Ruangan itu di penuhi kabut tebal, pintu yang tadinya masih terlihat kokoh kini hancur menjadi serpihan - serpihan kecil. Lantai di sekitar pintu ambruk ke lantai di bawahnya. Beberapa meter dari pintu tersebut, terlihat beberapa tubuh tergeletak tak sadarkan diri. "U-ugh.." salah satu tubuh mulai bergerak. Dengan sedikit bergetar tubuh itu mendudukan dirinya. Ia mengedarkan pandangannya kesekitar. Lalu matanya menangkap tubuh lain yang masih tidak sadarkan diri. Dia merangkak pada salah satu tubuh terdekat. "Hei,, neji,, sadarlah.." panggilnya pada tubuh itu sembari mengguncangnya pelan. Neji mengerang, "gaara.." gumamnya memanggil orang yang tadi membangunkannya. "Kau tidak apa - apa?" sambungnya. Gaara menggeleng.
"Ugh,," gaara dan neji menoleh ke arah kiri, mereka melihat kyuubi dan itachi juga sudah sadar. "Dimana naruto, sasuke dan menma?" tanya kyuubi saat tidak mendapati kedua adik dan keponakannya. "Aku tidak tahu, tadi mereka begitu dekat dengan ledakan,," neji mengedarkan pandangannya mencari ketiga orang itu. Begitu pula dengan yang lainnya. Neji menajamkan pandangannya saat melihat sebuah siluet tak jauh dari pintu yang meledak tadi. "Mungkin itu menma" gumam neji, gaara menatap pada arah yang di tunjuk oleh neji. "Ayo kita kesana"
========😱😱😱😱😱😱=======
Desc: naruto © masashi kishimoto
Pair: sasunaru and other
Rated: T
========happy reading=======
"Kaachan! Touchan! Bertahanlah!" menma berseru memanggil kedua orang tuanya yang kini tergolek lemah di pangkuannya. tadi, sesaat sebelum ledakan, mereka yang menyadari adanya benang itu segera menjauh dari pintu laboratorium. Tapi sayangnya, mereka tidak memiliki waktu yang cukup untuk terhindar sepenuhnya dari ledakan itu. Mereka bertiga terlempar cukup jauh sampai membentur dinding besi. Kalau saja kedua orang tuanya tidak melindunginya, sudah di pastikan menma juga akan terluka parah seperti kedua orang tuanya.
Naruto mrngalami luka di kepala dekat telinga, tidak terlalu dalam, tapi cukup untuk membuatnya terus mengeluarkan darah, di keningnya pun terdapat goresan kecil, mungkin akibat terkena serpihan pintu laboratorium yang hancur, bahkan kakinya terdapat luka bakar akibat ledakan tadi. Sasuke sendiri mengalami luka yang sedikit lebih parah lagi dari naruto karena ia berusaha menyelamatkan 'istri' dan anaknya. Punggung yang dulu pernah terluka akibat ledakan di sekolah yuuki kini kembali terluka. Bekas tembakan menma pun kembali mengeluarkan darah —karena sasuke terlalu banyak bergerak— ditambah luka robek di pelipisnya.
Tangan naruto terangkat menuju pipi sang anak, "j-jangan cemas.. Kami baik - baik saja.." gumamnya. "Baik - baik saja apanya? Kenapa kalian melindungiku dan malah membiarkan kalian sendiri terluka?" sasuke terkekeh lemah. "Karena kau anak kami. Tubuh kami akan bergerak dengan sendirinya untuk melindungi anak kami.. Itulah insting orang tua" balasnya. "Menma,, jangan memasang tampang merasa bersalah begitu,, kami sungguh baik - baik saja." dengan sedikit kesusahan naruto dan sasuke bangkit. "Kaachan, touchan.. Kalian terluka.." lirih menma. "Luka ini bukan apa - apa di bandingkan kami harus kehilangan dirimu.." ujar naruto lembut. Menma menatap keduanya penuh haru.
"Hei,, kalian baik - baik saja?!" dari dalam kabut yang masih mengepul, terdengar suara kyuubi yang berseru. Tak lama kemudian sosok itachi, kyuubi, neji dan gaara terlihat. Mereka berhenti di hadapan sasuke, naruto dan menma. "Kalian selalu saja memaksakan diri" gerutu gaara saat melihat sepupu dan sahabatnya terluka parah. Ia dan neji menghampiri keduanya dan mulai melakukan pertolongan pertama. Kyuubi menatap ke arah laboratorium yang kini telah hancur pintunya. "Sepertinya kalian harus segera menyelesaikan pengobatannya. Bahaya selanjutnya sebentar lagi akan datang" kyuubi menatap tajam pada bayangan beberapa orang yang muncul dari balik kabut yang mulai menipis. Itachi dan yang lainnya ikut menatap pada arah yang sama dengan kyuubi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Missing Child
أدب الهواةRasa bahagia saat sang buah hati hadir dalam keluarga kecil mereka.. "Dia manis, mirip dirimu, dobe" senyuman tak bisa ia sembunyikan lagi. "Tapi matanya tajam sepertimu teme" Air mata tak dapat lagi terbendung tatkala mengetahui sang buah hati tak...