Desc : masashi kishimotoPair : sasunaru and other
Rated : M mungkin?
========happy reading=======
"Kau mendapatkan sesuatu, yuuki?" tanya naruto pada keponakannya dihari ketiga mereka menyelidiki sang inuzuka. Yuuki menggelengkan kepalanya. "Belum jichan, inuzuka-sensei jarang sendirian. Pacarnya itu selalu membututinya kemanapun dia pergi." sasuke mengernyitkan dahinya ketika mendapati nada ketus dari yuuki, walaupun samar - samar.
"Kenapa nadamu ketus begitu, hah?" dan naruto pun sepertinya menyadari nada ketus itu, terbukti dengan pertanyaannya barusan. Yuuki tak langsung menjawab, dia malah mengalihkan pandangannya ke arah lain. "Aku tidak ketus jichan. Kau salah dengar" elaknya.
Naruto menghela napas, dia tahu jika keponakannya itu berbohong. Tapi, jika yuuki sudah mengelak begitu. Naruto tak bisa memaksanya untuk bicara. "Aku hanya tahu, kalau inuzuka-sensei itu yatim piatu. Orang tuanya meninggal karena kecelakaan.." ucap yuuki.
"Kecelakaan?" naruto membeo. Yuuki mengangguk, "lebih tepatnya, mereka salah satu korban peluru nyasar dari baku tembak antara polisi dan buronan 18 tahun lalu,, jichan berdua juga terlibat kan?" jelas yuuki. "Apa inuzuka kiba dendam pada polisi? Hingga dia memilih bergabung dengan organisasi itu?" naruto mengerutkan keningnya, berpikir.
"Mungkin itu salah satu alasannya,," gumam yuuki "salah satunya?" yuuki menghindari tatapan menyelidik dari sasuke dan mengabaikan pertanyaannya. "Cuma itu yang ku ketahui sekarang,,, aku akan mencoba mengorek informasi lainnya." ujar yuuki. Naruto mengangguk.
"Kami juga akan mencari tahu dari para guru lainnya." naruto menatap yuuki serius. "Kau harus berhati - hati yuuki." wantinya. "Tenang saja, jichan. Aku tidak akan berbuat ceroboh," yuuki bangkit dari duduknya, "aku mau kembali ke kelas dulu" katanya sebelum menghilang di balik pintu.
"Kurasa, dia sedang ada masalah..." ujar naruto ketika dia tinggal berdua dengan sasuke. "Hn" tanggap sasuke. "Jadi, apa langkah selanjutnya yang akan kita lakukan?" sasuke merebahkan dirinya di salah satu ranjang UKS. "Seperti yang kau katakan tadi dobe, kita akan mengorek informasi dari para guru. Sebisa mungkin kau juga bertanya pada murid yang berkunjung kesini" jelas sasuke menjawab pertanyaan naruto.
"Aku sendiri, akan mencari informasi di sela - sela mengajar pada para siswa." lanjutnya lagi, di tanggapi anggukan oleh naruto.
Naruto berjalan mendekati jendela, membuka jendela itu untuk merasakan angin segar dari luar. Letak ruang UKS yang berada di lantai bawah dengan jendela menghadap taman belakang, menampilkan pemandangan hijau yang menyegarkan. "Ngomong - ngomong teme, kau tid–" sasuke mengernyitkan keningnya mendapati perkataan naruto yang terhenti, dan orangnya sendiri tengah mengambil posisi sembunyi di bagian jendela yang berhordeng, tatapannya masih fokus ke luar.
"Ada apa, naruto?" tanya nya. "Sttt! Inuzuka kiba ada di luar sana" jawab naruto dengan berbisik. Mendengar itu, sasuke langsung bangkit dari duduknya dan menghampiri naruto. Mengambil posisi yang sama dengan pria pirang itu. Naruto menunjuk pada dua sosok yang sepertinya tengah berbincang.
Sasuke dan naruto menajamkan indra pendengaran dan penglihatannya. Dan untungnya, jendela tempat mereka bersembunyi terlindung dari sinar matahari, sehingga mereka tidak takut ketahuan sedang menguping."Ketua, tumben sekali anda datang kesini sendiri" pria berambut coklat yang di ketahui bernama inuzuka kiba itu menatap heran pada seseorang yang memakai topeng di sampingnya. Naruto menautkan kedua alisnya bingung, entah kenapa dia merasakan perasaan aneh ketika menatap sosok bertopeng itu. 'Kenapa aku merasa rindu ketika menatap sosok itu?' batinnya merasa aneh.
"Aku sedang bosan di markas. Dan kebetulan ada yang ingin ku sampaikan padamu. Jadi aku putuskan untuk kesini" jawab sosok bertopeng itu. Di dalam sana, naruto membeku di tempatnya ketika mendengar suara orang bertopeng itu. Perasaan rindu yang naruto rasakan semakin bertambah.
"Ada yang ingin di sampaikan? Apa itu?" tanya kiba. "Satu minggu lagi, datanglah ke markas... Kita akan segera menjalankan rencana kita.. dendammu akan segera terbalaskan.. Dan orang itu hanya akan jadi milikmu seorang" kiba menyeringai senang mendapat kabar itu dari sosok yang ia panggil ketua. "Baik, ketua" jawabnya.
