1

167K 8.3K 212
                                    

1

Kau datang lagi.

Kau memakai topi beanie-mu yang biasa. Tersenyum pada penjaga kasir yang tak jauh dari tempatku ditaruh. Tiap lorong toko ini kau lewati. Namun tak sekalipun kau melihatku. Kau mencari sesuatu yang tak pasti. Yang sampai sekarang pun aku tak tahu.

"Tuan, sebenarnya kau mencari apa?" tanya penjaga kasir.

Kamu berhenti berjalan. Lagi-lagi senyum hangatmu terukir. Membuatku ingin tersenyum namun tak sanggup.

"Aku mencari sesuatu yang membuat diriku lengkap," jawaban darimu tak kumengerti begitupun penjaga kasir.

"Kau mencari--benda?" tanya penjaga kasir lagi, kali ini ia terdengar tidak yakin.

Senyummu tak berubah saat menjawab dengan kalem. "Ya. Tapi dia punya jiwa."

"Oh," penjaga kasir tampak terkejut. Mungkin dia berpikir pelanggannya sudah gila. Tiba-tiba penjaga kasir itu menatapku. Mengambilku dan menyorongkannya padamu. "Boneka ini mungkin memilikinya."

Apa? Apa dia bercanda?

Kau mengamatiku. Dari atas sampai bawah. Seolah rambut pirang dari busa dengan mata mainanku adalah berkah. Kau tersenyum pada penjaga kasir. "Ya, aku akan membelinya. Dimana kau menemukan dia?"

"Di pojok jalan. Boneka ini seolah terus menatapku. Jadi aku mengambilnya," ucap penjaga kasir itu jujur.

"Boneka yang cantik," kamu memujiku. Kau tahu? Aku senang sekali hingga bibirku ingin membentuk senyuman.

"Benar," tangan kasar penjaga kasir mengelus rambutku sayang.

"Aku akan beli. Berapa harganya?" tanyamu pada penjaga kasir.

Aku tak mengingat detailnya. Namun setelah itu, kau menggendongku dengan lengan kuatmu dan membawaku keluar toko.

Kau tahu? Aku sangat senang berada di dekapanmu meski hanya sebagai boneka.

YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang