15
"Yang ini!"
Kau menunjuk sebuah kasur berwarna merah muda dengan garis berombak warna biru. Membuat aku juga pelayan spg tersentak dan berhenti. Wajahmu tampak seperti anak kecil saat menunjuk kasur untukku.
"Yang ini! Yang ini!" ucapmu lagi, beberapa orang melihatmu bingung.
Aku menganggukkan kepala sambil tersenyum lebar. Pilihanmu bagus. Aku senang kau mau membelikan itu untukku. Tapi—
"Hei, tidak ada bantahan, ingat?" kau memperingati saat melihat wajahku kusut.
Lenganmu melingkari pundakku seiring langkah kaki kita menuju kasir. Penjaga kasir tersenyum melihat kita.
"Selamat siang, Tuan-Nyonya. Kalian pasangan, ya?" tanya penjaga kasir itu dengan senyum ramah.
Secepat api menyulut, pipimu memerah. Kau mengerjapkan mata beberapa kali. Menggaruk rambutmu dan melirikku sekilas. Aku tidak mengerti kenapa kamu segugup itu karena kita disebut 'pasangan'. Memang pasangan itu apa?
"Selamat siang. Ya, kami pasangan," jawabmu seraya membuka dompet, mengeluarkan sebuah kartu persegi panjang dan memberinya pada penjaga kasir. Kau melirikku. "Itu namanya kartu ATM, Angel."
Aku manggut-manggut. Kartu persegi panjang tadi adalah kartu ATM. Aku bahkan tidak tahu ATM itu apa.
Selesai membeli kasur dan menyewa jasa pengangkutan barang, kita berdua duduk di pinggir air mancur sembari memakan es krim. Kau rasa vanilla, aku cokelat. Semilir angin membuat suasana menjadi sejuk dan damai. Tangan kita tertaut, kau mengusap punggung tanganku dengan ibu jarimu. Entah kenapa perlakuan itu membuatku tenang.
"Angel?" panggilmu dengan nada tanya.
Aku menengok.
Kulihat wajahmu dari samping. Kau tidak melihatku, melainkan melihat gumpalan awan-awan di langit. Bisikan suaramu terdengar kala aku ikut menatap langit.
"Yang itu. Angel," ucapmu seraya menunjuk salah satu gumpalan awan yang berbentuk orang dengan sayap, kau menengok ke arahku setelahnya. "Sama sepertimu."
Pipiku memerah, entah kenapa. Jantungku langsung berdetak melebihi ritme yang biasanya. Aku menunduk supaya kau tidak melihatnya. Namun, kau terlanjur melihatnya dan tawamu berderai.
"Ya ampun, Angel. Kamu bisa blushing juga ternyata," tawamu semakin menjadi kala aku cemberut.
Aku berdiri, menunjuk salah satu tempat sampah yang berada di pinggir jalan. Kutunjuk es krimku yang tinggal plastiknya, kau mengangguk saat mengerti aku ingin membuang sampah ke tongnya.
Lagipula, aku malu jika kau terus-terusan menggodaku.
Langkahku pelan menuju tempat sampah itu. Aku jarang pergi sendiri tanpa kau di sampingku. Rasanya aneh meski hanya berjarak beberapa meter dari tempat kamu berdiri.
Fokusku hanya pada tempat sampah itu, hingga aku tak sadar ada apa di depanku.
Ketika aku menabrak seorang wanita paruh baya yang berjalan berlawanan arah denganku, aku meringis tanpa suara. Aku terjatuh, bersamaan dengan itu terdengar suara barang-barang jatuh ke aspal.
Aku mengatupkan kedua tangan, mengisyaratkan permohonan maaf. Wanita paruh baya itu tampak tenang, dia memaafkanku dan mulai memungut barang-barangnya yang jatuh. Aku membantunya.
"Lain kali, jika berjalan, lihat apa yang ada di depanmu, ya," akhirnya wanita itu berbicara kala semua barangnya berada di tasnya. Dia mendongak untuk menatap parasku, sedetik kemudian senyum yang menghias di bibirnya perlahan menghilang.
Wanita itu menjerit histeris. "ANALISE!!!"Aku tersentak. Siapa Analise?
"Analise, akhirnya Ibu menemukanmu!" bulir air mata berjatuhan melewati pipi wanita paruh baya itu.
Kedua tangannya mengatup wajahku, matanya menjelajahi seluruh parasku seolah dia merindukannya. Tatapan kasih sayang wanita itu mengingatkanku pada sesuatu, entah apa.
"Analise, ayo pulang sama Ibu. Ayah sama Flynn pasti senang melihatmu pulang," wanita itu memelukku lama, aku menghirup wangi keibuan di tubuhnya.
Lagi-lagi aku mengingat sesuatu yang samar. Tubuhku membeku, tidak bisa bergerak barang sedikitpun. Wanita itu melepas pelukan kami dan berdiri. Dia menggenggam tanganku untuk ikut dengannya.
Namun, aku teringat tentangmu secepat aku berkedip.
-
haii!
wih setelah lama gak update akhirnya update juga. gue liat support kalian di kolom komen chapter 14, gue langsung senyum dan semangat buat nulis lanjutannya!
thankyou c:
KAMU SEDANG MEMBACA
Yours
Teen FictionKau tahu ketika aku beranjak tidur yang terakhir kali kupikirkan siapa? Kamu. Kau tahu ketika aku bangun dari tidur yang pertama kali kuingat siapa? Kamu. Namun aku tahu kau sama sekali tidak mengingat atau memikirkanku. Mengapa? Karena aku hanya ba...