Naruto masih terpaku pada sosok bertopeng itu. Entah kenapa, perasaan rindu yang dia rasakan belum hilang juga, semakin bertambah malah. padahal dia tidak mengenal sosok itu. 'Siapa dia sebenarnya?' batinnya lagi.
"Naruto, coba kau lihat di balik pohon itu." bisikan sasuke menarik naruto kembali dari pikirannya. "Apa?" naruto balas berbisik. Sasuke menunjuk pada sebatang pohon tak jauh dari kedua sosok yang mereka awasi berada. Naruto mengalihkan pandangannya ke arah yang di tunjuk sasuke. 'Yuuki!' serunya dalam hati. Terkejut mendapati keponakannya tengah mengawasi kiba dari balik pohon.
"Sedang apa dia disitu?" ujar naruto cemas. "Sudah jelas dia sedang mengintai dobe. Itu tugasnya." jawab sasuke. "Tapi, kenapa harus sedekat itu? Kalau dia ketahuan bagaimana?" balas naruto. "Tidak apa - apa dobe. Percaya saja pada anak itu."
Naruto menatap cemas pada yuuki. Dia benar - benar mengkhawatirkan keselamatan keponakannya itu. naruto telah kehilangan anaknya, dan dia tidak mau kehilangan keponakannya itu.
Kedua sosok yang jadi objek pengintaian mereka telah pergi, menyisakan yuuki yang masih berdiri di balik pohon dengan tatapan kosong. Tak lama kemudian, yuuki merogoh saku celananya dan mengeluarkan ponselnya. Setelah beberapa saat terfokus pada ponselnya, yuuki mengalihkan tatapannya pada ruang UKS.
Setelah memastikan keadaan aman, yuuki berlari kecil menghampiri jendela UKS yang sedikit terbuka itu. Naruto mengalihkan tatapannya pada sasuke dan mendapati sasuke yang tengah menggenggam ponselnya. "Kau menghubungi yuuki?" tanyanya. Sasuke mengangguk.
"Hai, ternyata kalian menguping juga ya?" katanya datar pada kedua pamannya. Naruto mengampiri yuuki dan menjitaknya. "Kenapa aku dijitak, jichan?" protes yuuki. "Kau baru saja membahayakan dirimu, bodoh!" seru naruto kesal. "Ck, percayalah sedikit padaku jichan. Aku takkan apa - apa" keluhnya.
Naruto merengut, "kau dan pamanmu sama saja." gerutu naruto. Yuuki mengangkat bahu cuek. "Ngomong - ngomong sasuke-jichan. Tujuan awalku keluar kelas adalah untuk mencarimu" kata yuuki menatap sasuke. Sasuke mengangkat sebelah alisnya, "aku? Untuk apa?" tanya sasuke heran.
Yuuki memutar bola matanya bosan, "jangan bilang kau lupa kalau sekarang jadwalmu mengajar di kelasku, jichan" komentarnya. Sasuke berkeringat dingin ketika naruto melayangkan deathglare nya. "Err,,, aku lupa" sasuke menggaruk - garuk pelipisnya.
"Kalau begitu, tunggu apa lagi? Cepat kau pergi ke kelas. Kau tidak boleh membuat murid - muridmu menunggu lebih lama!" perintah naruto, membuat sasuke gelagapan meninggalkan UKS. Yuuki terkekeh melihat pamannya yang terkenal dengan sifat dinginnya itu tak berkutik di hadapan 'istri'nya.
Suara pintu yang kembali terbuka membuat mereka kembali menatap pada pintu itu. "Kenapa kau kembali?" tanya naruto bingung mendapati sasuke di ambang pintu. "Ada yang tertinggal," tanggap sasuke meraih kerah seragam keponakannya dan menyeretnya menuju pintu keluar UKS. "Bocah ini harus masuk kelas. Tak akan ku biarkan dia bolos dari kelasku." tambah sasuke sebelum menghilang di balik pintu. Mengabaikan protesan keponakannya yang tidak terima di tarik seperti itu.
Naruto menghela napas, tak habis pikir dengan kelakuan suami dan keponakannya itu. Lalu dia termenung. "Sebenarnya, siapa sosok bertopeng itu? Kenapa aku teringat pada anakku saat menatapnya?" gumamnya bingung.
'Apa mungkin aku terlalu merindukan menma? Sehingga saat menatapnya aku teringat pada menma... Tapi, kenapa rasa rinduku terus bertambah semakin besar saat mendengar suaranya? Aku merasa tak asing pada sosok dan suara itu...' batinnya semakin bingung.
"Aku harus mencari tahu siapa sosok bertopeng itu..." gumamnya lagi.
TBC
Hai minna,,, ketemu lagi dengan author gaje bin aneh di chapter 3...
Bagaimana ceritanya? Gaje kah? Alurnya kecepatan enggak? Ato malah gak nyambung? Ngebosenin? Kurang seru? Kurang drama? Ku– #dibekep
Di tunggu vomment nya~

KAMU SEDANG MEMBACA
Missing Child
FanfictionRasa bahagia saat sang buah hati hadir dalam keluarga kecil mereka.. "Dia manis, mirip dirimu, dobe" senyuman tak bisa ia sembunyikan lagi. "Tapi matanya tajam sepertimu teme" Air mata tak dapat lagi terbendung tatkala mengetahui sang buah hati tak...