Saat itu, kiba berjalan sembari bersenandung bahagia. Di tangannya tergenggam sebuah bento yang ia buat tadi pagi untuk di serahkan pada shikamaru, kekasihnya sejak masa sekolah menengah dulu.
'Semoga shikamaru menyukainya' batinnya sembari tersenyum bahagia. Dia amat bahagia memiliki shikamaru sebagai kekasihnya, terlebih saat kedua orang tuanya tiada. Hanya shikamarulah yang menemaninya hingga ia lupa akan kesedihannya.
Kaki jenjangnya menyusuri koridor sekolah menuju kelas terakhir yang di ajar oleh shikamaru sebelum bel istirahat berbunyi. Dan ketika ia sudah dekat dengan kelas tujuannya, kiba dapat melihat shikamaru baru saja keluar dari kelas itu. Kiba mempercepat langkahnya menghampiri shikamaru.
"Hai, shika" sapanya pada pria berambut mirip daun nanas itu. Shikamaru tersenyum. "Hai" balasnya lembut, tangannya dengan aktif mengelus surai coklat kiba. Kiba sendiri tersenyum senang, tak lupa semburat merah muda yang menghiasi pipinya. "Ini untukmu" kiba menyodorkan bento yang sedari tadi di genggamnya pada shikamaru.
Shikamaru menerimanya dengan senang hati, membuat kiba makin melebarkan senyumnya. "Wah,, nara-sensei enak ya,, dibuatkan makan siang oleh kiba-sensei.." senyum kiba hilang seketika saat mendapati uchiha yuuki muncul dari balik punggung shikamaru. Dia baru menyadari kalau pemuda uchiha itu sedari tadi bersama kekasihnya.
"Kenapa? Kau mau?" terdengar suara shikamaru membalas perkataan yuuki. "Eh? Memang Sensei mau membaginya denganku?" suara pemuda itu terdengar dengan nada senang yang aneh di telinga kiba. Perasaan aneh yang ia kenal.
"Tidak. kalau kau mau, minta saja pada pacarmu sana" perkataan shikamaru sukses membuat yuuki merengut. Dan kiba merasa dadanya berdenyut nyeri saat melihat shikamaru terkekeh geli sembari mengacak surai raven pemuda uchiha itu. Terlebih, shikamaru dengan entengnya membagi bento pemberiannya pada yuuki.
Di hari yang lain, seusai sekolah, kiba membereskan perlengkapan mengajarnya dengan sedikit terburu - buru. Kiba sudah tidak sabar ingin memberikan hadiah untuk shikamaru. Hadiah yang sudah ia siapkan jauh - jauh hari untuk ia berikan pada pria nanas itu di hari jadi mereka, dan hari inilah hari spesial itu. Kiba meninggalkan kelas yang telah kosong karena sudah di tinggalkan para penghuninya—muridnya— sejak tiga puluh menit yang lalu.
Dengan langkah riang kiba menyusuri koridor untuk mencari shikamaru. Di tengah jalan, ia bertemu dengan shino—guru biologi— dan memutuskan untuk bertanya padanya keberadaan kekasihnya itu. "Nara-sensei sedang memberikan detensi pada salah satu murid kelas sepuluh di ruangannya." itulah jawaban yang di berikan oleh rekan kerjanya.
Entah kenapa perasaannya jadi tak enak. Setelah mengucapkan terima kasih pada shino, kiba kembali melanjutkan langkahnya menuju ruang shikamaru. Tak butuh waktu lama, kiba telah sampai di depan pintu ruang shikamaru. Tangannya telah bersiap membuka pintu yang tertutup itu saat matanya menangkap sesuatu yang membuat hatinya mencelos dari sela gorden yang terbuka sedikit agak lebar.
Celah yang cukup untuk membuatnya dapat melihat shikamaru. Yang sedang memeluk seorang pemuda berambut raven. Shikamaru sendiri sedikit membungkuk, sehingga rambutnya yang terurai menghalangi wajah mereka berdua yang berdekatan. Kiba tahu itu adalah yuuki. Dan dengan posisi itu, kiba yakin bahwa kedua orang itu sedang berciuman.
Kado di tangan kiba terjatuh kelantai. Dengan perasaan tak karuan, kiba menjauhi ruangan shikamaru. Air mata tak dapat ia bendung lagi. Perasaannya telah hancur. Dia tak punya lagi siapapun. Apapun. Maka dari itu, dia berada di sini. Berdiri di pinggir atap gedung berlantai lebih dari 20 lantai itu. 'Aku sudah tidak punya siapapun lagi.. Mungkin akan lebih baik jika aku menyusul kaachan dan touchan..' kiba mulai mencondongkan tubuhnya kedepan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Missing Child
FanfictionRasa bahagia saat sang buah hati hadir dalam keluarga kecil mereka.. "Dia manis, mirip dirimu, dobe" senyuman tak bisa ia sembunyikan lagi. "Tapi matanya tajam sepertimu teme" Air mata tak dapat lagi terbendung tatkala mengetahui sang buah hati tak...