Desc: masashi kishimoto
Pair: sasunaru and other pair
Rated : T+ (bisa juga M)
=======happy reading=======
Naruto terlihat merenung di meja kerjanya di kepolisian. Berkas - berkas di mejanya terabaikan begitu saja. Pikirannya tengah melayang pada seseorang yang begitu di rindukannya. Seseorang yang sudah ia cari keberadaannya sejak 15 tahun lalu. "Menma,,,, dimana kau, nak" gumamnya lirih. "Apa kau tak merindukanku? Ayahmu? Kami disini merindukanmu..." tambahnya lagi semakin lirih. Naruto menundukkan kepalanya.
15 tahun sudah sang putra menghilang, selama itu pula ia, bersama sasuke dan kedua ayah mereka. Mencari keberadaan sang anak. Tapi, sampai saat ini pencarian mereka belum membuahkan hasil. Berbagai cara telah mereka lakukan untuk mencari sang anak. Bahkan, sang kakak yang berprofesi sebagai agen FBI pun ikut turun tangan untuk mencari sang keponakan. Dan hasilnya tetap nihil.
Tapi naruto tak pernah putus asa. Dia akan terus berusaha menemukan buah hatinya itu sekuat yang dia bisa.
Seseorang menepuk bahunya pelan, membuatnya sedikit terlonjak dan segera mengangkat kepalanya menatap seseorang yang kini berdiri di hadapannya. "Sasuke..." lirihnya. "Kau melamun lagi, dobe" sasuke menatap pria pirang di hadapannya. Dalam hatinya, sasuke merasakan perih mendapati naruto yang lagi - lagi termenung memikirkan anak mereka yang hilang 15 tahun lalu.
Sebenarnya sasukepun merasakan kepedihan yang sama seperti naruto, dia sangat merindukan anak lelakinya itu. Tak pernah sedikitpun dia berhenti memikirkan sang anak. Dia sedih, terpuruk. Tapi dia harus kuat, demi naruto. Demi anaknya yang mungkin sekarang tengah menunggu mereka di suatu tempat. Dia tak boleh menyerah untuk menemukan sang anak dan mengembalikan keceriaan pemuda pirang di hadapannya ini.
Keceriaan yang hilang 15 tahun lalu bersama sang putra. Naruto masih suka tersenyum. Tapi senyum itu tak lagi secerah senyumnya dulu. Naruto masih tetap bersikap biasa, masih tetap bersikap konyol saat bersama teman - teman yang lainnya. Tapi ketika dia sendirian, atau hanya berdua dengannya. Pria itu selalu nampak kuyu dan rapuh. Kadang kala, pria itu menangis memanggil sang anak. Membuat hatinya semakin teriris.
Naruto tersenyum lemah saat mendengar pertanyaan pria raven itu. "Hanya sedang merindukan putraku saja..." jawabnya lirih. "Kita akan menemukannya naruto. Aku janji" sasuke menangkup kedua pipi naruto dengan tangannya yang besar dan hangat itu. Naruto menggenggam tangan sasuke yang berada di pipinya dan memejamkan mata.
"Ya,,,, sasuke.." lirihnya lagi. Air mata mengalir dari kedua maniknya yang terpejam. Sasuke mencium kening naruto penuh kasih sayang. Lalu memeluk pendamping hidupnya begitu erat. Naruto sendiri membenamkan wajahnya di dada sasuke, berusaha mencari kekuatan dari sang suami.
"Sebenarnya aku tak ingin mengganggu.." suara datar itu menginterupsi kedua pria yang masih berpelukan itu. "Tapi minato-jiisan dan fugaku-jiisan meminta kalian untuk menemui mereka di kantor tousan. Sasu-jichan, naruto-jichan" sambung suara datar itu. Sasuke mendengus. "Kau benar - benar keponakan yang menyebalkan. Yuuki" gerutu sasuke sambil melepaskan pelukannya pada naruto. Dan berdiri tegak.
Naruto terkekeh melihat hubungan sasuke dan sang keponakan yang tidak pernah akur itu. Sementara pemuda bertampang datar yang tadi mengintrupsi kegiatan mereka mengangkat bahunya tak acuh. "Aku hanya menyampaikan pesan" jawabnya. Sasuke mendecih.
"Berhentilah menggoda pamanmu, yuuki. Lagipula, kau tidak sekolah? Ini kan masih jam sekolah..." naruto bangkit dari duduknya. Dan menghampiri anak tunggal dari kakaknya itu. "Sekolahku di bubarkan lebih cepat jichan. Karena tiba - tiba saja ada kejadian yang mengejutkan terjadi tak jauh dari Sekolahku" jawabnya cuek. "Dan kurasa, gurumu pasti menyuruh para muridnya untuk langsung pulang kerumah kan?" sasuke mengikuti kedua orang yang berjalan beriringan di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Missing Child
FanfictionRasa bahagia saat sang buah hati hadir dalam keluarga kecil mereka.. "Dia manis, mirip dirimu, dobe" senyuman tak bisa ia sembunyikan lagi. "Tapi matanya tajam sepertimu teme" Air mata tak dapat lagi terbendung tatkala mengetahui sang buah hati tak...