6

70.5K 5.7K 78
                                    

6

Kau mengajariku banyak hal.

Mulai dari memainkan alat musik, berdansa, mengoperasikan benda kotak yang kau sebut ponsel, sampai berenang. Hanya ada satu yang tidak bisa kau ajarkan; membuatku bersuara. Entah mengapa aku mengingat film yang kau tunjukkan tadi siang.

Little Mermaid.

Dulu, Ariel adalah putri duyung. Dia menyukai seorang pangeran. Karena hal itulah dia ingin menjadi manusia. Namun saat keinginannya terwujud, suaranya tidak bisa keluar.

Aku menatap jendela dengan pemandangan bintang yang berkerlap-kerlip. Aku tahu namanya bintang sewaktu kau memergokiku sedang menggapai titik terang itu. Kau berkata, "Kau sedang apa? Bintang tidak mungkin tergapai."

Sekelebat pikiran membuatku merasa sedih. Apa mungkin nasibku nanti berbeda dengan Ariel? Di akhir cerita, Ariel hidup bahagia dengan Pangeran.

Sementara aku?

Bagiku, kau seperti bintang. Tidak mungkin tergapai.

Pintu utama terbuka. Kulihat kau berjalan terhuyung. Tertawa-tawa sendiri seolah ada hal lucu. Kau terduduk di lantai, masih tertawa. Dengan khawatir, aku berjalan ke arahmu. Kutepuk bahumu berkali-kali.

Dengan mata sayu kamu menatapku. Di saat seperti ini pun kau tetap tersenyum. Kau menarik kepalaku, membawaku ke pelukan.

"Aku tidak seperti bintang. Kamu bisa menggapaiku kapan saja," ucapanmu nyaris membuatku menangis.

Suara dengkuranmu setelahnya membuatku tidak yakin. Apakah kau benar-benar serius dengan perkataanmu tadi? Atau hanya igauan belaka?

Aku takut harapan tinggi ini membuatku kecewa pada akhirnya.

YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang