chapter 20 -masa lalu 2-

3.2K 331 57
                                    

Desc: masashi kishimoto

Pair: sasunaru and other

Rated: T+

========happy reading=======

Beberapa bulan setelah pernikahan naruto dan sasuke. Sai mendapat kabar dari sakura bahwa naruto saat ini tengah mengandung. Dan saat itu juga, sai langsung berlari menuju ke rumah sakura untuk memastikan dia baik - baik saja setelah mendapat kabar itu. Namun, ketika ia sampai di sana, dia tidak menemukan sakura di manapun. Menurut tetangganya, sakura pergi setelah menerima telepon dari seseorang yang sakura panggil naruto. "Sakura marah - marah, bicara soal kehamilan dan pengejaran perampok yang akan beraksi malam ini. Lalu dia pergi" jawab si tetangga.

Perasaan sai tidak enak. Mengenai sakura, juga mengenai perampok yang akan beraksi malam ini. Jelas saja ia khawatir mengenai perampokan itu. Karena perampok yang di maksud adalah ayahnya. Sai menatap jam yang melingkar di tangannya. 'Sial! Saat ini pasti ayah sudah menjalankan aksinya' pikirnya.

Naruto menatap teman - teman seprofesinya yang tengah mengintai sebuah bank swasta yang di duga sasaran dari para perampok buronan itu. Walaupun dia tengah hamil, dia memilih tetap menjalankan tugasnya. Ya, dia berniat ikut andil dalam penangkapan kali ini. Lagipula, sasuke dan keluarganya belum mengetahui kehamilannya. Kalau tidak, mana mungkin dia bisa bekerja sekarang? Keluarga dan suaminya yang over-protektive itu jelas tidak akan mengizinkannya. Tangannya bergerak, mengelus perutnya yang masih rata itu lembut. "Sayang,, kuatkan kaachanmu ini supaya bisa menjalankan tugas dengan baik.." gumamnya. Semakin lama ia menunggu target beraksi, perasaan naruto tidak enak. Entah kenapa, naruto merasa akan kehilangan sesuatu.

"Apa yang sedang kau pikirkan?" naruto mengalihkan tatapannya pada sasuke yang kini berdiri di sampingnya. "Hanya sedang memikirkan untuk memberi hadiah spesial di hari ulang tahunmu besok" jawab naruto. Sasuke menautkan kedua alisnya.  "Besok hari ulang tahunku?" tanya nya. Naruto mendengus. "Kau itu, kalau menyangkut diri sendiri selalu saja lupa" komentar naruto. "Pikiranku selalu di penuhi olehmu. Jadi, tidak ada ruang untuk hal - hal tidak penting" sasuke berniat melingkarkan tangannya di perut naruto, tapi naruto mencegahnya. "Gombal" gumam naruto sebelum mendaratkan kecupan singkat di bibir suaminya. Setelah itu dia berlari kecil meninggalkannya. Sasuke termenung, dia terdiam sembari menatap tangannya. 'Rasanya ada yang berbeda dari perut naruto.. Dan perasaan hangat yang menjalar di hatiku ini... Apa?' batinnya mengingat perasaan aneh saat tangannya yang sempat menyentuh perut naruto sebelum naruto mencegah dirinya memeluk pemuda itu. Hati seorang ayah, tak bisa di bohongi. Tapi sayangnya, sasuke tidak mengetahuinya. Tentang kehamilan naruto.

Perampok itu berlarian keluar gedung bank untuk menghindar dari kejaran para polisi. Shimura danzo, sebagai pemimpin mereka mengomando para bawahannya untuk berpencar. Baku tembak terjadi, jalan raya yang tadinya terlihat tenang dan damai. Kini terdengar lebih bising dari pada biasanya. Suara tembakan dimana - mana, jeritan panik dari para pengguna jalan yang berusaha menyelamatkan diri dari serangan peluru. Naruto dan sasuke serta beberapa polisi muda lainnya sebisa mungkin menjauhkan para warga awam dari area baku tembak. "KAASAN! TOUSAN!" jeritan itu membuat sasuke dan naruto mengedarkan pandangannya mencari tahu dari mana asal suara tersebut. Dan mereka menemukan seorang pemuda berambut coklat dan memiliki sesuatu seperti tato berbentuk segitiga terbalik di kedua pipinya. Seragamnya di penuhi darah dari dua orang yang tergeletak di jalanan itu. Kepala dua orang yang tergeletak itu berlubang.

"Sasuke, kita harus menyelamatkannya sebelum dia jadi korban seperti kedua orang tuanya" seru naruto pada suaminya itu. Sasuke mengangguk, mereka berdua menghampiri pemuda yang tengah menangis itu. "Hei, disini berbahaya. Sebaiknya kau ikut kami pergi dari sini.." bujuk naruto begitu mereka berdiri di hadapan pemuda itu. Si pemuda menggeleng. "A-aku tidak mau. Jika kedua orang tuaku tiada, lebih baik aku ikut mereka saja.."  gumam pemuda itu. "Dengarkan kami, kau tidak bisa berada disini. Kau jangan membahayakan dirimu" sasuke ikut membujuk, walaupun itu bukan keahliannya. "Tidak mau" pemuda itu menggeleng. "Ta—"

Missing ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang