut pirang naruto kasar. "Sebenarnya, apa yang sakura lihat darimu sampai - sampai dia mengorbankan cinta bahkan nyawanya hanya untuk orang sepertimu huh?" sarkasnya di depan wajah naruto yang tengah meringis kesakitan.
Sai lalu melepaskan tangannya dari rambut naruto sama kasarnya, lalu ia berjalan mengelilingi naruto yang terduduk menahan rasa sakit di kulit kepalanya. Kalau saja tangan dan kakinya tidak terikat, naruto pasti bisa melawan. Tapi sayangnya, itu tidak mungkin.
"Asal kau tahu,, sakura itu mencintai sasuke. Tapi kau, tanpa rasa bersalah sedikitpun malah menjalin hubungan dengan uchiha brengsek itu." desis sai. Ia menjambak sekali lagi rambut naruto dari belakang. Membuat naruto menengadahkan kepalanya. "Ssshhh,, waktu itu, baik aku maupun sasuke tidak mengetahui perasaan sakura-chan.." jawab naruto di sela rasa sakitnya.
Sai tidak mendengarkan, "saat aku memintanya jadi kekasihku, dia minta maaf dan bilang bahwa dia mencintai sasuke.. Dia tidak bisa mengungkapkan perasaannya karena dia tahu, kau dan uchiha itu saling menyukai." sai menendang punggung naruto keras, hingga naruto tersungkur kedepan. "Lalu, dengan berurai air mata dia bilang, dia rela melepaskan sasuke untukmu. Asal kalian berdua bahagia, dia rela menderita. Kalian bahagia di atas penderitaan sakura,, di atas penderitaanku yang harus menyaksikan gadis yang aku cintai menderita sampai kehilangan nyawanya hanya demi kalian!!" seru sai lalu kembali menendang tubuh naruto.
Sai meraih bahu naruto, membalikan tubuh naruto yang tadi berbaring terlentang menjadi tengkurap. "Akan kubuat kau menderita naruto.. Akan ku buat sasuke membencimu. Kau diam dan nikmatilah penderitaanmu." sai meraih ikat pinggang naruto dan perlahan membukanya. Tentu saja naruto berontak. "Apa yang kau lakukan sai! Hentikan!" naruto berseru panik. "Sudah ku bilang, akan ku buat sasuke membencimu,, saat dia mengetahui uke tersayangnya telah di nodai oleh orang lain, terlebih oleh orang yang di bencinya. Dia akan membencimu dan meninggalkanmu.." sai menurunkan celana naruto sebatas lutut, lalu ia melepaakan ikat pinggangnya sendiri.
"Kau akan di buang seperti sampah oleh suamimu itu.." sai membelai paha mulus naruto perlahan. "Bersiaplah untuk hancur.. Uchiha" desis sai sembari mencium paha naruto. Seringai mengerikan terbentuk di bibirnya. Mengabaikan naruto yang berontak sekuat tenaga.
'Sasuke,, tolong aku..'
===========
Deg!
Sasuke menghentikan kegiatannya mengisi pistol miliknya dengan peluru saat perasaan tidak enak menyergap hatinya. "Kau kenapa, uchiha?" tanya gaara yang menangkap raut khawatir dari wajah sasuke. "Tiba - tiba saja aku merasa sesuatu yang buruk terjadi pada naruto.." gumam sasuke. Mendengar itu, tanpa basa - basi lagi gaara mempercepat laju mobilnya.
Neji yang dari tadi tengah sibuk mempersiapkan senjatanya langsung mengabaikan persenjataannya dan lebih memilih mencengkram pegangan pada mobil dengan erat. "Ck, uchiha brengsek! Kau jangan membuat gaara panik begitu! Kita bisa mati tahu!" protes neji, karena gaara menambah kecepatannya melebihi seorang pembalap. Walaupun pekerjaannya berkecimpung di dunia hitam yang berbahaya. Tetap saja neji tidak mau mati. Yah, setidaknya dengan cara konyol begini.
'Mati di tangan ukenya yang hobi mengebut saat panik' jelas - jelas bukan headline yang bagus untuk pemberitaan tentang dirinya. Mau di kemanakan mukanya nanti? Taruh di pantat? Yang benar saja!
Sasuke mendengus, mana tahu dia, kalau perkataannya membuat gaara sebegini paniknya. Yang lebih tidak ia sangka lagi, gaara bakal mendadak seperti pembalap gila begini saat panik. "Pokoknya, kita harus sampai ke markas musuh secepatnya!" seru gaara menambah lagi kecepatan mobilnya.
=========
Kyuubi, yuuki, shikamaru, minato, deidara dan fugaku baru saja sampai di tempat persembunyian sasori tak jauh dari markas musuh bersama anggota kepolisian lain yang jumlahnya cukup banyak. Tentu saja mobil polisi mereka parkirkan jauh dari markas musuh, demi kelancaran rencana. Rencananya, mereka akan mengepung markas musuh secara diam - diam dari berbagai arah. Menyusup kedalam secara serentak tanpa di ketahui. Walaupun kemungkinan tidak diketahuinya sangat kecil dengan jumlah anggota yang akan menyusup sebanyak ini, setidaknya, ketika mereka sadar, para anggota kepolisian sudah ada di depan hidung mereka. Siap untuk melumpuhkan musuh.
