4. Crazier (revisi)

18.6K 1.2K 44
                                    

"JUm'at kLIEwon SAtu NOVEmber."

***

Hari kedua sekolah, hari ini adalah hari dimana para wali kelas masuk ke kelasnya masing-masing. Di IPA 4, Rilla masih setia duduk di bangkunya disamping Aurel dan Feli di belakangnya dengan Udin.

Suasana kelas masih seperti biasanya, ramai dengan celoteh murid perempuan yang sulit diajak untuk diam walau sekejap. Sedangkan para murid laki-laki sedang bermain play stations di meja guru yang dekat dengan stop kontak agar mereka bisa main sambil mengisi daya baterai laptopnya. Di tempat duduk barisan dua paling kanan, Rilla terlihat sedang memainkan handphone-nya. Ia membuka instagram sekedar melihat tanggapan di postingan foto yang ia ambil kemarin sore. Sebuah foto dimana mereka yang sedang makan ice cream, hanya Aurel dan Feli yang terlihat sebab Rilla yang memfotonya. Instagram Rilla banyak foto tentang pemandangan alam. Ia jarang mengambil fotonya sendiri. Berbeda dengan Rilla yang jarang upload foto dirinya, di instagram Aurel semua berisi foto dia. Dengan banyak gaya dan tatanan kamera, muka Aurel tak pernah absen dari fotonya. Sedangkan Feli lebih sering mengupload rambut ombrenya. Rilla menutup instaram, beralih ke aplikasi LINE, lalu WA. Seperti itu terus sampai ia merasa bosan.

Rasa bosan itupun menghinggapi Rilla. Ia mendongak menatap ke arah pintu untuk melihat apa sudah ada guru yang akan memasuki kelasnya. Namun belum ada tanda tanda guru yang akan menjadi wali kelasnya akan memasuki kelas. Ia memutar matanya ke seluruh kelas, melihat satu persatu kegiatan teman sekelasnya. Mata itu berhenti tepat di tiga orang yang sedang bercanda. Ia mengedipkan matanya bekali kali memastikan ia salah melihat. Tentu saja itu hal sia sia, karena yang ia lihat adalah 3 orang makluk bernama Nanta, Obee si kembarannya Aurel dan teman Nanta yang bertengkar dengan Feli kemarin saat di kantin.

‘mereka bertiga sekelas sama gue?’

Batinnya mengatakan demikian. Air mukanya berubah masam mengetahui fakta tersebut. Ia kembali pada handphonenya, namun seseorang muncul dari balik pintu dengan senyum yang cerah.

“Selamat pagi anak-anak!!” guru muda itu memberi salam lalu duduk di tempatnya.

Ia memakai baju batik yang sangat cerah warnanya, secerah semangatnya. Dengan suaranya yang halus ia menyapa anak didiknya. Guru itu masih muda, baru berumur sekitar 23 tahun-an. Penampilannya juga sangat trendy, cocok dengan gaya anak muda zaman sekarang, bedanya ia terlihat lebih sopan.

“Sudah kenal saya?” tanya nya dengan nada ramah.

“SUDAH BUUUU!” jawab seluruh siswa serempak.

“Siapa coba?” katanya memberi peluang para siswa untuk memberi tahu nama si guru muda ini.

“Bu-Julie-nan-cantik-jelita-cetar-membahana-melebihi-samudra antartika-sampai-sampai-para-siswa tak-bisa-menutup-mata-saking-cantiknya!” kata seseorang dengan cepat dari baris paling kiri. Rupanya itu Xio. Bu Julie terlihat senang karena dipuji seperti itu oleh Xio. “Tapi sayang jomblo!” tambah Xio, seluruh siswa langsung menertawai ucapan Xio. Bu Julie atau akrab disapa Bu Jul ini terlihat merah mukanya menahan malu. Sudah menjadi rahasia umum jika guru cantik ini jomblo. Bukan karena tak kurang cantik, namun guru muda itu terlalu judes ketika ada seorang pemuda yang mendekatinya.

“Sudah-sudah! Memang kenapa kalau saya jomblo, emang situ gak jomblo apa? Jomblo kok ngatain jomblo!” balas Bu Jul mendapat sorakan dari siswa. Xio yang dikatai seperti itu hanya mengelus dada, membenarkan ucapan Bu Jul.

"Bu! Nama lengkap Ibu siapa?" Tanya Feli iseng.

"Nama lengkap Ibu ya bagus dong, JULIE SANOVE." ungkapnya mengeraskan nama lengkapnya. Dengan percaya diri, ia menuliskan nama lengkapnya di papan tulis.
"Artinya apa Bu?" Rilla ikut ikutan bertanya, iseng.

My Perfect RivalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang