18
Hari ini, kau seperti biasa. Pergi. Aku sendirian di rumah. Hanya menonton tv dan melakukan hal yang bisa kulakukan. Sejak suaraku muncul, semuanya mengalir alami. Perasaanku, juga. Tiap hari makin tumbuh.
Aku bertanya-tanya apa perasaanku padamu hanya semu, sementara, atau sebenarnya ini hanya karena aku berpikir kau selalu ada di saat aku butuh. Mungkin kalau kau tidak membeliku—sebagai boneka—di toko kelontong itu, aku tetap berada di sana. Berdebu. Menunggu sesuatu.
Kian hari aku memikirkan semuanya, aku makin gerah. Aku ... entahlah. Ada sesuatu yang salah. Aku pun masih memikirkan wanita yang mengaku sebagai Ibuku. Aku juga memikirkan tawa melengking seorang wanita di mimpiku.
Juga, orang yang membantuku menyelamatkan seekor kucing di taman.
Rasanya, ketiga orang itu, seperti terkait. Dan juga kamu.
Seharusnya, aku bisa mengingatnya. Mengingat wanita yang mengaku Ibuku, wanita yang tertawa melengking, dan orang yang membantuku.
Mereka ... familiar.
Terlalu nyata untuk aku tepis.
Aku mulai berpikir sesuatu yang menurutku bisa menjawab semua pertanyaanku. Lalu, kulirik album foto di bawah tv. Ketika aku ingin membukanya, kau selalu bilang, isinya membosankan. Hanya foto-foto keluarga. Jadi, aku tidak membukanya.
Dan sekarang, ada keinginan kuat untukku membuka album itu.
Aku melangkah menuju album foto yang tersusun rapi di rak bawah tv. Setelah mengambilnya, satu persatu halaman pun kubuka. Memang, tak ada yang spesial. Hanya foto-foto keluargamu. Yang membuatku tertarik hanya fotomu saat masih kecil.
Lalu, kubuka halaman tengah.
Aku menahan napas.
Di dalam foto saat kau kira-kira berusia tujuh belas, ada aku di sampingmu. Aku dan kau saling merangkul, dengan senyum lebar. Aku dan kau memakai topi kelulusan SMA warna hitam, juga pakaian khas kelulusan.
Itu ... benar aku?
Aku terus membuka halaman selanjutnya. Banyak foto kau dan aku. Di berbagai tempat. Bahkan, ada foto saat kau mencium keningku.
Lalu, di akhir halaman, bukan hanya aku dan kamu yang berada dalam gambar.
Ada satu perempuan lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yours
Teen FictionKau tahu ketika aku beranjak tidur yang terakhir kali kupikirkan siapa? Kamu. Kau tahu ketika aku bangun dari tidur yang pertama kali kuingat siapa? Kamu. Namun aku tahu kau sama sekali tidak mengingat atau memikirkanku. Mengapa? Karena aku hanya ba...