"Bagaimana dengan sasuke, naruto dan itachi yang ada di dalam?" tanya kyuubi begitu ia melihat sasori. Di belakangnya, minato, fugaku, yuuki dan shikamaru bersama beberapa inspektur kepolisian berdiri. "Sinyal yang menunjukkan keberadaan naruto ada di atas sana" tunjuk sasori ke bagian atas bangunan itu. Kyuubi dan yang lain menatap ke arah yang di tunjuk sasori.
"Lalu yang lainnya gimana?" tanya yuuki. "Itachi ada di bagian tengah gedung itu, mungkin di lantai dua atau tiga." jelas sasori lagi. "Sasuke-jichan dimana?" tanya yuuki lagi. Sasori diam tidak menjawab. "Sasori-san?" shikamaru memanggil. Lalu sasori menggeleng. "Aku tidak tahu..." lirihnya. "Apa maksudmu dengan tidak tahu, akasuna-san?" minato mengernyitkan alisnya bingung. "Keberadaan sasuke tidak terlacak.." jawab sasori dengan raut menyesal.
"Ck! Apa yang terjadi dengan si bodoh itu?!" seru kyuubi, tangannya mengepal erat. Bagaimanapun juga, sasuke adalah adik iparnya, tentu saja ia merasa khawatir dengan keadaan sasuke. "Sebaiknya, kita cepat menyusup ke sana. Untuk memastikan mereka baik - baik saja." saran fugaku. Semuanya mengangguk. "Kaachan, aku dan nara-sensei akan menyusup ke bagian kanan markas." kata yuuki. "Bukankah kalian akan menyusup bersamaku? Kalau kalian terpisah dariku, kalian bisa dalam bahaya!" seru kyuubi.
"Kami akan baik - baik saja kaachan. Kami akan pergi bersama beberapa sasori-jichan dan beberapa polisi yang lain." bujuk yuuki. Sasori mengangguk. "Aku juga akan ikut bersama mereka, kyuu" tambah deidara. Kyuubi menghela napas. "Baiklah,, kalian bawalah ini untuk melindungi kalian" kyuubi melemparkan beberapa pistol pada yuuki dan shikamaru. Keduanya mengambil senjata itu dan menyelipkannya di ikat pinggang yang telah di lengkapi dengan sabuk pistol. "Kalian bisa menggunakannya kan?" kata kyuubi sanksi.
"Tentu saja bisa kaachan, apa kau lupa, setiap pulang sekolah aku selalu di siksa dengan pelajaran menembak darimu?" dengus yuuki. Kyuubi menyeringai. "Apa jadinya anak keluarga uchiha dan namikaze tidak bisa menggunakan pistol?" tuturnya. Sasori mendengus, "kau kedengaran seperti battler mesum dari fandom sebelah. Kyuu"
Yuuki memutar bola matanya bosan, tangannya meraih pedang samurai panjang yang berada di dalam koper persenjataan milik kyuubi. "Kaachan, aku bawa ini ya? Jaga - jaga untuk melindungi diri setelah peluru habis." izin yuuki. Kyuubi mengangguk. "Bawalah, itu keahlianmu" kata kyuubi. Yuuki menaruh pedang itu di belakang punggungnya. "Baiklah, aku sudah siap!" serunya.
Minato tersenyum. "Semuanya, bersiaplah di posisi masing - masing, kita mulai pertempuran ini" ujarnya pada mikrofon kecil yang menyambung dengan earphone di telinga kanannya. Para polisi itu mengangguk, lalu bersiap di tempat masing - masing. "Berangkat" suara datar nan dingin dari fugaku satu - satunya tanda bagi para polisi itu untuk segera melaksanakan tugas mereka. Secara serempak, mereka memasuki markas musuh.
Pertempuran inti telah dimulai. Pertempuran yang akan menentukan akhir dari kisah mereka. Perselisihan antara kedua sisi yang saling bertolak belakang itu akan berakhir disini. Dengan kemenangan para polisi dan musnahnya kejahatan. Atau, hancurnya kedamaian negara jepang oleh tangan - tangan jahat. Yang mungkin saja bisa merembet menjadi kehancuran dunia... Itu kemungkinan terburuknya.
Tbc
Err,,, apa ceritanya makin aneh? Apa masih ada yang minst baca fanfic ini? Semoga saja di chapter ini, reader-san semua terhibur...
Sankyuu~
KAMU SEDANG MEMBACA
Missing Child
FanfictieRasa bahagia saat sang buah hati hadir dalam keluarga kecil mereka.. "Dia manis, mirip dirimu, dobe" senyuman tak bisa ia sembunyikan lagi. "Tapi matanya tajam sepertimu teme" Air mata tak dapat lagi terbendung tatkala mengetahui sang buah hati tak...