8
Setelah kita berjalan-jalan di kota yang tidak pernah tidur ini, kau memutuskan untuk duduk santai sembari memakan es krim.
Aku sangat menyukai makanan yang kau sebut es krim. Dingin di tenggorokanku dan rasanya manis. Aku meminta tambah. Dengan senang hati kau memberiku satu cone es krim lagi.
"Bagaimana? Kota ini indah 'kan?" tanyamu.
Mataku menyapu pada pemandangan kota New York. Ya, kota ini sangat indah. Banyak sekali balok-balok tinggi yang mencakar langit. Para pejalan kaki memiliki wajah yang beragam. Ada juga kelompok remaja dan renta. Semuanya seolah berkumpul menjadi satu kesatuan tanpa mereka sadari.
Aku menulis pada papan. Sedikit rasa bangga menyelip di hati karena bentuk tulisanku membaik.
Ya. Aku tidak bosan melihat pemandangannya.
"Kau baru lihat ini," ucapmu kalem. "Lain kali aku akan menunjukkan yang lebih indah."
Perkataanmu menggelitik bibirku untuk membentuk senyuman. Kau selalu menjagaku dengan baik. Seolah aku ini kaca porselain yang mudah pecah. Tapi di satu sisi, kaca porselain sangat indah.
Semoga kau juga menganggapku indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yours
Teen FictionKau tahu ketika aku beranjak tidur yang terakhir kali kupikirkan siapa? Kamu. Kau tahu ketika aku bangun dari tidur yang pertama kali kuingat siapa? Kamu. Namun aku tahu kau sama sekali tidak mengingat atau memikirkanku. Mengapa? Karena aku hanya ba...