9. All Of Me (revisi)

16.1K 889 31
                                    

Vote yuk!

-----------

Rilla menggerutu sepanjang ia menemani anak-anak di Aula. Ia tak henti-hentinya menyalahkan Bu Jul yang seenaknya memeberi soal tak tanggung-tanggung kepada calon sekretaris dan bendahara di kelasnya. Dalam duduknya, Rilla berniat berdiri lalu menghadap Bu Jul dan mengajukan protes. Namun, Nanta segera melarangnya, ia memberitahu jika Rilla mengatakannya maka ia sama saja berbicara sendiri, Bu Jul tak akan pernah menerima protesnya.

Tes itu berjalan dengan waktu 3 jam. Rilla sudah menghabiskan  botol mineral saking gregetnya. Ia melihat Feli mendekatinya dengan wajah amat kusut. Ia sebenarnya tak menyangka Feli akan ikut tes ini, padahal ia sudah membujuk namun Feli malah mengabaikannya. Giliran Xio mengancamnya, anak itu malah langsung menyanggupi menjalani tes bendahara.

“Itu guru lo lagi PMS ya? Sumpah di nota belanjaannya banyak banget yang isinya pembalut. Pantes aja gue disiksa kek gini.” Keluhnya saat ia berhadapan dengan Rilla.

“Bukan urusan gue, yuk!” ia menarik tangan Feli menuju ke Paradise karena saat ini masih jam istirahat. Ia tau jika lelah, sahabatnya ini akan terus mengomel tak ada hentinya. Makanya, ia membawa Feli ke Paradise untuk menyumpal mulutnya dengan snack yang semalam ia beli di minimarket dekat rumahnya.

Di paradise, Aurel rupanya sudah menunggu dengan ditemani beberapa bungkus kacang yang kulitnya berserakan dimana-mana. Mungkin ia membuangnya sembarangan setelah mengupasnya. Rilla berdecak, lagi-lagi ia harus membereskan ulah Aurel yang mengotori tempatnya.

Feli langsung menghempaskan badannya di sofa samping Aurel. Ia memejamkan matanya lelah, sementara Rilla mengambil sapu untuk menyapu kotoran yang disebabakan oleh Aurel.

“Eittt mau ngapain lo?” tanya Aurel saat Rilla mulai menyapu.

“Lo gak liat gue lagi ngapain?”

“Biar gue aja, gue yang makan masak lo yang bersihin.” Aurel bangkit dari duduknya lalu mengambil sapu di tangan Rilla. Rilla dan Feli saling pandang dengan isyarat mata yang menyatakan kenapa temannya tiba-tiba rajin seperti ini. Biasanya Rilla yang menyapu bekas kulit kacang yang mereka makan, tapi kali ini entah kenapa Aurel mau menyapu. Feli mengangkat bahunya tak tau saat mata Rilla melirik Aurel sekilas.

“Aduh.. besok pagi gue pasti gak bisa bangun. Kepala gue rasanya mau pecah.” Cetus Feli tiba-tiba. Rilla menatap Feli yang sedang memgangi kepalanya dengan ekspresi sakit yang dibuat-buat.

“Lebay lu!” ia melempar kulit kacang yang entah sejak kapan ada ditangannya. Feli menghindar.

“Emangnya kenapa kepala lu sampe sakit kek gitu?” Aurel menyahut namun matanya masih fokus dengan kegiatannya menyapu.

“Gue ikut tes-nya Bu Galak.”

Aurel menoleh tak menyangka, pasalnya tadi pagi Rilla sudah menanyakan perihal itu dan Feli menjawab tak akan mengikutinya. “Lo ikut tes itu?”

Rilla dan Feli mengangguk bersamaan. “Kok bisa?” tanya Aurel pensaran.

“Itu tadi-”

“Gak usah diceritain! Sebel gue.” Sungut Feli membuat Rilla menahan tawanya sementara Aurel bingung ditempatnya.

“Emangnya soal yang Bu Jul kasih sulit ya?”

“Wah lo kek gak tau Bu Jul kek apa. tau gini, gue gak akan ikut tadi!”

“Suruh siapa lo ikut!” ucap Aurel membuat Feli semakin kesal dengan Xio.

“Stop! Ga usah dibahas, gue lagi gak mood bahas anak itu.” Aurel mengernyit mendengar ucapan Feli. Rilla yang paham jika Aurel tak tau siapa anak yang dimaksud Feli, ia membisikkan sesuatu kepada Aurel.

My Perfect RivalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang